Sekolah Inspirasi adalah program pengabdian kepada masyarakat berbasiskan pendekatan psikologis dengan metode hypnoparenting yang berfokus kepada pendidikan karakter anak untuk menjadi generasi unggul yang mempunyai karakter baik

Hello Changemakers! Melihat berbagai permasalahan pasca pandemi, seperti halnya emosional anak tidak terkontrol, pendidikan karakter anak melemah, kebiasaan baru dalam pola keseharian mereka dan cara mendidik yang belum bisa dioptimalkan dengan baik karena terjadinya pembiaran pemakaian gadget pada anak yang berlebihan membuat anak loss control penggunaan internet tanpa adanya filter baik dan buruk sehingga peran praktisi pendidikan dituntut untuk lebih proaktif dalam memberikan edukasi/penyuluhan baik kepada orang tua maupun anak tersebut. Sekolah Inspirasi merupakan salah satu metode edukasi baru yang proaktif untuk mencapai perubahan perilaku. Metode ini dikatakan sangat proaktif karena dapat mempengaruhi psikologis peserta sehingga dapat mempercepat terjadinya perubahan perilaku. Maka program inovasi pengabdian masyarakat yang bernama “Sekolah Inspirasi” dengan tema “Satu Asa, Menginspirasi Dunia” diharapkan mampu mengatasi berbagai persoalan yang kompleks ini dan mampu memberikan feedback yang bagus dan dampak yang besar bagi masyarakat.

Melihat berbagai permasalahan yang ada pada lingkungan tentang kurangnya pendekatan Orang Tua kepada Anak, maka dengan adanya program inovasi ini para Orang Tua bisa lebih dekat dengan Anak dan memberikan pendidikan karakter kepada mereka. Menurut data dari KPAI telah menangani 1885 kasus pada semester pertama pada tahun 2018. Terdapat 504 anak jadi pelaku pidana, dari mulai pelaku narkoba, mencuri, hingga kasus asusila menjadi kasus yang paling banyak (Sumber: Detik.com). Dalam kasus ABH, kebanyakan anak telah masuk Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak (LPKA) karena telah mencuri sebanyak 23,9 persen, kasus narkoba sebanyak 17,8 persen, serta kasus asusila sebanyak 13,2 persen, dan lainnya. Bukan hanya kasus-kasus tersebut, berdasarkan data dari Komisi Perlindungan Anak, tercatat 62,7 persen remaja SMP di Indonesia sudah tidak perawan. Terdapat pula hasil lainnya seperti tercatat 93,7 persen peserta didik SMP dan SMA pernah berciuman, 21,2 persen remaja SMP mengaku pernah melakukan aborsi, dan 97 persen remaja SMP dan SMA pernah melihat film porno. (Kompas.com, 2010) Berdasarkan permasalahan dan tantangan diatas, maka peran praktisi pendidikan dituntut untuk lebih proaktif lagi dalam memberikan edukasi/penyuluhan kepada orang tua dan anak terkait pendidikan karakter. 

Sekolah Inspirasi mengajak kepada seluruh changemakers di seluruh indonesia untuk ikut berpartisipasi dalam campaign ini, karena setiap campaign yang sudah diselesaikan akan dikonversikan dengan uang sebesar 12.500 yang nantinya akan digunakan untuk operasional pengabdian kepada masyarakat.


PeduliKarakterAnakIndonesia

Membentuk generasi emas yang unggul serta mempunyai karakter yang baik.

Interested in Disability & Social Inclusion issue 💪

Melalui aksimu, kamu telah berkontribusi untuk dunia yang lebih baik bersama

Usia 12-18 tahun merupakan usia krusial bagi perkembangan mental anak. Di Indonesia, satu dari tiga remaja Indonesia memiliki masalah dengan kesehatan mental dan satu dari dua puluh remaja Indonesia memiliki gangguan mental. I Am Okay mengajak kamu untuk bisa turut andil dalam edukasi pentingnya kesehatan mental bagi remaja! Dengan mengikuti aksi challenge ini, kamu telah menjadi partisipan dalam edukasi pentingnya kesehatan mental dengan dimulai dari diri sendiri. Kamu yang ikut mengikuti challenge dan menyebarkan hasil challengenya sosial media dengan tag @iamokay.id telah membantu serta mendukung misi Indonesia Emas 2045. Dapatkan hadiah spesial dari kami!

Self-Awareness #ForChange : Ubah Pandangan Kamu Tentang Kesehatan Mental

SelfAwareness ForChange Ubah Pandangan Kamu Tentang Kesehatan Mental

action photo type

Hai changemakers! Kedekatan orang tua dengan anak sekarang mulai terlihat sedikit renggang yah, padahal kedekatan orang tua dan anak itu mempengaruhi karakter anak juga loh, seperti jika anak sedang mempunyai masalah, mereka enggan untuk bercerita karena kedekatan dengan orang tuanya renggang. Ketika kesenjangan komunikasi anak dan orang tua ini terjadi terus menerus di lingkungan keluarga maka akan banyak sekali dampak negatif yang akan bermunculan seperti anak akan acuh terhadap perintah orang tuanya, komunikasi anak tidak harmonis dan potensi bakat dan minat anak sulit dikembangkan.

Mari ikuti challenge #PeduliKarakterAnakIndonesia Untuk berkontribusi dalam membangun kedekatan orang tua dengan anak. Kenapa kamu harus ikuti kampanye ini, tujuannya yaitu supaya orang tua dengan anak semakin harmonis dan anak tidak segan untuk bercerita ketika mereka mempunyai masalah, dari situ kita bisa tau karakter sang anak ketika kita selalu menjalin hubungan baik dan komunikasi yang baik 

Oleh karena itu, untuk menciptakan kedekatan orang tua sebagai penunjang pendidikan karakter anak, mari kita ikuti challenge #PeduliKarakterAnakIndonesia dengan mengupload foto empat aksi yang akan dilakukan berkaitan dengan kedekatan orang tua dan anak. Dengan kamu mengikuti challenge ini, kamu turut memberikan dukungan untuk menjalin kedekatan orang tua dan anak sebagai penunjang membangun karakter anak.

Seluruh donasi yang terkumpul akan digunakan untuk pemberian bantuan sembako, bantuan dana usaha, dan beasiswa kepada para penerima manfaat terpilih. 