A youth organization based in Lampung, Indonesia that focuses on environmental education, especially marine debris and waste management. Established since October 2017, Gajahlah Kebersihan have educated more than 23.400 people from all around Indonesia through its offline and online environmental education projects, including Marine Debris and Waste Management Workshop, Gajahlah Goes to School (GGS), Environmental Online Seminar, Lampung Youth Marine Debris Summit. and currently is going to launch a book called "My Body is A Fish", bringing 25 authors sharing their stories on marine debris and waste management issues.


Kamu tau gak sih? Indonesia menjadi salah satu negara penghasil sampah terbanyak di dunia lho, dengan peringkat ke-2 untuk sampah laut (Jambeck, 2015), ke-2 untuk sampah makanan (Barilla, 2016), dan 10 besar untuk sampah elektronik (Global E-Waste Monitor).
Sampah yang berlimpah ini tidak terkelola dengan baik di Indonesia, sehingga lebih banyak yang berakhir di lingkungan, laut, maupun TPA.

Di Indonesia, setiap orang menghasilkan sekitar 0,8 kg sampah lho per harinya, dan di masa pandemi ini, sebagian besar aktivitas kita lakukan di rumah, sehingga potensi bertambahnya sampah di rumah menjadi semakin besar. Maka dari itu, pengolahan sampah melalui 3AH (Cegah, Pilah, Olah) sudah seharusnya dilakukan dari rumah.

Melalui kampanye #3AHdariRumah, kami ingin mengajak semua orang agar lebih peduli dengan sampah yang kita hasilkan dan bisa mengelola sampah sendiri di rumah.

Foto aktivitasmu saat mengelola sampah di rumah melalui kegiatan 3AH (Cegah, Pilah, Olah). Berikan caption tentang kalimat kepedulian terhadap sampah dan ajakan untuk teman dan rekanmu untuk mengelola sampahnya di rumah serta tambahkan tagar #3AHdariRumah.

3AHdariRumah

Mengajak masyarakat untuk melakukan kegiatan pengelolaan sampah di rumah melalui aktivitas 3AH

Ajak yang Lain Ikutan, Yuk!

action photo type

Melalui aksimu, kamu telah berkontribusi untuk dunia yang lebih baik bersama:

Halo Ocean Rangers!

Kamu tau gak sih? Indonesia menjadi salah satu negara penghasil sampah terbanyak di dunia, lho, dengan peringkat ke-2 untuk sampah laut (Jambeck, 2015), ke-2 untuk sampah makanan (Barilla, 2016), dan 10 besar untuk sampah elektronik (Global E-Waste Monitor). Sampah yang berlimpah ini tidak terkelola dengan baik di Indonesia, sehingga lebih banyak yang berakhir di lingkungan, laut, maupun TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

Nah, di masa pandemi ini, kita jadi menghabiskan sebagian besar aktivitas kita #DiRumahAja, ‘kan? Kamu sadar gak sih kalau ini berpotensi meningkatkan jumlah produksi sampah di rumah. Maka dari itu, pengelolaan sampah dari rumah harus kita terapkan. Salah satu cara sederhana yang bisa kamu lakukan yaitu melalui metode 3AH atau Cegah, Pilah, dan Olah. Dengan mencegah, memilah, serta mengolah sampah dari rumah, kamu bisa membantu mengurangi produksi sampah, sehingga nantinya tidak mengotori lingkungan dan laut kita. Selain itu, dengan mengelola sampahmu dari rumah, artinya kamu juga membantu petugas kebersihan lho dalam mengelola sampah di lingkunganmu.

Agar semakin banyak masyarakat Indonesia yang peduli terhadap sampah yang dihasilkan dan mau mengelola sampahnya di rumah, kami mengajak kalian untuk ikutan challenge Kelola Sampah dari Rumah. Caranya gampang banget yaitu dengan upload foto aktivitasmu saat mengelola sampah melalui kegiatan #3AHdariRumah.

Menariknya lagi jika kamu ikutan, kamu akan mendapat berbagai benefit menarik berikut:
a. Ebook tentang cerita inspirasi pejuang lingkungan
b. Tiket mengikuti Seminar Online Gajahlah Kebersihan
c. Doorprize eco-product exclusive Gajahlah Kebersihan,  free ongkir menarik yang akan dikirim ke alamatmu, serta
d. Highlight mingguan di instagram
e. Gopay untuk 5 orang pemenang

Selain itu, dengan kamu mengikuti challenge ini, artinya kamu sudah berdonasi sebesar Rp 10.000 untuk project edukasi lingkungan kepada pemuda Lampung dan nasional.
Seru dan bermanfaat banget, ‘kan? Makanya buruan ikutan dengan upload foto kalian di bawah ini

Kelola Sampah dari Rumah

Diverifikasi

mencegah sampah bisa dimulai dari kebiasaan minum dengan tumbler