Membantu anak muda & pendidik menyebarkan bina damai melalui media kreatif dan experiential learning

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keragaman identitas. Namun, di tengah kekayaan tersebut kita memiliki kondisi yang rentan. Temuan dari Lembaga Survey Indonesia (LSI) tahun 2022 menunjukan bahwa lebih dari 80% masyarakat Indonesia tidak memiliki interaksi yang bermakna antar kelompok agama yang berbeda. Kondisi ini berpotensi melanggengkan prasangka yang bisa mengarah pada polarisasi, kebencian, bahkan intoleransi.

Kami menilai perlunya mempromosikan upaya untuk meruntuhkan prasangka dan menjembatani keberagaman melalui kampanye Breaking Down the Wall #Friendship4Peace. Hal ini sejalan dengan Contact Theory (Allport, 1954) yang menyatakan bahwa kesetaraan bisa diwujudkan dengan adanya kontak antar kelompok identitas berbeda untuk mencapai tujuan bersama.

Melalui kampanye ini, kami mengajak orang muda di Indonesia untuk turut serta sebagai agen dalam mempromosikan indahnya keberagaman di Indonesia. 

6 of 20 local communities selected to implement and assist schools for the BDW program in West Java and Sumatra.

Friendship4Peace

Menghapus prasangka dan membangun interaksi yang bermakna antar kelompok identitas agama berbeda

Artikel tersebut mengajarkan pentingnya memahami resolusi konflik dengan pendekatan damai, terutama di tengah perbedaan budaya dan keyakinan. Proses ini melibatkan dialog terbuka, saling menghormati, serta menciptakan ruang bagi semua pihak untuk menyampaikan pandangan mereka. Dengan begitu, potensi konflik dapat dikelola secara efektif, mendorong terciptanya harmoni dan kohesi sosial. Artikel ini menekankan bahwa kemampuan menyelesaikan konflik dengan damai dapat memperkuat masyarakat yang lebih inklusif dan toleran.

Melalui aksimu, kamu telah berkontribusi untuk dunia yang lebih baik bersama

Thank you for contributing in this challenge. Let's keep doing actions #ForABetterWorld!

Donasi yang kamu unlock bakal digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan Festival Literasi Islam Cinta yang diikuti oleh 300 orang di Bukittinggi dan sekitarnya, Sumatera Barat. Program sosial ini berfokus pada Festival Literasi yang bertujuan meningkatkan minat baca dan pemahaman tentang cinta dan perdamaian dalam Islam.

Banyak banget perpecahan sosial yang terjadi di masyarakat, seperti konflik antar suku, agama, dan perbedaan pandangan politik. Misalnya, konflik antara kelompok Muslim dan Kristen di berbagai daerah telah menyebabkan ketegangan dan kekerasan. Data dari Setara (https://setara-institute.org/) Institute menunjukkan bahwa pada tahun 2020, terdapat 180 kasus pelanggaran kebebasan beragama di Indonesia, dengan 28 di antaranya melibatkan kekerasan fisik. Konflik semacam ini tidak hanya menciptakan ketidakpercayaan antar komunitas, tetapi juga memperburuk ketidakadilan sosial dan ekonomi. Ketidakadilan ini terlihat dalam akses yang tidak merata terhadap pendidikan, pekerjaan, dan layanan publik bagi kelompok minoritas.

Khusus di Sumatera Barat, tingkat intoleransi cukup tinggi. Berdasarkan laporan Setara Institute, Sumatera Barat termasuk dalam daftar provinsi dengan tingkat intoleransi tinggi. Contoh spesifiknya adalah kasus penolakan pembangunan rumah ibadah non-Muslim yang sering terjadi di wilayah ini. Selain itu, laporan dari Kantor Berita Antara (https://www.google.com/amp/s/sumbar.antaranews.com/amp/berita/319710/sejumlah-rumah-ibadah-di-payakumbuh-belum-berizin) bahwa Sumatera Barat memiliki beberapa kasus penolakan terhadap keberadaan kelompok agama minoritas, yang menciptakan ketidakadilan dan ketegangan sosial.

Berangkat dari sini, kami inisiatif buat ngajak milenial dan Gen Z buat nyebarin cinta dengan berbagai aktivitas yang mendukung literasi dan perdamaian Islam.

Program pemberdayaan komunitas akan dilakukan melalui workshop dan capacity building, yang bertujuan membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan dalam menyebarkan pesan cinta dan perdamaian. Sasaran penerima program adalah generasi Z dan generasi Alpha, yang diharapkan bisa menjadi agen perubahan dalam lingkungan mereka.

Untuk itu, yuk ikuti aksi-aksi ini buat nyebarin cinta:
Festival Literasi Islam Cinta: Ikuti acara yang mengumpulkan berbagai komunitas untuk berbagi cerita, budaya, dan tradisi melalui sesi membaca buku, diskusi, dan pertunjukan seni.
Diskusi dan Workshop Toleransi: Ikuti sesi diskusi dan workshop yang mengajarkan nilai-nilai toleransi dan cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

Mari kita bergerak bersama dan menciptakan dampak positif di masyarakat. Kunjungi laman Gen Islam Cinta (https://www.islamcinta.co/tentang-gic) baca tentang kami, dan berikan kesan tentang Islam sebagai agama cinta yang kamu dapatkan. Tambahkan juga dalam narasi di atas dan lengkapi kalimatnya.
Jangan lupa gunakan hashtag #genislamcintasumbar di setiap aksi kamu!

Sebarkan Cinta Islam Bantu 300 Milenial di Bukittinggi Dengan Festival Literasi

action photo type

Diverifikasi

Sebagaimana tertulis dalam lembaran ini, bagaimana diri kita berasal dari bagaimana kita berpikir.

Berpikirlah dengan baik terhadap sesama, kembangkan cinta, berikan kasih, dan rangkul bersama kedamaian

Sangat inovatif dan keren idenya! Semoga bisa cepat berkembang karena ini adalah tulisan yang bisa membuat kita lebih reflektif.