​Pedagogia berperan sebagai fasilitator untuk pendidikan yang di Indonesia, terkhususnya daerah tertinggal, dengan memberikan wawasan dibidang pendidikan dan sosial melalui media informasi bagi semua, mengembangkan kemampuan kaum pelajar dibidang pendidikan dan menumbuhkan kembali semangat literasi pada kaum pelajar di Indonesia. 

"Keep the spirit and strive to be better"

Menurut pengamat pendidikan Budi Trikorayanto, setidaknya ada tiga masalah yang masih membelenggu pendidikan Indonesia: kualitas pengajar, pembenahan lembaga pendidikan dan sistem yang membelenggu. Selain itu, ditambah banyak nya daerah dengan akses yang sulit sehingganya untuk peningkatan fasilitas dan kualitas pendidikan pada daerah tertentu sangat lambat. Seperti halnya di daerah way haru kecamatan bengkunat kabupaten pesisir barat, provinsi lampung.

Pada daerah tersebut  pendidikan terkendala oleh akses jalan yang sulit, fasilitas yang kurang layak, ditambah lagi dengan jumlah pengajar terbatas dan belum tersertifikasi. 

Bersama kampanye #SuaraUntukPendidikan, tentunya menjadi ajakan kami kepada pemuda/i dan masyarakat indonesia untuk terlibat aktif peduli terhadap pendidikan tertinggal yang ada di daerah indonesia.

Aku, kamu, kita.  mari bergabung dalam challenge #SuaraUntukPendidikan, kita wujudkan pendidikan indonesia yang lebih baik.

SuaraUntukPendidikan

Mengajak masyarakat untuk peduli pendidikan di daerah dengan kategori pendidikan yang tertinggal.

Lestarikan budaya

Saat KKN Nusantara beberapa bulan lalu, aku diperkenalkan oleh temanku asal Banjarmasin dengan syal Sasirangan ini khas suku Banjar di Kalimantan Selatan. 

Melalui aksimu, kamu telah berkontribusi untuk dunia yang lebih baik bersama

Hai Changemakers 😊

Changemakers pada tahukan, pendidikan menjadi suatu hal penting dalam tujuan pembentukan karakter, pencerdasan kehidupan bangsa khususnya generasi muda. Tujuan tersebut didukung oleh program pembelajaran yang baik, fasilitas dan pengajar yang mendukung. Namun, menurut PISA (Programme for International Student Assesment) di Paris, menempatkan Indonesia pada peringkat 72 dari 77 negara. Peringkat ini masih jauh dari negara tetangga seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Vietnam. Pada survei tersebut merujuk pada tingkat kemampuan membaca, matematika dan sains. Selain masalah tersebut, Indonesia masih bermasalah juga pada tenaga pengajar yang berkompetensi dan sistem pendidikan yang masih membelenggu. Paulo Friere pernah menyatakan bahwa sistem pendidikan yang membelenggu sama dengan penduplikasian, yang dimana merupakan suatu bentuk pembodohan, dengan kondisi para pelajar yang ada di Indonesia belum dapat mendapatkan haknya dalam hal pendidikan.

Di era 4.0 ini, Indonesia seharusnya sudah mampu memiliki sumberdaya manusia yang cerdas secara konstruktif personal dan konstruktif transformatif melalui pendidikan dengan kelengkapan berbagai faktor. Namun, nyatanya Indonesia masih berkutat pada kondisi yang sama dalam menghadapai perkembangan era. 

Dengan masalah yang telah disebutkan, Pedagogia.id bersama dengan Campaign.com, serta kamu dan seluruh elemen masyarakat mari bersama-sama untuk turut andil dalam penuntasan permasalahan pendidikan tersebut dengan judul (Mereka Harus Cerdas). Dimulai dari penuntasan masalah yang mendasar yakni kurangnya literasi dan dilanjutkan penuntasan permasalahan lainnya. Penyuaraan ini di rancang dengan partisipatif dan pendekatan persuasif yang dimulai pada orang-orang terdekat. Untuk turut andil dalam kegiatan ini kamu bisa ikut menyelesaikan program 4 tantangan yang ada di Aplikasi Campaign.com. Mari bersama-sama membuat perubahan pada dunia Pendidikan di Indonesia, dan pastikan penyebar kebermanfaatan itu bukan hanya kamu ya, yaitu dengan mengajak seluruh orang terdekatmu untuk melakukan perubahan. 😊

Mereka Harus Cerdas

action photo type

Melalui aksimu, kamu telah berkontribusi untuk dunia yang lebih baik bersama:

Diverifikasi

Foto aku di atas adalah dokumentasi dari kegiatan assessment bersama salah satu warga saat terjadi bencana gempa di daerah kabupaten Bandung. Berdasarkan pancasila, sila yang aku amalkan yaitu, "kemanusiaan yang adil dan beradab". Di sana aku bersama rekan-rekanku turun ke lapangan sebagai aksi memanusiakan manusia yang terdampak gempa. 

Harapanku untuk pendidikan Indonesia ke depan adalah menciptakan ekosistem belajar yang bukan hanya mengejar angka atau gelar, tetapi benar-benar membentuk individu yang adaptif, kritis, dan berintegritas. Aku pengen banget melihat pendidikan yang berpusat pada pengembangan potensi unik setiap siswa, bukan sekadar memproduksi generasi yang seragam. Kurikulum harus lebih fleksibel, memungkinkan siswa mengeksplorasi minat dan bakat mereka, dengan guru berperan sebagai fasilitator, bukan sekadar pengajar materi. Selain itu, pendidikan harus lebih relevan dengan kebutuhan zaman, mengintegrasikan teknologi, keterampilan hidup, dan nilai kemanusiaan. Pendidikan Indonesia harus menjadi ruang di mana mimpi besar tumbuh, kreativitas dihargai, dan keberagaman dirangkul, sehingga mencetak generasi yang siap menghadapi tantangan global tanpa kehilangan jati diri lokal.

 Hi, Aku Amelia, salah satu penggemar ka Maudy Ayunda.
Awalnya aku hanya tertarik pada cover buku ini, tapi setelah aku membaca keseluruhan isi buku ini benar-benar membuat aku termotivasi. Isinya memang lebih menceritakan kehidupan pribadi seorang Maudy Ayunda dari awal yang merintis karir sampai berada di titik sekarang. Ia juga menuangkan pengalaman baik dan buruk apa saja selama ia hidup, bagaimana cara menghadapinya, semua diceritakan di dibungkus dengan sangat rapi dan sangat indah. Selain isi buku yang menarik bagi saya, lembar demi lambarnya pun membuat pembacanya merasa nyaman karena dipadukan dengan foto-foto estetik, quotes, dll. Buku dengan menggunakan bahasa Inggris ini sangat cocok untuk dibaca bagi kita khususnya para remaja dan ingin sekaligus belajar bahasa Inggris.