Melalui aksimu, kamu telah berkontribusi untuk dunia yang lebih baik bersama

Yang Diam yang Bersuara: Giri dan Luka Trauma yang Tak Terdengar—Suarakan Perlindungan Generasi Muda

Yang Diam yang Bersuara menyoroti trauma Giri, seorang korban kekerasan seksual dosen, film yang menggugah empati dan pentingnya ruang aman bagi penyintas.

1. Bayangkan, Luka Terdalamnya adalah Kata-Kata yang Tak Pernah Keluar… Hingga Akhirnya Terdengar.
Film ini mengisahkan Giri, mahasiswi yang penuh potensi, tiba-tiba hidupnya runtuh saat dia menjadi korban kekerasan seksual oleh dosennya. Setelah trauma itu, setiap hari dalam hidupnya menjadi perjuangan yang berat. Melawan rasa takut, kehilangan percaya diri, dan bayangan trauma yang menghantui setiap langkahnya.

2. Data yang Membungkam & Membakar Kesadaran
Kisah Giri bukan sekadar fiksi, ini merupakan realitas tragis banyak mahasiswa perempuan di Indonesia. Data menunjukkan:
Menurut Kemenristekdikti (2020), 77% dosen di kampus mengakui pernah menyaksikan kekerasan seksual, di mana 90% korban adalah perempuan, dan 63% kasus gagal dilaporkan.
Menurut Komnas Perempuan, pada tahun 2023 terdapat 457.895 kasus kekerasan terhadap perempuan, dan sekitar 30% di antaranya merupakan kekerasan seksual.
Sebagian besar korban memendam trauma mental dalam diam, yang kerap berujung pada depresi, krisis kepercayaan diri, hingga gangguan psikologis berat.

3. Film sebagai Suara Penyalur Trauma ke Ruang Keberanian
Yang Diam yang Bersuara, karya Hello Sister Project (2024), adalah suara mereka yang sistemik teredam. Film ini ingin melawan stigma bahwa kekerasan seksual hanya luka fisik, dengan menunjukkan bagaimana trauma merobek rasa aman, merusak fondasi mental, dan membayangi masa depan korban.

Dengan tema “To Be Seen” yang selaras dengan Festival Inspiring Asia Micro Film 2025 – Youth Mental Well-Being, karya ini mendesak masyarakat untuk membuka mata, telinga, dan hati terhadap jeritan jiwa para penyitas yang selama dipaksa diam oleh keadaan.

4. Dukung “Yang Diam yang Bersuara” agar Suara Giri Menjadi Panggilan untuk Semua!
Bantu Hello Sister Project agar film ini terpilih sebagai #BestProject di Festival #InspiringIndonesia, supaya langkah para penyintas semakin didengar, kebutuhan mereka semakin dirasakan, dan lingkungan menjadi lebih aman bagi generasi muda di masa depan.
Caranya mudah! Cukup selesaikan dua aksi sederhana dalam Challenge ini dan jadilah bagian dari gerakan keberanian, empati, serta pemulihan kolektif.

Beri Dukunganmu untuk Yang Diam Yang Bersuara #InspiringIndonesia

Beri Dukunganmu untuk Yang Diam Yang Bersuara InspiringIndonesia

We are the first social network built from the ground up specifically for social impact & change. Proudly started in Indonesia as a social tech enterprise, we aim to be a global catalyst to build a better world by bringing all changemakers under a shared vision, #ForABetterWorld.

Feel free to chat with us if you have any questions.


1 dari 5 remaja di Asia mengalami kecemasan, dan hampir seperempat menunjukkan gejala depresi. Namun, banyak dari mereka tetap diam, tak terlihat, tak terdengar.

Inspiring Asia Micro Film Festival 2025 #InspiringIndonesia hadir untuk mengubah itu. Festival ini mengangkat tema Kesehatan Mental Remaja dengan pesan utama: To Be Seen.

Melalui film pendek, kami mengundang sineas muda, pelajar, komunitas, NGO, hingga agen perubahan untuk menyuarakan pengalaman, mengangkat solusi, dan membuka ruang dialog untuk menghapus stigma, membangun empati, dan mendorong aksi nyata.
Didukung oleh Inspiring Asia, serta mitra strategis seperti Djarum Foundation, Tanoto Foundation, A Better World Foundation, dan Campaign, ini bukan sekadar kompetisi ini adalah sebuah gerakan.

Pemenang dari Indonesia akan berkesempatan melangkah ke panggung regional dan tampil di Grand Final di Singapura, mewakili suara Indonesia, bersaing untuk pengakuan internasional dan total hadiah hingga USD $150,000.

InspiringIndonesia

Meningkatkan kesadaran terkait isu kesehatan mental di kalangan remaja melalui film pendek

Kesehatan

Icon Kesehatan 9

Icon Kesetaraan 7

carousel

Kamu memberikan upaya terbaik di challenge ini. Yuk, jaga semangatmu dan buat perubahan Campaign for Good.

Your efforts in this challenge are truly remarkable! Let's keep the energy up and making a difference Campaign for Good.

Thank you for contributing in this challenge. Let's keep doing actions Campaign for Good!

Yang Diam yang Bersuara: Giri dan Luka Trauma yang Tak Terdengar—Suarakan Perlindungan Generasi Muda

Yang Diam yang Bersuara menyoroti trauma Giri, seorang korban kekerasan seksual dosen, film yang menggugah empati dan pentingnya ruang aman bagi penyintas.

1. Bayangkan, Luka Terdalamnya adalah Kata-Kata yang Tak Pernah Keluar… Hingga Akhirnya Terdengar.
Film ini mengisahkan Giri, mahasiswi yang penuh potensi, tiba-tiba hidupnya runtuh saat dia menjadi korban kekerasan seksual oleh dosennya. Setelah trauma itu, setiap hari dalam hidupnya menjadi perjuangan yang berat. Melawan rasa takut, kehilangan percaya diri, dan bayangan trauma yang menghantui setiap langkahnya.

2. Data yang Membungkam & Membakar Kesadaran
Kisah Giri bukan sekadar fiksi, ini merupakan realitas tragis banyak mahasiswa perempuan di Indonesia. Data menunjukkan:
Menurut Kemenristekdikti (2020), 77% dosen di kampus mengakui pernah menyaksikan kekerasan seksual, di mana 90% korban adalah perempuan, dan 63% kasus gagal dilaporkan.
Menurut Komnas Perempuan, pada tahun 2023 terdapat 457.895 kasus kekerasan terhadap perempuan, dan sekitar 30% di antaranya merupakan kekerasan seksual.
Sebagian besar korban memendam trauma mental dalam diam, yang kerap berujung pada depresi, krisis kepercayaan diri, hingga gangguan psikologis berat.

3. Film sebagai Suara Penyalur Trauma ke Ruang Keberanian
Yang Diam yang Bersuara, karya Hello Sister Project (2024), adalah suara mereka yang sistemik teredam. Film ini ingin melawan stigma bahwa kekerasan seksual hanya luka fisik, dengan menunjukkan bagaimana trauma merobek rasa aman, merusak fondasi mental, dan membayangi masa depan korban.

Dengan tema “To Be Seen” yang selaras dengan Festival Inspiring Asia Micro Film 2025 – Youth Mental Well-Being, karya ini mendesak masyarakat untuk membuka mata, telinga, dan hati terhadap jeritan jiwa para penyitas yang selama dipaksa diam oleh keadaan.

4. Dukung “Yang Diam yang Bersuara” agar Suara Giri Menjadi Panggilan untuk Semua!
Bantu Hello Sister Project agar film ini terpilih sebagai #BestProject di Festival #InspiringIndonesia, supaya langkah para penyintas semakin didengar, kebutuhan mereka semakin dirasakan, dan lingkungan menjadi lebih aman bagi generasi muda di masa depan.
Caranya mudah! Cukup selesaikan dua aksi sederhana dalam Challenge ini dan jadilah bagian dari gerakan keberanian, empati, serta pemulihan kolektif.

Terpublikasi

Bagikan challenge kamu dan ajak supporter untuk berbagi kebaikan!

No donation

Platform unik yang didedikasikan untuk memperkuat suara dan kisah yang menampilkan budaya, semangat inovatif dan komitmen terhadap perubahan positif.

Inspiring Asia

Djarum Foundation adalah organisasi nirlaba dengan misi memajukan Indonesia

Djarum Foundation

Organisasi filantropi independen yang mendukung terciptanaya kesetaraan peluang melalui pendidikan berkualitas

Tanoto Foundation

A Better World Foundation was Founded in the middle of Covid-19 Pandemic in June 2020

A Better World Foundation

Hello Sister Project adalah inisiatif pemberdayaan perempuan yang berfokus pada pencegahan kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi, khususnya di wilayah Sumatera Selatan. Project ini hadir sebagai respons terhadap tingginya angka kekerasan seksual di kampus, di mana 77% dosen
mengakui adanya kasus (Kemendikbudristek, 2021), namun hanya 27% korban yang melapor (Komnas Perempuan, 2021).
Di daerah Sumatera Selatan, Kota Palembang mencatat jumlah kasus kekerasan seksual tertinggi (66 kasus pada 2021 menurut WCC Palembang). Situasi ini mencerminkan urgensi perlunya pendekatan yang tidak hanya reaktif, tetapi juga preventif dan partisipatif. Hello Sister mengusung pendekatan edukatif dan kreatif untuk menciptakan ruang aman, meningkatkan kesadaran kolektif, serta membentuk agen perubahan dari kalangan mahasiswa,
khususnya perempuan. Proyek ini menggunakan beragam media—seperti seminar, diskusi, kampanye digital, hingga produksi film pendek—sebagai wadah edukasi dan dialog kritis.