ResponsibleAIFutures

Meskipun dampaknya kelihatan kecil secara individu, kalau yang melakukannya banyak, micro sustainability bisa menciptakan dampak kolektif yang besar. 

Sedikit coretan tentang pemanfaatan AI untuk memperluas praktik Micro Sustainability. 

Ternyata Micro Sustainability bukan hanya konsep saja, tapi sudah ada gerakan nyata. 

AI makin relevan di berbagai bidang ya! Ngga nyangka teknologi secanggih ini bisa bantu untuk deteksi makanan yang hampir rusak, dan ngurangin food waste. Selama ini mikir AI cuma untuk otomatis pabrik atau aplikasi canggih, ternyata bisa juga dipakai untuk efisiensi distribusi makanan. 

Salah satu komunitas di Surabaya dan Malang yang masih aktif untuk penanganan makanan yang surplus dan berpotensi terbuang. 

"MITOS ATAU FAKTA? "

Banyak orang tumbuh dengan anggapan keliru tentang kekerasan seksual: siapa korbannya, siapa pelakunya, dan di mana itu bisa terjadi.
Mitos-mitos ini bukan cuma salah, tapi berbahaya. Mereka membuat korban diam, membuat pelaku lolos, dan membuat masyarakat memilih menutup mata.

Yang pernah saya dengar adalah:

"Cowok nggak mungkin jadi korban kekerasan seksual."
"Kalau udah nikah, ya wajib ngelayanin."

Dan semua itu adalah MITOS.

Karena faktanya:

Cowok juga bisa jadi korban. Tapi mereka sering dibungkam oleh stigma.
Pernikahan bukan lisensi untuk memaksa. Consent tetap dibutuhkan.

Kalau kamu ragu, bingung, atau mau bicara tapi nggak tahu mulai dari mana, AI bisa bantu. Dari mencari info terpercaya, menyusun kata, sampai bikin konten edukatif. Saatnya lawan kekerasan pakai data, bukan asumsi.

“Bukan Wajib, Tapi Harus Sepakat”

Kekerasan seksual bukan hanya soal orang asing di tempat gelap. Ia bisa terjadi dalam ruang yang paling akrab seperti di dalam rumah, di balik pintu kamar, bahkan dalam ikatan pernikahan.

Masih banyak yang percaya bahwa hubungan seksual adalah “kewajiban” mutlak dalam pernikahan. Keyakinan ini telah membuka celah bagi kekerasan seksual yang tidak diakui, tidak dilaporkan, dan sering dianggap “wajar.” Padahal, tidak ada ikatan apapun, termasuk pernikahan, yang bisa menghapus kebutuhan untuk persetujuan yang jelas dan bebas tekanan.

Kekerasan seksual bukan cuma soal pemerkosaan saja. 
Banyak bentuknya, mulai dari candaan cabul, sentuhan tanpa izin, sampai tekanan dalam hubungan. Dan sayangnya, banyak yang sudah dinormalisasi. Dianggap biasa. Dianggap "cuma bercanda."

Padahal, tanpa persetujuan yang jelas, eksplisit, dan tanpa paksaan, setiap tindakan seksual adalah bentuk kekerasan.
Ini bukan soal overthinking. Ini soal hak atas tubuh dan rasa aman.

#ResponsibleAIFutures bertujuan untuk memperkuat organisasi sosial dengan pelatihan AI dan MnE

Orang kepo yang suka dengerin obrolan tepi jurang. 