PeduliSehatMental

Jalan jalan sore

“Experience life in all possible ways --
good-bad, bitter-sweet, dark-light,
summer-winter. Experience all the dualities.Don't be afraid of experience, because the more experience you have, the more mature you become.”
Osho

Hidup adalah kumpulan dari momen-momen, baik yg kita anggap besar atau kecil, bahkan tak berarti. Bila hidup hanya terdiri dari hal-hal besar (lulus sekolah, dapat pekerjaan, menikah, beli rumah), maka kita akan melewatkan hidup. Di antara momen-momen besar tersebut, hidup kita hanya akan berisi penantian akan tercapainya suatu tujuan. Kita tidak akan pernah hidup disini dan saat ini, karena pikiran kita hanya terfokus pada tujuan, dan tujuan selalu berada di masa depan, bukan saat ini. Hiduplah dalam setiap momen saat ini sepenuhnya! Hidup tidak harus memiliki tujuan, karena hidup itu sendiri adalah tujuannya.

Body & Mind - mindfulness ternyata diterapkan oleh para binaragawan, dan telah dibuktikan secara ilmiah, bahwa dgn mengikuti prinsip “mind-muscle connection”, pembentukan otot akan menjadi lebih efektif. Artinya: fokuskan perhatian pikiran kita pada bagian otot yg sedang kita latih saat itu. 

Mencuci piring-piring kotor dengan kesadaran disini dan saat ini, alih-alih terburu-buru, cemas, atau berangan-angan tentang masa depan atau masa lalu 🍽 Dari kisah Zen, jgn pernah remehkan pekerjaan dapur, karena pekerja dapur sederhana lebih dulu memperoleh pencerahan daripada biarawan-biarawan yg dilayaninya. 

“Sometimes your joy is the source of your smile, but sometimes your smile can be the source of your joy.” - Thich Nhat Hanh

Tersenyumlah, karena senyuman pun kadang bisa menjadi sumber kebahagiaanmu. 

Zazen - dalam praktek berkesadaran, saya belajar mengamati pikiran saya sebagaimana adanya. Tanpa label, tanpa asosiasi bentuk emosi apapun. Bermacam-macam pikiran datang dan pergi silih berganti, tugas kita adalah mengamati datang & perginya mereka, layaknya mengamati aliran air terjun di hadapan kita. Sering kita terlalu terikat pada pikiran tertentu, sehingga kita menderita. Kalau sedih, sedih banget. Kalau bahagia, bahagia banget. Dengan bermeditasi, kita berlatih untuk berada di tengah-tengah, dan tidak terombang-ambing ke kedua polar tersebut. Amati kedatangan dan kepergian pikiran dengan tanpa judgment, jangan terpengaruh olehnya.

Sejak mendalami spiritualisme, saya mendapat perspektif baru bahwasanya mindfulness tidak melulu hanya duduk meditasi saja. Bagaimana mungkin kita cuma duduk 1 jam meditasi (‘sadar’) dalam sehari, sementara 23 jam sisanya kita kembali dalam keadaan ‘tertidur’? Sejak itu, saya belajar bahwa 24 jam dalam sehari pun bisa menjadi wahana praktek berkesadaran. Salah satunya adalah ketika kita makan: ketika kita menyantap makanan, kita bisa renungkan darimana bahan makanan di dalam piring kita berasal. Bahwasanya sayuran yg awalnya ditanam dengan penuh cinta oleh petani, mendapat sinar mentari, air dan pupuk menyuburkannya. Lalu ia tumbuh besar sampai dipanen, dikirim ke supermarket, sampai akhirnya kita beli, dan sajikan diatas piring. Begitu panjang perjalanan makanan tersebut, begitu banyak faktor yg saling bergantung, sampai dia berakhir di piring kita. Mari kita bersyukur, karena eksistensi kita ditunjang oleh semesta, salah satunya oleh makanan.