Rapor Merah Kesehatan Mental Pelajar di Indonesia
Hai, Changemakers!
Ada data mencengangkan mengenai kesehatan mental pelajar di Jakarta dari laporan
Health Collaborative Center (HCC) dan Fokus Kesehatan Indonesia (FKI) bersama
Yayasan BUMN melalui inisiatif Mendengar Jiwa Institute. Hasil penelitiannya
menggambarkan bahwa 34 persen pelajar di Jakarta terindikasi mengalami masalah
kesehatan mental. Kemudian, 3 dari 10 pelajar sering menunjukkan perilaku
marah-marah dan cenderung berkelahi akibat gangguan mental emosional.
Temuan lainnya, 10 persen pelajar merasa rentan sama kondisi kesehatan
mentalnya. Ray selaku ketua peneliti menjelaskan kalau angka tersebut menjadi
indikasi kesadaran remaja mengenai kesehatan mental masih rendah.
Data penelitian dari Indonesia National Adolescent Mental Health Survey
(I-NAMHS) di tahun 2022 juga bisa menjadi sorotan tajam. I-NAMHS melakukan
survei tentang persoalan kesehatan mental remaja di Indonesia dari usia 10 – 17
tahun. Hasil surveinya menunjukkan jika satu dari tiga remaja di Indonesia punya
masalah kesehatan mental. Kemudian, satu dari dua puluh remaja di Indonesia,
memiliki gangguan mental dalam 12 bulan terakhir.
Risetnya juga menunjukkan bahwa gangguan cemas paling banyak menjangkiti remaja
dengan persentase 3,7 persen. Disusul gangguan depresi mayor sebesar 1,0 persen;
gangguan perilaku sebesar 0,9 persen; gangguan stres pasca-trauma dan gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) masing-masing sebesar 0,5 persen.
Faktor Persoalan Kesehatan Mental Pelajar
Bagi Champ, data tersebut menjadi lampu peringatan bagi kita mengenai betapa
rentannya pelajar di Indonesia mengalami masalah kesehatan mental. Padahal,
kesehatan mental yang baik, punya dampak besar untuk keberlangsungan hidup ke
depannya.
