Baru-baru ini sempat trending sosok influencer, yang melarikan diri dari masa karantina. Kejadian ini bermula dari kepulangan sang influencer dari luar negeri. Menurut prosedur kesehatan yang ada, diwajibkan untuk menjalani masa karantina selama delapan hari. Namun, alih-alih menjalani masa karantina, berbekal relasi dia melarikan diri dari tempat karantina dengan adanya bantuan dari pihak aparat.
Ngomong-ngomong tahu nggak sih, kalau kasus di atas berhubungan banget dengan yang namanya privilege? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, privilege itu merupakan hak khusus, keuntungan, atau kekebalan yang diberi atau tersedia hanya untuk orang atau kelompok tertentu. Nah, persepsi tentang hak istimewa ini bisa mengacu pada banyak hal, seperti keluarga yang suportif, harta dan juga relasi.
Dari persepsi yang berbeda-beda tadi, setiap orang punya privilege yang berbeda-beda pula ada yang lahir di keluarga terhormat, memiliki keluarga yang suportif, punya tetangga yang suka menolong dan lain sebagainya. Walaupun kita semua memiliki privilege dalam bentuk yang berbeda-beda, tetapi ada loh ketimpangan privilege yang bisa menimbulkan ketidakadilan sosial. Contohnya kasus influencer yang disebutkan di awal tadi, dengan privilege yang dimiliki, dia menggunakannya untuk sesuatu yang merugikan banyak pihak.
Selain itu nggak semua orang bisa memanfaatkan privilege ini dengan benar. Nggak mau kan kita, nggak bijak menggunakan privilege yang kita punya juga seperti contoh kasus di atas. Tapi kira-kira bagaimana kita bisa memanfaatkan privilege yang kita punya dengan baik?
Manfaatkan privilege untuk mengembangkan diri
Pertama kita harus kenal dulu dengan privilege yang kita punya, nggak melulu soal harta, orang tua dan teman-teman yang suportif bisa jadi privilege kamu. Misalnya, kamu punya privilege untuk menentukan karir dan perguruan tinggi kamu, maka gunakan semaksimal mungkin untuk meraih impian yang sesuai dengan minat dan bakatmu.
Jangan sampai menindas yang lemah
Selain sering dikaitkan dengan harta, bentuk privilege lainnya misal terlahir dari orang tua yang berkuasa (pejabat). Sering banget kita lihat kasus, ancam mengancam dengan dalih "bapak saya pejabat loh, nanti saya laporkan…" atau "kakak ipar saya polisi loh…" mental seperti inilah yang bikin kasus UU ITE sering terjadi. Pencemaran nama baik dan ketersinggungan sering jadi alasan buat melapor, padahal landasan ketersinggungan bukan alasan yang objektif.
Jangan gunakan untuk melanggar aturan
Kita bisa belajar dari kasus influencer yang kabur dari masa karantina karena privilege. Tindakan tersebut selain melanggar aturan, juga merugikan, karena bisa jadi menyebabkan penyebaran virus COVID-19 varian terbaru. Jadi, jangan sampai keegoisan membuat kita tergiur untuk melanggar aturan yang banyak merugikan orang lain.
Gunakan untuk menolong orang
Nah, yang terakhir gunakan privilege yang kamu punya untuk menolong orang. Menolong orang nggak melulu harus pakai uang kok, dengan badan yang sehat kamu bisa bantu orang tuamu mengerjakan pekerjaan rumah, bisa bantu orang lanjut usia menyebrang jalan misalnya. Bahkan kamu juga bisa membantu berbagai komunitas sosial dengan donasi tanpa uang. Kamu bisa ikuti berbagai Challenge di Campaign #ForChange, kalau aksi kamu sudah selesai, nanti bakalan dikonversi menjadi donasi untuk menolong orang lain yang membutuhkan.
Nah, itu dia tadi beberapa tips supaya dapat memanfaatkan privilege dengan baik. Kurang lebih seperti dua sisi mata pisau yang memiliki efek baik dan juga dampak merugikan untuk penggunanya. Kira-kira privilege apa aja yang kamu punya dan gimana kamu memanfaatkannya? Yuk, bagikan cerita kamu di kolom komentar di bawah ya!