Hai, Changemakers!
Siapa sih yang nggak pernah bermimpi saat tidur? Semua orang pasti pernah bermimpi, mulai dari yang menyenangkan, menakutkan hingga yang bisa membuat kamu terbangun dari tidur. Tapi, kenapa sih kita bermimpi? Terus kenapa terkadang kita mudah lupa dengan mimpi kita? Hingga kini, penelitian masih terus menggali lebih dalam mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan mimpi. Penasaran? Cuss kita cari tahu lebih lanjut yuk!
Apa itu mimpi?
Mimpi adalah gambaran, pikiran, dan emosi yang dialami seseorang selama tidur. Biasanya terjadi pada tahap tidur REM (rapid eye movement), yakni tahapan tidur yang membuat napas kita jadi lebih cepat dan mata bergerak ke segala arah dengan cepat. Tahapan tidur ini mulai terjadi sekitar satu setengah jam setelah tertidur dan kemudian setiap 90 menit atau lebih sepanjang malam.
Mimpi yang kita rasakan bisa saja samar, singkat, membingungkan, menyenangkan, atau bahkan menakutkan. Selain itu, ada juga yang memiliki jalan cerita yang nggak jelas sama sekali. Ini terjadi karena yang mengatur adalah pusat emosional otak, bukan wilayah otak yang berhubungan dengan sesuatu yang logis.
Selain itu kita juga mudah lupa dengan mimpi. Hal ini disebabkan karena otak yang aktif saat mimpi terjadi lagi-lagi karena bagian otak yang mengatur adalah pusat emosional ketimbang kognitif, sehingga wajar bagi kita untuk mudah melupakan mimpi.
Terus, kenapa kita bermimpi?
Sebagian besar peneliti setuju kalau munculnya mimpi dalam tidur kita nggak punya satu alasan absolut. Dengan kata lain, ada banyak faktor yang menyebabkan kita bermimpi untuk berbagai macam keperluan tubuh kita. Alasannya tertuang dalam beberapa teori berikut.
Dalam “The Interpretation of Dreams,” Freud (tokoh psikologi Jerman) menulis kalau mimpi merupakan “pemenuhan terselubung dari keinginan yang tertekan.” Jadi menurutnya mimpi adalah pemenuh keinginan dari apa yang nggak bisa terwujud di dunia nyata. Beberapa ahli juga percaya bahwa hal ini memainkan peran penting dalam memproses emosi dan pengalaman yang membuat stres.
Sedangkan menurut The Greater Good Science Center dari University of California, mimpi ternyata memiliki beberapa tujuan, di antaranya:
Terapi diri
Mimpi menghilangkan rasa sakit dari perasaan emosional negatif, bahkan traumatis, yang terjadi sepanjang hari. Kemudian, menawarkan ketenangan emosional saat kita bangun keesokan paginya.
Tidur REM adalah satu-satunya saat ketika otak sama sekali nggak punya molekul noradrenalin yang memicu kecemasan. Pada saat yang sama, struktur kunci emosional dan terkait memori pada otak aktif kembali selama tidur REM saat kita bermimpi. Ini berarti memori emosional kita diaktifkan kembali pada bagian otak yang bebas dari bahan kimia stres.
Sarana untuk menemukan solusi
Telah terbukti bahwa tahapan tidur REM menggabungkan beberapa ingatan bersamaan dengan cara yang abstrak dan sangat baru. Jadi, selama bermimpi, otak akan mengambil berbagai pengetahuan yang ada , mengatur, dan menyusunnya menjadi sebuah informasi. Proses ini bisa menciptakan pola pikir yang dapat membantu kita menemukan solusi dari masalah yang belum terpecahkan.
Memperkuat ingatan
Kemudian, situs Sleep Foundation juga menyebutkan tujuan lainnya, seperti memperkuat ingatan, membantu mengelola emosi dan membersihkan otak dari informasi yang nggak diperlukan.
Nah, itu dia tadi beberapa alasan kenapa tubuh kita mengalami mimpi selama tidur. Ngomong-ngomong mimpi apa yang paling kamu ingat atau berkesan bagi kamu? Bagikan cerita kamu di kolom komentar ya!