Di masa pandemi ini, banyak perubahan yang terjadi dalam kehidupan masing-masing orang. Contohnya adalah kegiatan yang biasanya dilakukan secara tatap muka menjadi terbatas, pemerintah melarang keras adanya kontak erat dengan orang lain. Dalam hal ini, tentu saja begitu memberatkan untuk sebagian orang yang sudah terbiasa di luar dan melaksanakan aktivitasnya di rumah.
Lalu seperti apa perubahan yang terjadi untuk seorang perempuan di masa pandemi ini? Beban apa yang mereka hadapi? Yuk kita simak!
Untuk sebagian perempuan di Indonesia maupun mancanegara pasti mereka merasakan beban yang amat berat di rumah terutama bagi sebagian single parent dimana mereka merelakan waktu bekerja untuk memberikan perhatiannya kepada sang anak. Belum lagi jika si Ibu adalah kepala keluarga yang harus bekerja dan mengurus anak dalam waktu yang sama.
Direktur Keluarga, Perempuan, Anak, dan Olahraga Kementerian PPN/Bappenas Woro Srihastuti juga menyatakan bahwa di masa pandemi ini beban ganda perempuan lebih rentan dibanding laki-laki. Hal ini dapat dilihat pada saat pandemi di Wisma Atlet, tenaga kesehatan disana banyak dilakukan oleh perempuan dibandingkan laki-laki, yang mana perempuan banyak di garda terdepan.
Beban ganda ini juga banyak menjadikan peran Ibu di rumah menjadi sangat berat, perekonomian juga kian menurun karena biaya yang dikeluarkan lebih besar ketimbang di luar. Belum lagi jika Ibu harus memasak, melakukan peran domestik, dan mengurus anak.
Jika sudah terjadi seperti ini apa yang harus kita lakukan? Tentu saja dengan mensupport dan mengapresiasi setiap kegiatan yang dilakukan oleh perempuan di masa pandemi ini.