Pernah gak, kamu bertanya ke orang terdekat seputar informasi seks, tapi malah disuruh diam? Atau, kamu diam-diam cari tahu sendiri di internet, hanya karena canggung untuk membahasnya dengan orang lain?
Jika kamu mengalaminya, itu makin mempertegas bahwa pendidikan seksual merupakan suatu hal yang penting dan diperlukan. Sayangnya, sering kali pendidikan seksual dianggap hanya mengajarkan tentang hubungan seks, sehingga banyak orang menganggapnya tabu dan ‘hanya untuk orang dewasa’. Padahal, pendidikan seksual yang tepat punya manfaat yang jauh lebih luas dari itu, antara lain individu mampu menjaga diri, menghindari penularan penyakit seksual, mencegah terjadinya kekerasan seksual, hingga dapat melindungi sesama atau orang lain dari tindakan eksploitasi.
Jadi sebenarnya, sejak kapan, sih, kita perlu belajar tentang pendidikan seksual, dan seperti apa pendidikan seksual yang komprehensif (Comprehensive sex education/CSE)?
Menurut survei yang dilakukan Magdalene terhadap 405 laki-laki dan perempuan usia 15-19 tahun dari 32 provinsi di Indonesia, ditemukan 98,5 persen responden merasa pendidikan seks remaja itu diperlukan. Sebanyak 31,6 persen berpikir hal itu sebaiknya diberikan sejak balita, 31,4 persen menjawab sejak SD, 27,2 persen menjawab sejak SMP.
Inez Kristanti, M.Psi, Adult Clinical Psychologist at Angsamerah Institution, dalam wawancaranya di Whiteboardjournal, memaparkan kalau misalkan di Indonesia, mungkin sex education-nya kalau pun – kan yang memberikan sex education tuh masih minim. Kalau pun diberikan juga, itu yang lebih ke arah yang tidak melakukan hubungan seksual sebelum nikah atau jadinya cenderung menakut-nakuti. Akhirnya anak remaja pun tidak melihat seks itu sebagai sesuatu yang netral gitu untuk didekati. Jadi mereka cari tahu sendiri, eksplorasi sendiri. Kadang-kadang kan jadinya akhirnya eksplorasinya jadi caranya tidak aman.
Dalam situs PKBI, disebutkan tujuh komponen CSE menurut International Planned Parenthood Association (IPPF):
Gender
Kespro dan HIV (termasuk juga penyakit menular seksual lainnya)
Hak seksual dan hak asasi manusia
Kepuasan
Kekerasan
Keragaman
Hubungan manusia
Tentunya, gak semua informasi bisa kita dapatkan dalam satu waktu. Ya seperti layaknya belajar, kita perlu mengeksplorasi lebih dalam dan berasal dari sumber yang kredibel. Champ coba pilihin, nih, sumber-sumber pendidikan seksual yang pembahasannya juga berdasarkan fact based and scientific based:
Gimana, Changemakers, sekarang kamu jadi lebih aware sama pendidikan seksual? Sebagai pengguna internet yang bijak, jangan lupa untuk selalu cek dan re-check konten yang kamu konsumsi, ya!