Hai, Changemakers!
Salah satu kampus di Indonesia, yaitu Universitas Hasanuddin (Unhas) beberapa hari lalu viral di media sosial. Hemmm…kenapa, tuh? Ternyata hal ini bermula dari cuitan di Twitter oleh akun @lelakibugis yang mengunggah potongan video dari acara Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PPKMB) Fakultas Hukum Unhas. Yang menjadi sorotan dari video tersebut adalah seorang mahasiswa yang mengaku dirinya sebagai non-biner.
Kronologi Kejadian
Video yang beredar di sosial media menunjukan seorang mahasiswa dengan inisial nama N dipanggil ke depan oleh dosen. Dosen perempuan yang berdiri di pinggir berbicara kalau di undang-undang nggak ada pilihan laki-laki dan perempuan, karena harus memilih salah satu. Ia juga menanyakan jenis kelamin yang tertulis di KTP si N.
Hal yang sama juga ditanyakan oleh dosen laki-laki yang berdiri di sebelah mahasiswa tersebut, yang kemudian dijawab oleh N, kalau ia mengidentifikasi dirinya sebagai gender netral atau non-biner. Setelah mendengar jawaban dari N, dosen laki-laki memanggil panitia untuk membawa N pergi dan mengatakan kalau di kampus tersebut hanya menerima laki-laki atau perempuan aja.
Video tersebut mendapat 14 ribu retweet dan 27 ribu likes. Netizen nggak cuma menyoroti video tersebut, karena beredar screenshot dari status WhatsApp N yang dianggap menjelek-jelekkan dosennya.
Menanggapi kejadian ini, beragam reaksi dilontarkan oleh para warganet. Ada yang pro dan kontra akan masalah ini. Bahkan, beberapa orang nggak segan-segan memberikan komentar yang pedas dengan pernyataan N yang mengaku non-biner.
Ada sebagian netizen yang merasa perlakuan dosen tersebut nggak pantas, karena dianggap udah mempermalukan N di depan banyak orang.
Sementara itu, beberapa orang memberikan komentar yang menyatakan nggak setuju dengan tindakan N.
Mengenal Istilah Non-Biner
Untuk sebagian orang mungkin masih belum familiar dengan istilah gender netral atau non-biner. Istilah tersebut digunakan oleh mereka yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, tapi nggak mau mengidentifikasi diri mereka dalam definisi gender tersebut. Mengutip dari Medical News Today, disebutkan kalau non-biner berbeda dengan transgender.
Orang yang mengidentifikasi dirinya sebagai non-biner bisa mempunyai identitas yang bervariasi sehingga nggak bisa dikelompokan ke dalam dua spektrum aja. Di beberapa negara, istilah non-biner udah menjadi hal yang biasa untuk digunakan. Salah satunya di negara Argentina, yang meluncurkan KTP untuk non-biner. Mungkin seperti yang kita tahu, di Indonesia isu ini menjadi hal yang sensitif untuk beberapa orang. Tapi, kamu tahu nggak, ada salah satu suku di Indonesia yang memiliki identitas gender lebih dari 2!
Di Bugis ada 5 Gender?
Ternyata, Suku Bugis udah lama mengenal 5 gender menurut suku mereka. Hal ini diungkapkan oleh Sharyn Graham, dosen senior di Auckland University of Technology di New Zealand. Berikut adalah 5 gender yang terdapat dalam budaya Bugis:
Orawane (laki-laki)
Makkunrai (perempuan)
Calabai (laki-laki dengan sifat feminin)
Calalai (perempuan dengan sifat maskulin)
Bissu (perpaduan semua gender)
Oh iya, gender Bissu dianggap sebagai orang yang suci dan memiliki kedudukan penting oleh orang Bugis. Gender Bissu memegang teguh filosofi masyarakat Bugis kuno yang mengatakan “Manusia sempurna adalah manusia yang memiliki unsur keperempuanan dan kelaki-lakian secara seimbang dan adil”.
Wah, menarik banget! Masih banyak orang yang belum tau budaya dari Bugis satu ini. Setelah tadi udah bahas berita yang lagi viral, sampai budaya di Bugis, menurut Changemakers gimana? Apapun pendapat kalian, kuncinya adalah satu, yaitu saling menghargai satu sama lain, ya!
Referensi:
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20220822102056-284-837409/mengenal-istilah-non-biner-yang-viral-gara-gara-mahasiswa-unhas
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6246420/viral-mahasiswa-unhas-diusir-dosen-gegara-ngaku-non-biner-apa-artinya