#ForABetterWorldID

Pilih Mana? Ikut Boikot atau Tetap Nonton? ๐Ÿค”

profile

campaign

Update

Hai, Changemakers!


Kamu pernah nggak, sih, ngefans sama seorang publik figur tapi nggak lama kemudian idola kamu itu terlibat skandal? Atau suka sama suatu karya, tapi pembuat atau yang terlibat di dalamnya problematik? Nah, kira-kira apa yang kamu lakukan? Tetap menikmati karya mereka dan tutup mata sama kontroversinya atau berhenti ngefans dan boikot karya mereka?


Hmm, pasti dilema, ya? Sama kayak netizen Indonesia yang lagi dilema mau nonton film โ€œLike & Shareโ€, tapi nggak mau mendukung salah satu pemerannya.


Emang Film-nya Kenapa? Kok Banyak yang Dilema?


Jadi, di media sosial Twitter akhir-akhir ini lagi ramai banget pro dan kontra soal film โ€œLike & Shareโ€ yang diperankan Aurora Ribero dan Arawinda Kirana. Film yang disutradarai Gina S. Noer ini mengangkat isu kekerasan seksual terhadap remaja dan mencoba menyampaikan pesan edukasi dan kritik sosial. Film-film garapan Gina S. Noer ini emang terkenal punya pesan-pesan yang edukatif kayak film terdahulunya Dua Garis Biru.

image

Sayangnya, pas film ini dirilis tanggal 8 Desember kemarin banyak netizen yang memboikot dan terang-terangan bilang nggak akan mau nonton film ini. Alasannya adalah karena isu perselingkuhan yang melibatkan pemeran utama Arawinda Kirana dengan seorang pria yang udah berkeluarga. Sebenarnya isu ini udah dibantah sama agensi yang menaunginya, tapi masih banyak netizen yang percaya kalau isu ini benar dan mendukung pihak istri dari isu perselingkuhan ini.


image

Di hari pertama penayangan pun bioskop-bioskop yang menayangkan film ini terpantau sepi bahkan beberapa netizen bercerita kalau dalam studio yang berkapasitas 200 orang lebih hanya ada 1 sampai 3 orang yang menonton. Sampai di hari keempat penayangan film Like & Share hanya mengumpulkan 36.578 total penonton. Bahkan netizen juga sempat memberikan rating buruk di website IMDb (Internet Movie Database) untuk film ini sebagai bentuk kekecewaan mereka.


Duh! Kenapa Nggak Ganti Pemeran Aja?


Kalau kita lihat di beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Korea Selatan, ketika ada aktor atau aktris yang terlibat skandal biasanya pihak produksi akan langsung mengganti pemainnya kayak kasus Johnny Depp yang diberhentikan dari proyek film Fantastic Beasts 3 dan Pirates of the Caribbean karena diisukan terlibat kasus KDRT. Drama Korea River Where The Moon Rises yang udah selesai shooting sebanyak 6 episode juga terpaksa shooting ulang dan mengganti aktor utamanya yaitu Kim Ji Soo akibat skandal bullying dan pelecehan semasa sekolah.


Awalnya, netizen juga banyak yang mendesak pihak produksi film โ€œLike & Shareโ€ untuk mengganti pemerannya, tapi karena tahap produksi udah selesai dan film juga udah siap dirilis sebelum isu perselingkuhan muncul, mereka tetap pada pendiriannya dan merilis film ini di bioskop. Karena kecewa pemerannya nggak diganti akhirnya netizen pun menerapkan cancel culture ke film ini.


Meskipun begitu, masih banyak juga netizen yang mau nonton film ini, loh! Kebanyakan dari mereka masih mempertimbangkan kerja keras para crew yang ada di belakang layar.


image

Cancel culture emang bisa jadi sanksi tegas supaya publik figur yang melakukan suatu hal yang dianggap negatif bisa mempertimbangkan kembali tindakannya dan meminta maaf ke publik. Tapi dalam menerapkan cancel culture kita juga harus hati-hati, jangan sampai malah terjadi bullying atau nggak memberi ruang kepada mereka untuk memberikan klarifikasi.


Nah, kalau kamu tipe yang kayak gimana, yang lanjut nonton atau lebih baik nggak nonton karena skandal pemeran utamanya? Terus cancel culture efektif nggak, sih, untuk diterapkan di Indonesia? Share pendapat kamu di kolom komentar, ya!


heart

Hearts

heart

Komentar

Komentar

Done
Download aplikasi Campaign #ForABetterWorld untuk dunia yang lebih baik
Tingkatkan dampak sosialmu dan mari mengubah dunia bersama.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone