โHalo, Changemakers ๐
Nggak bisa dipungkiri, sampah adalah masalah serius di era ini. Apalagi fakta bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang memproduksi sampah terbesar kedua di dunia, bisa-bisa tempat tinggal kita jadi lautan sampah, loh! Kalo gitu, kita harus apa Champ?ย
Nah, kali ini Champ baru aja ngobrol-ngobrol bareng Founder Kertabumi Recycle Center, yaitu Kak Ikbal Alexander! Di sini Kak Ikbal selaku seseorang yang aktif menjalankan bisnis pengelolaan sampah bakal ceritain banyak hal, mulai dari fakta sampah sampai tips mengurangi pencemaran sampah. Kamu penasaran? Scroll terus artikelnya, ya!
Halo, Kak Ikbal! Saat ini sedang sibuk apa, kak?
Hai Champ! Awal tahun ini aku lagi sibuk untuk mengatur strategi pengurangan sampah selama setahun ke depan bersama rekan-rekan korporat FMCG, nih. Strategi ini penting banget buat memastikan sektor privat juga ikut ambil bagian untuk mencapai target pemerintah, yaitu pengurangan sampah sebanyak 30% di 2030. Sisanya, aku juga sibuk sebagai konsultan di World Bank untuk mengatur strategi pengurangan sampah di laut Asia Tenggara.ย
Wah, keren! Kalau Kertabumi sendiri sedang berjalan program apa?
Tahun 2023 adalah tahun cukup penting buat Kertabumi, Champ! Kita akan memiliki recycling center baru di lahan seluas 1.000 meter. Selain itu, ada mimpi juga untuk membuat RW di lokasi kami menjadi zero waste. Nantinya, recycling center ini akan jadi pusat edukasi sustainability untuk pegiat lingkungan dan masyarakat umum.ย
Fakta mengatakan kalau Indonesia memproduksi sampah terbesar kedua di dunia hingga mencapai ยฑ 64 juta ton/hari. Apa sih yang bisa lakukan terkait masalah ini, kak?
Pada dasarnya, apapun yang Indonesia hasilkan akan selalu menjadi paling besar di dunia karena kita memiliki populasi terbesar ke-4. Apalagi, semakin sejahtera sebuah negara, maka makin banyak sampah yang dihasilkan. Ini sangat normal mengingat pertumbuhan perekonomian Indonesia di atas 5%. Tapi kalau kita melihat produksi sampah perkapita, kita masih di bawah Singapura, Malaysia, bahkan Thailand. Jadi kita tidak bisa melihat angkanya secara total.ย
Terlepas dari itu, Changemakers harus inget kalau sampah itu tidak mungkin tertimbun tanpa alasan. Sampah tidak punya kaki dan tangan, tidak bisa juga mencari sungai atau laut. Oleh karena itu, kalau melihat isu sampah dengan pendekatan sistem dinamik, terdapat 2 variabel kunci yang harus kita tingkatkan: infrastruktur dan sikap terhadap sampah.
Tumpukan Sampah Bantargebang (Source: Forest Digest)
Bener nggak sih, kita harus menerapkan hidup minimalis untuk mengurangi sampah? Atau ada gaya hidup lain yang bisa dilakukan untuk membereskan masalah sampah?
Mengurangi sampah nggak harus jadi minimalis, loh. Bahkan, nggak ada formula yang fix buat mengurangi jumlah sampah. Semuanya bergantung pada kondisi serta resources kita masing-masing, baik dari keuangan, gaya hidup, serta lokasi tempat tinggal. Misalnya nih, orang yang tinggal di Papua dan Jakarta itu pasti cara mengurangi pencemaran sampahnya berbeda-beda.
Asalkan selalu ingat kalau semua cara mengurangi pencemaran sampah itu valid! Mau mulai dari hal kecil seperti selalu bawa tumbler, menghabiskan makanan, atau sampai hal besar lainnya. Perlu ditandai juga kalau jangan nunggu nanti-nanti untuk mulai beraksi. Mulailah dari hal kecil, manfaatkan media sosial untuk mendukung aksi-aksi kalian, dan selalu ingat kalimat ini: โJangan Pernah Lelah Mencontohkan Hal Baik Kepada Orang Lain". Terus semangat untuk melindungi bumi ini, Changemakers!
Menarik banget ya, insight dari Kak Ikbal! Champ jadi percaya kalau setiap langkah baik yang kita ambil pasti akan mengubah dunia kita menjadi lebih baik juga. Oh ya, berhubung hari ini diperingati sebagai Hari Sampah Nasional, kamu punya tips mengurangi sampah ala kamu nggak? Langsung aja jawab pertanyaannya di kolom komentar, ya!