Hai, Changemakers!
Bagi kalian yang berkecimpung dalam dunia LSM dan NGO, barangkali udah nggak asing nih, sama istilah kampanye sosial. Yup! Salah satu langkah ini dipakai untuk menggaet kepedulian lebih banyak pihak terhadap isu sosial tertentu supaya dampak yang dihasilkan jadi lebih besar.
Terus gimana sih, cara untuk tahu kalau kampanye dan proyek sosial yang kita lakukan udah cukup berdampak? Apa hal itu bisa diukur? Terus, gimana cara mengukurnya? Biar tahu, yuk, simak poin-poin di bawah ini sampai akhir!
1. Menyadari Pentingnya Project Management
Dalam melaksanakan suatu proyek, pasti diperlukan adanya project management yang baik.
Hal ini penting buat membantu efektivitas dan efisiensi dari pelaksanaan proyek yang bersangkutan. Ada kalanya, kita menemui berbagai hambatan yang berpotensi membuat tujuan jadi nggak tercapai secara maksimal atau bahkan gagal. Kegagalan itu bisa didasari oleh beberapa faktor, di antaranya:
- Adanya perubahan dari prioritas organisasi
- Adanya perubahan tujuan project
- Tidak mendefinisikan risiko yang mungkin dihadapi
- Kurangnya pengalaman dari project manager
- Anggota tim yang kerap menunda-nunda
- Komunikasi yang buruk dan tidak jelas
Tentunya kita nggak mau kan, kalau hal itu sampai terjadi? Makanya, perlu dilakukan persiapan untuk mencegah munculnya risiko-risiko yang disebutkan di atas.
2. Pendekatan Logical Framework Analysis
Sebelum berangkat, kamu pasti harus memikirkan dulu, moda transportasi apa yang mau digunakan? Berapa lama waktu tempuh ke kota Y? Jalan mana yang akan diambil? Risiko apa yang mungkin muncul dalam perjalanan? Dan sebagainya.
Nah, begitu pula dalam menjalankan suatu program atau proyek sosial. Kamu tentu perlu tau, apa saja tujuan yang ingin dicapai, dan kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilakukan buat mencapai tujuan tersebut. Hal ini berguna buat meminimalisir risiko kegagalan dalam mencapai hasil yang dimau. Pastinya nggak mau, dong, kalau dana, waktu, dan tenaga yang udah dikeluarkan jadi terbuang begitu aja tanpa hasil berarti?
Saat menyusun pertanyaan-pertanyaan itu, Logical Framework Analysis berperan penting sebagai alat bantu buat mempersiapkannya.
Logframe berbentuk seperti tabel yang yang harus kita isi. Nantinya, pendekatan Logframe Analysis ini akan membantu kita untuk mengidentifikasi hubungan sebab akibat yang diharapkan, supaya terjadi keselarasan antara Goals dengan Activity atau Input yang dimiliki.
Pada akhirnya, aktivitas yang kita lakukan menjadi sejalan dengan Goals yang dituju, sehingga tujuan jadi lebih gampang diraih.
Logframe Analysis juga berguna buat memperjelas tujuan atau objective dari program yang dilakukan, sekaligus menjadi alat buat mengembangkan monitoring dan evaluasi.
Secara garis besar, pengembangan Logical Framework Analysis memiliki tujuan untuk:
- Meningkatkan kualitas proyek lewat adanya indikator output, asesmen risiko, dan tujuan jelas;
- Melakukan kategorisasi dan simpulan dari aktivitas yang kompleks;
- Menggunakan tujuan yang dimiliki sebagai dasar dari monitoring, review, dan evaluasi program;
- Melakukan identifikasi terhadap efek samping yang tidak diharapkan dari program.
Dalam aplikasinya, Logframe Analysis sendiri memiliki dua komponen, yaitu vertikal dan horizontal.
Komponen vertikal terdiri atas:
- Goals (tujuan yang diharapkan)
- Outcome (hasil jangka menengah yang diharapkan)
- Output (hasil jangka pendek yang diharapkan)
- Activity (kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan OOG)
Sedangkan komponen horizontal terdiri atas:
- Deskripsi (penjelasan dari matriks yang kita harapkan)
- Indikator (tolok ukur keberhasilan yang ingin dicapai)
- Means of Verification (alat yang digunakan untuk memastikan kebenaran dari hasil yang diharapkan indikator)
- Risk/Assumption (akibat maupun asumsi yang muncul dari pelaksanaan matriks)
Nantinya, pendekatan Logframe Analysis akan dilakukan secara top down, dimulai dari mengisi dulu Goals yang ingin diraih sebelum akhirnya lanjut mengisi Activity yang akan dilakukan buat meraih tujuan tersebut. Pendekatan top down ini bertujuan supaya Goals yang kita tuju nantinya nggak terkesan sempit atau terbatas.
3. Melakukan Pengukuran Dampak
Setelah mengetahui indikator-indikator melalui Logframe Analysis, setelahnya kamu bisa mulai mengukur dampak dari proyek sosialmu. Sebelum mulai, tentu kamu harus tahu dulu apa itu pengukuran dampak. Secara garis besar, pengukuran dampak merupakan proses untuk melakukan penilaian dan evaluasi terhadap perubahan dan pengaruh nyata yang dihasilkan suatu program atau kegiatan terhadap pihak yang dituju, baik berupa masyarakat, lingkungan, maupun kelompok tertentu.
Kenapa sih, pengukuran dampak harus dilakuin? Hal ini bertujuan buat menilai efektivitas dan keberhasilan program, di samping mengetahui secara objektif apakah program tersebut mencapai tujuan dan dampak yang diharapkan. Tentunya gak mau, dong, kalau effort yang kita lakukan ternyata lebih besar dari hasil yang kita dapatkan?
Paling tidak, terdapat enam jenis aspek yang dapat kita ukur, di antaranya:
- Social Impact
- Advocacy and Policy Impact
- Stakeholder Satisfaction
- Economic Impact
- Behavior Impact
- Organizational Impact
Sementara itu, terdapat beberapa alat atau tools yang bisa digunakan untuk mengukur dampak, yaitu:
- Kuesioner
- Wawancara
- Pengukuran Berbasis Indeks
- Observasi
- Teknik Partisipatif
- Pengukuran Indikator Kerja
- Analisis Data Sekunder
4. Membuat Laporan Dampak atau Impact Report
Langkah selanjutnya dalam pengukuran dampak adalah membuat impact report, yaitu laporan yang menyajikan dan menjelaskan dampak yang dihasilkan oleh suatu program atau kampanye sosial terhadap stakeholders terkait. Isinya berfokus terhadap hasil yang telah diraih, perubahan yang terjadi, serta kontribusi program dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Tujuan dari laporan dampak ini adalah untuk memberikan transparansi, akuntabilitas, dan pembelajaran dari suatu program. Laporan yang ada nantinya bisa dipakai untuk melapor kepada para pemangku kepentingan, pendonor, maupun masyarakat umum guna menunjukkan hasil yang telah dicapai, dampak yang dibuat, serta kelanjutan dan pembelajaran yang diperoleh dari program atau proyek sosial bersangkutan.
Nah, untuk bisa membuat laporan yang baik dan lancar, perlu dilakukan monitoring dan evaluasi yang baik. Makanya, dalam organisasi, penting bagi Program Team untuk berhubungan erat dengan Monitoring and Evaluation Team. Selain itu, penyajian dari impact report juga perlu diperhatikan. Idealnya, laporan telah memenuhi aspek-aspek seperti:
- Bersifat interaktif
- Simple
- Mudah dimengerti
- Terdapat visualisasi data
- Memiliki desain dan format yang menarik
- Memiliki CTA atau Call To Action
Wah, menarik, ya? Ternyata, banyak banget aspek yang harus diperhatikan kalau mau proyek sosial kita berdampak besar buat sesama. Eh, tapi ngomong-ngomong, emang Champ bisa tau dari mana sih, tentang materi sekece ini?
Jawabannya adalah karena Champ abis ikut workshop OCIS (Organizers Capability Improvement Space) yang diinisiasi Lingkar Madani dan Campaign! Pada kesempatan ini, Kak Nasrullah Nur Nugroho selaku Monitoring and Evaluation Officer di Campaign membahas pentingnya melakukan perencanaan, monitoring, serta evaluasi terhadap proyek sosial yang sedang dijalankan supaya bisa mencapai hasil maksimal.
Bersama para perwakilan dari organizers lain, Champ menyimak materi Kak Nasrullah dari awal hingga tuntas, yang kemudian ditutup dengan sesi foto bareng buat mengabadikan momen workshop yang berkesan!
Buat kamu yang ngerasa ketinggalan workshop ini, jangan khawatir! Kamu juga bisa, lho, berbuat dampak dengan cara lain! Salah satunya adalah menyelesaikan Challenge #AksiSalingJaga yang disponsori Indika Foundation. Lewat Challenge ini, kamu bisa membuka donasi sebesar Rp10.000 yang nantinya akan dikumpulkan untuk keberlangsungan program Denai Aksara di 4 kota sekaligus untuk kebutuhan operasional organisasi.
Nah, jadi tunggu apa lagi? Yuk, mulai berbuat dampak dari sekarang!