#ForABetterWorldID

Mengurai Akar Penyebab Kerusuhan Konser Musik di Indonesia

profile

campaign

Update

​Hai, Changemakers!

Di jagat media sosial, lagi rame nih, kerusuhan konser musik Bring Me The Horizon (BMTH) yang digelar di Jakarta pada tanggal 10 November 2023. Dalam tayangan Youtube KOMPAS TV (https://www.youtube.com/watch?v=9prQUPu0Sps) terlihat betapa mengerikannya kerusuhan yang terjadi di panggung. Banyak penonton yang naik ke atas panggung, bahkan sampai merusak fasilitas. Alhasil, konser yang seharusnya berjalan dua hari, hanya berjalan satu hari.

Rusuhnya konser musik BMTH, bukan menjadi fenomena pertama di Indonesia. Changemakers harus tahu kalau kerusuhan konser musik di Indonesia sudah sering terjadi. Contoh lainnya adalah rusuhnya konser Tipe- X di Surabaya. Video yang diunggah oleh Harian Surya di Youtube (https://www.youtube.com/watch?v=0yuxlxoTwLA) menggambarkan bagaimana penonton juga merusak fasilitas yang ada. Usut punya usut, kerusuhan terjadi karena penonton yang nggak mempunyai tiket memaksa untuk masuk.


Rusuhnya konser musik menjadi peristiwa yang harus disayangkan loh, karena akan berakibat fatal. Changemakers pasti udah tahu kalau musik adalah bagian dari seni untuk menyampaikan ekspresi, rasa, dan karsa. Selain itu, musik sebagai bagian dari seni juga berguna untuk membangun solidaritas. Tapi, kalau konsernya rusuh, apa yang mau dinikmati? Belum lagi tercorengnya nama Indonesia kalau itu merupakan konser dengan memboyong musisi internasional.

Nah, pastinya kita nggak mau dong, hal ini kejadian lagi. Coba bareng-bareng kita evaluasi kira-kira kenapa ya, sekarang banyak banget konser-konser yang rusuh hingga dibatalkan?



Semrawutnya Kesiapan Promotor

Dalam pagelaran konser musik, nggak bisa dilepaskan dengan adanya peran promotor musik yang bertugas “mementaskan” pertunjukan dari bekerja dengan para artis, dan band sampai mengatur tempat pertunjukan. Kehadiran promotor juga berguna untuk memanajemen agar konser musik berjalan lancar. Tapi sayangnya nggak semua promotor mampu melakukan tugasnya secara baik.



image

Sumber: Kompas.com


Seperti salah satu contoh salah satu penyebab kerusuhan konser BMTH kemarin dinilai karena ketidaksiapan promotor. Sebab, kerusuhan bermula saat promotor mengatakan konser dihentikan karena ada masalah pada panggung. Sontak saja pengumuman tersebut membuat penonton menjadi marah.

Kerusuhan yang disebabkan oleh promotor juga terjadi di konser musik De Tjolomadoe, Colomadu, Karanganyar. Para penonton mulai kesal manakala saat melakukan penukaran tiket. Ketika melakukan penukaran tiket, panitia saling lempar tanggung jawab. Kericuhan nggak terhindarkan saat promotor menghentikan sepihak konser musik. Dan ternyata, menurut keterangan polisi, pihak promotor masih belum membayar vendor.



image

Sumber: Kompas.com


Ibarat pepatah, posisi promotor bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi, kehadirannya bisa menciptakan event yang ciamik. Namun, di sisi lain, bisa membuat petaka. 


Keamanan yang Kurang Optimal

Personel keamanan menjadi tameng yang kehadirannya dibutuhkan agar kerusuhan konser musik bisa ditekan. Sayangnya, tidak selalu pihak keamanan bekerja secara maksimal. Sebagaimana penelitian dari Mustofa tentang penanggulangan kerusuhan massa musik organ tunggal di Kecamatan Tanjung, Brebes. Salah satu temuan datanya menjelaskan jika personil polisi masih kurang dalam melakukan pengawasan dan pengamanan terhadap konser musik organ tunggal.

Kurangnya pengawasan dan pengamanan oleh aparat keamanan, pada akhirnya kurang bisa mengontrol penonton saat melakukan tindakan anarkis. Karena bisa jadi, ketika jumlah massa yang terlalu banyak, tapi personel keamanannya sedikit, maka sulit untuk mengimbanginya. Misalnya saja seperti festival musik “Berdendang Bergoyang”.



“Matinya” Moralitas Penonton

Tunggu dulu, masih ada satu lagi penyebab dari kerusuhan konser musik. Yaitu perilaku yang kurang baik dari penonton. Penelitian Raditya tentang musik rock di Madura, menceritakan jika chaos-nya konser musik terjadi karena penonton memberikan ejekan, baik pada band, maupun sesama penonton.

Seperti membawa minuman sampai barang-barang yang nggak diperbolehkan oleh pihak promotor. Sampai penonton yang nggak memiliki tiket tetap memaksa masuk.

Nah, biar ga chaos lagi pas nonton konser, mending kita perhatikan hal-hal berikut:

1. Nggak mengganggu kenyamanan orang lain;

2. Membangun sikap saling menghormati;

3. Nggak saling dorong;

4. Membudayakan antri saat masuk;

5. Dilarang melempar benda apa saja ke atas panggung;

6. Dan tentunya menaati peraturan yang udah dibuat oleh pihak promotor.

Jadi, konser musik yang nyaman akan terbentuk manakala ada saling kesinambungan. Kesinambungan antara promotor yang bertanggung jawab, keamanan yang baik, dan juga penonton yang menaati aturan. Bukankah, musik adalah seni bernilai kemanusiaan, bukan untuk menurunkan nilai kemanusiaan?



Referensi:

https://selalu.id/news-2788-beredar-video-kerusuhan-konser-tipex-di-jatim-fair-2022-grand-city-mal-surabaya

https://www.youtube.com/watch?v=0yuxlxoTwLA

https://www.youtube.com/watch?v=9prQUPu0Sps

https://www.liputan6.com/lifestyle/read/5450415/fakta-fakta-konser-bring-me-the-horizon-di-jakarta-yang-berakhir-ricuh?page=3

https://www.detik.com/jateng/berita/d-6836418/konser-di-de-tjolomadoe-ricuh-polisi-amankan-3-or

Raditya, A. 2021. Pedagogi Kaum Terkunci: Kegilaan Dan Kebutaan Dalam Modernitas Pendidikan. Malang: Inara Publisher

Mustofa. 2013. “Upaya Polri dalam Mencegah dan Menanggulangi Kerusuhan Massa Akibat Konser Musik Organ Tunggal di Kecamatan Tanjung Brebes”. Skripsi. UIN Sunan Kalijaga



heart

Hearts

heart

Komentar

Komentar

Done
Download aplikasi Campaign #ForABetterWorld untuk dunia yang lebih baik
Tingkatkan dampak sosialmu dan mari mengubah dunia bersama.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone