Hai, Changemakers!
Indonesia kembali berduka. Kabar duka hadir dari peristiwa letusan Gunung Marapi. Gunung yang berada di kawasan Sumatera Barat, tepatnya di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, meletus pada 3 Desember 2023 pukul 14.54 WIB.
Letusan Gunung Marapi bisa dibilang dahsyat. Sebab, memuntahkan abu berisi vulkanik hingga ketinggian tiga ribu meter dari puncak kawah dan disertai gemuruh.
Dikutip dari Kompas.com, ada 22 korban jiwa sampai tanggal 5 Desember 2023 malam.
Duka yang mendalam, ya, Changemakers. Champ ikut berduka. Semoga keluarga korban bisa menerima dan para korban yang meninggal dunia diterima di sisi-Nya.
Mengapa Diperbolehkan Mendaki?
Namun, di balik duka, ada hal yang mengherankan. Dikutip dari BBC Indonesia, ada tujuh puluh lima pendaki yang terkena dampak dari letusan Gunung Marapi. 40 orang sudah dikembalikan ke rumahnya, 12 korban luka-luka, 1 orang dalam pencarian, dan 22 orang meninggal dunia.
Itu artinya, aktivitas pendakian masih diizinkan. Padahal sejak Januari 2023, pihak PVMBG menetapkan status Gunung Marapi menjadi waspada. Banyak warganet yang bertanya-tanya, kenapa para pendaki masih diperbolehkan mendaki? Champ juga ikut penasaran, mengapa masih diizinkan melakukan pendakian?
Setelah menelusuri berbagai sumber berita, rasa penasaran Champ mulai terjawab. Ternyata, pihak BKSDA sempat menutup jalur pendakian Gunung Marapi. Tapi, pada Juli 2023, jalur pendakian dibuka kembali.
Pembukaan kembali jalur pendakian mempertimbangkan adanya kesepakatan dengan berbagai pihak terkait. Mulai dari Pemda Agam, Pemda Tanah Datar, Dinas Pariwisata Provinsi Sumber, BPBD Tanah Datar, Basarnas, Walinagari Batupalano, Walinagari Aie Angek, dan Walinagari Koto Tuo.
Alasan lain pihak BKSDA memutuskan membuka kembali pendakian Gunung Marapi karena sudah menetapkan SOP. Seperti, waktu pendakian, jumlah minimal pendaki, dan dilarang mendekati kawah.
Semoga dari peristiwa ini, bisa menjadi pelajaran bagi para pendaki untuk mempertimbangkan pemilihan gunung yang aman. Dan juga bisa menjadi bahan evaluasi bagi pihak PVMBG, BKSDA, dan pemerintah dalam membuat kebijakan pendakian yang memperhatikan keamanan pendaki.
Empati dan Cibiran Warganet
Banyak beredar video dari pendaki Gunung Marapi di media sosial. Dalam videonya terlihat wajah pendaki dipenuhi dengan abu vulkanik. Dia meminta pertolongan dengan suara yang lemas.
Sumber: X (report.id)
Sebenarnya bukan hanya Champ saja yang merasakan kesedihan. Banyak warganet yang ikut merasakan kesedihan. Ada yang mendoakan keselamatan para pendaki yang masih terjebak, ada yang ikut merasakan betapa beratnya penderitaan para pendaki, dan ada yang mendoakan agar segera membaik.
Sumber: X
Namun, di tengah rasa empati warganet terhadap para korban letusan Gunung Marapi, masih ada komentar negatif yang bertendensi pada sikap nggak berempati. Misalkan, komentar menyalahkan pendaki karena memilih untuk mendaki. Bahkan, ada yang mengatakan kata nggak senonoh, seperti “mampus” dan “tolol” dalam komentarnya.
Kemanusiaan Warga Sekitar dan Pemerintah
Terlepas dari kontradiksi komentar negatif warganet, sudah sepantasnya sesama manusia untuk nggak saling menyalahkan dan merendahkan. Kenapa? Karena manusia diciptakan dengan hati yang digunakan untuk saling merangkul, membantu, dan menyayangi sesama manusia.
Meski ada yang mencibir korban Marapi, Changemakers masih bisa melihat sikap manusiawi yang diperlihatkan oleh pemerintah. Ada banyak bentuk bantuan dari pemerintah. Pemerintah Provinsi Sumbar akan menggratiskan korban Marapi yang dirawat di rumah sakit. Kemudian, Dinsos Sumbar dan Kemensos akan memberikan santunan dan asuransi pada keluarga korban yang meninggal dunia.
Aksi heroik para warga sekitar Gunung Marapi yang menjadi relawan untuk membantu pencarian korban juga menjadi sorotan. Para warga melakukannya karena panggilan hati dan atas dasar nilai solidaritas.
Sumber: Padek
Champ terus mendoakan teman-teman yang masih ada di sana dan semoga keadaan semakin membaik. Kamu juga bisa menyelesaikan Challenge Ketika Pendidikannya Masih Berarti yang digagas oleh Janji Baik. Challenge bertujuan untuk memberikan kesempatan pendidikan pada anak Indonesia yang kurang beruntung.
Setiap menyelesaikan Challenge akan membuka donasi Rp12.500 yang disponsori oleh Yayasan Dunia Lebih Baik. Donasi akan digunakan untuk fasilitas dan media ajar, kegiatan kelas kreasi (kelas non akademik) siswa, pengurusan pembuatan akta kelahiran siswa, dan capacity building relawan. Yuk, selesaikan Challenge-nya demi membantu adik-adik yang kurang beruntung!
Referensi:
https://bnpb.go.id/berita/gunung-marapi-di-sumbar-meletus-kolom-abu-teramati-setinggi-3000-meter
https://regional.kompas.com/read/2023/12/05/210432878/korban-jiwa-erupsi-gunung-marapi-bertambah-jadi-22-orang
https://www.bbc.com/indonesia/articles/cq5p15qxlpyo
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20231204181532-20-1032784/mengapa-jalur-pendakian-gunung-marapi-tetap-dibuka-sebelum-erupsi.
https://www.detik.com/sumut/detiksumut/d-7072953/korban-tewas-akibat-erupsi-gunung-marapi-akan-dapat-santunan-dan-asuransi
https://padek.jawapos.com/feature/06/12/2023/kisah-warga-batupalano-jadi-relawan-karena-panggilan-jiwa-sudah-pakaian-turun-membantu/