Hai, Changemakers!
Kita pastinya ingin menciptakan dunia yang setara untuk siap aja, termasuk untuk teman-teman Disabilitas. Tapi sayangnya teman-teman Disabilitas saat ini masih mendapatkan stigma dari masyarakat, mereka juga kesulitan mendapatkan pekerjaan. Artikel yang dituliskan Media Indonesia, ada 80 s/d 90 persen penyandang Disabilitas di negara berkembang belum punya pekerjaan.
Salah satu artikel Kompas, menuliskan kisah penyandang Disabilitas di Indonesia yang kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Ada rasa kesedihan yang mendalam waktu Champ membacanya.
Di tengah keadaan yang memilukan, Natunaloka menjadi penyelamat bagi penyandang Disabilitas. Mari ikut Champ ngobrol bareng Kak Patli selaku founder Natunaloka, tentang perjuangan Natunaloka untuk kesejahteraan penyandang Disabilitas.
Champ: Bagaimana terbentuknya Natunaloka?
Natunaloka: Saya berasal dari perbatasan yang masyarakatnya masih awam dengan “Disabilitas”. Bahkan, sekolah khusus teman Disabilitas baru dibangun tahun 2019, sehingga masih banyak masyarakat yang menganggap Disabilitas adalah orang “cacat” atau “gila”. Latar belakang tersebut yang menjadi alasan saya mendirikan Natunaloka. Tujuannya, untuk mengkampanyekan lingkungan ramah Disabilitas, sekaligus memperjuangkan hak Disabilitas agar mendapatkan kehidupan yang layak.
Champ: Panjang umur kebaikan! Untuk saat ini, ada program yang dijalankan oleh Natunaloka?
Natunaloka: Sekarang menjalankan Boot Camp Natunaloka Academy, pembelajaran dan pelatihan literasi digital bagi teman Disabilitas.
Champ: Bicara tentang literasi digital untuk Disabilitas, Champ kepo sama Challenge Sekolah Literasi Digital Gratis Untuk Teman Disabilitas Di Perbatasan Natunaloka Academy yang diluncurkan oleh Natunaloka di Campaign#ForABetterWorld.
Natunaloka: Challenge berangkat dari keinginan untuk mengkampanyekan lingkungan ramah Disabilitas. Sekaligus memperjuangkan hak Disabilitas agar mendapatkan kehidupan yang layak.
Ada dua hal yang menjadi fokus kami. Pertama, memberikan pelatihan literasi digital kepada teman Disabilitas, sehingga mereka memiliki soft skill di bidang digital. Kedua, dalam jangka panjang, kami sedang merancang lapangan kerja berbasis digital yang nantinya talent digitalnya adalah teman-teman Disabilitas.
Champ: Berarti tujuan Challenge-nya apa, Kak?
Natunaloka: Dalam jangka panjang, kami ingin menciptakan inclusive digital workplace, teman- teman yang sudah dibekali soft skill digital, dapat bekerja di lingkungan yang ramah dan aman. Serta menghapus stigma teman Disabilitas adalah beban keluarga.
Champ: Tujuan yang memanusiakan, Kak. Dari peluncuran Challenge akan mendapat donasi. Donasi akan digunakan untuk apa?
Natunaloka: Akan digunakan untuk mendukung proses pelatihan literasi digital bagi teman Disabilitas di wilayah perbatasan.
Champ: Semoga tujuan yang dibuat bisa tercapai dengan maksimal, Kak. Karena sekarang masuk tahun politik, Champ mau tau pandangan kakak tentang pemilu 2024.
Natunaloka: Dengan berkembangnya media digital, partisipasi pemilih muda sangat berdampak. Namun, bagaimana kita dapat mengedukasi sekitar untuk berpendapat dengan santun dan menjalankan prosesnya dengan damai, serta menghargai setiap pilihan.
Champ: Tadi ada jawaban yang menyinggung pemilih muda. Champ jadi kepo, menurut kakak gimana anak muda sekarang?
Natunaloka: Saya melihat kesempatan emas bagi generasi muda untuk lebih produktif dan bernilai. Selama generasi muda mau memahami kemampuan dirinya dan mengembangkannya secara inovatif dan kreatif. Kemudian, juga memiliki nilai edukasi dan sosial bagi lingkungan sekitarnya.
Champ: Sebelum menutup obrolan. Pandangan kakak tentang dunia yang lebih baik.
Natunaloka: Ketika semua perbedaan dapat dirayakan melalui ruang penerimaan. Dunia di mana orang nggak menjadi takut hanya karena berbeda. Dunia di mana aku, kamu, dan kita semua bisa melihat bahwa perbedaan adalah bagian dari keberagaman yang harusnya dirayakan, bukan didiskriminasi.
Apa yang disampaikan dan dilakukan oleh Natunaloka mengajarkan kita untuk menghargai perbedaan. Menghargai perbedaan menjadi dasar untuk membangun kesetaraan.
Kesetaraan bisa menjadi gerbang untuk hubungan sosial yang lebih baik. Yuk,bergerak untuk kesetaraan bagi siapa pun, tak terkecuali bagi penyandang Disabilitas. Buat kalian yang ingin bergerak untuk kebaikan penyandang Disabilitas, mari ikut Challenge Sekolah Literasi Digital Gratis Untuk Teman Disabilitas Di Perbatasan Natunaloka Academy.
Referensi:
https://mediaindonesia.com/humaniora/510025/90-penyandang-disabilitas-belum-memiliki-pekerjaan#google_vignette
https://www.kompas.id/baca/nusantara/2022/12/03/meski-diamanatkan-undang-undang-penyandang-disabilitas-masih-sulit-mendapat-pekerjaan