#ForABetterWorldID

Kepincangan Nalar di Tengah Kekayaan Informasi

profile

campaign

Update

Hai, Changemakers!

“Hidup sekarang enak. Semuanya serba mudah. Mengakses informasi nggak perlu susah-susah. Semuanya bisa dicari dengan sekali duduk.” Kalian pernah mendengar kalimat orang tua seperti itu, nggak?

Sebelum adanya kecanggihan teknologi informasi, generasi di atas Gen Z, termasuk orang tua kita, merasakan menunggu koran terbitan baru untuk mengetahui berita yang terjadi. Atau harus menyaksikan berita dari televisi. Itu pun nggak semua orang bisa mengaksesnya, karena nggak semua bisa memiliki televisi. Makanya, orang-orang dulu duduk di gardu atau warung untuk saling bertukar informasi.

Kalau sekarang? Nggak perlu menunggu keesokan hari buat update informasi, kita hanya butuh satu menit buat mengetahui peristiwa terbaru. Sambil rebahan pun, bisa banget dapat informasi terbaru. Toh, hanya tinggal scroll media sosial aja, udah dapat jutaan informasi terkini.


image

Sumber gambar: storyset.com

Happy pasti dong, dengan kemudahan ini? Tapi, nggak bisa kita abaikan kalau kemudahan ini muncul juga permasalahan lainnya bagai dua sisi mata uang yang berbeda.

Dampak Buruk Kecepatan Informasi

Menurut Yasraf Amir Piliang, seorang pengajar di Institut Teknologi Bandung. Dalam jurnalnya ia menuliskan kemajuan teknologi, membuat informasi mengalir begitu cepat. Secepat kereta api, hussh…. Atau bahkan lebih cepat dari kereta api?🤔

Kecepatan informasi yang mengalir di masyarakat, menciptakan kekayaan informasi dan berita, tapi menyebabkan kedangkalan makna.

Kedangkalan makna, menjadikan masyarakat kurang maksimal untuk menyerap informasi. Masyarakat juga mengalami ketidakmampuan mencerna pesan yang ada di balik informasi. Lebih mengerikannya lagi, rumor akan dianggap benar daripada kebenaran itu sendiri.



image

Fenomena yang Terjadi

Champ jadi teringat dengan isu IPK 2.3 Gibran yang menjadi isu hangat di Twitter (X). Di tahun-tahun pemilu, isu IPK Gibran santer menjadi cuitan hangat di X. Bahkan, sampai menjadi trending topic. Isu IPK Gibran juga sukses membuat netizen memberikan nyinyiran.



image

Sumber gambar: Sumbawanews

Atau isu-isu terbaru yang lagi hangat menjadi perbincangan, yakni kabar perceraian KM, mantan kiper Indonesia, dengan istrinya. Di awal isu perceraian menyebar di media sosial, banyak netizen yang menyalahkan mantan istrinya. Netizen menilai jika mantan istrinya, nggak mau hidup susah dan berjuang bersama. 


image

Sumber gambar: tvOneNews.com

Dari dua contoh di atas apa yang bisa tergambarkan? Yups, masyarakat kita dengan mudahnya memberikan judge, tanpa mencari kebenarannya dahulu.

Hhmm… jangan sampai hal ini dibiarkan begitu saja. Bisa bahaya banget, sih.

Biar kalian nggak mudah memberikan judge, sikap dasar yang harus dimiliki adalah berpikir kritis. Berpikir kritis bukan berarti berbuat onar dan seenaknya saja.

Berpikir kritis, artinya nggak mudah menerima informasi begitu saja. Dengan sikap berpikir kritis, akan menumbuhkan rasa ingin tahu dalam diri untuk mencari kebenaran secara faktual dan aktual.

Yuk, Mencari Kebenaran Informasi

Gimana caranya mencari kebenaran yang valid, Champ?”

Kalau menurut DR. Wawan Hari Purwanto, SH., pengamat intelijen, cara paling mudah buat mencari fakta kebenaran dengan bersumber dari media mainstream. Menurutnya, media mainstream lebih bertanggung jawab dalam memberikan fakta peristiwa.

Pas kemarin masalah isu IPK Gibran, Champ langsung cari sumber dari media mainstream di internet. Di sana langsung tersedia berita yang lebih aktual dan faktual karena medianya mencari sumber langsung ke Gibran.

Selain itu, kalian juga bisa memperhatikan hal-hal berikut agar nggak mentah-mentah menerima informasi:

1. Nggak terpengaruh sama headline. Terkadang, headline memang sengaja dibuat memprovokasi. Tujuannya, agar menarik pembaca. Tapi, di balik headline yang provokatif, bisa membahayakan diri sendiri karena langsung tersulut emosi. Kalau tersulut emosi, yang ada malah memakan mentah-mentah informasi di dalamnya.

2. Periksa siapa yang membagikannya. Hal ini penting agar bisa mengetahui kredibilitas media atau akun yang membagikan informasi. Apakah layak untuk dipercaya atau nggak.

3. Perhatikan waktu konten yang diunggah. Terkadang, konten yang diunggah sekarang, terjadi di masa lalu dan nggak sesuai realita. Champ sering menemukannya. Misalnya, seperti yang diberitakan Jawa Pos pada 28 Februari 2024. Ada video beredar di media sosial tentang demo tolak kecurangan pemilu, tapi setelah ditinjau ulang, video tersebut merupakan aksi penolakan UU Cipta Kerja. Cara untuk mengetahuinya, bisa dengan membaca koran atau mengecek ulang ke berbagai akun atau media serupa.

4. Mengikuti grup anti hoaks. Dikutip dari laman Kominfo di Facebook terdapat fanpage dan grup anti hoaks, seperti Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci.

Yuk, kita lebih bijak lagi dalam mengonsumsi informasi. Jangan hanya asal melahap saja. Sebanyak apa mendapatkan informasi kalau nggak bijak menerimanya, hanya akan jadi pisau yang “melukai” diri sendiri.

Biar kalian nggak terluka akibat informasi yang diterima, yuk tingkatkan bijak menerima informasinya. Salah satu caranya dengan ikut dan selesaikan Challenge dari Literasi Pemuda Indonesia, yakni Memilah Informasi Untuk Demokrasi. Challenge yang bertujuan untuk mengembangkan sikap kritis dan rasional dalam mendapatkan informasi. Kamu udah ikutan?



Referensi:

https://www.kominfo.go.id/content/detail/8870/kita-harus-cerdas-dan-kritis-saat-menerima-informasi-dari-dunia-maya-kata-wawan-hari-purwanto/0/sorotan_media

https://www.kominfo.go.id/content/detail/8949/ini-cara-mengatasi-berita-hoax-di-dunia-maya/0/sorotan_media

https://tacomacc.libguides.com/c.php?g=599051&p=4147190

https://radartuban.jawapos.com/infotainment/864428949/dihujat-netizen-azhiera-adzka-mantan-istri-kurnia-meiga-curhat-ungkap-alasan-perceraian

Jawa Pos edisi 28 Februari 2024

Piliang, Y.A.2001.”Posmodernisme dan Ekstasi Komunikasi”. Mediator 2(2),165-176



heart

Hearts

heart

Komentar

Komentar

Done
Download aplikasi Campaign #ForABetterWorld untuk dunia yang lebih baik
Tingkatkan dampak sosialmu dan mari mengubah dunia bersama.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone