Hai, Changemakers!
Bulan Mei berasa naik becak, tapi bulan Juni berasa naik whoosh alias cepet banget berlalunya! Eits, tapi di awal Juli ada yang spesial, nih. Yap, di tanggal 3 Juli hari ini kita memperingati Hari Bebas Plastik Sedunia. International Plastic Free Day atau Hari Tanpa Kantong Plastik Sedunia jatuh setiap tahunnya pada tanggal 3 Juli.
Sejarahnya bermula dari kesadaran global akan penyebaran yang luas dan menjadi salah satu penyumbang utama sampah plastik di dunia. Dalam upaya meningkatkan kesadaran terhadap dampak negatif dan kerugian yang ditimbulkan oleh penggunaan plastik sekali pakai, peringatan ini pun dirasa penting.
Memangnya seberapa parah si sampah plastik tersebar di sekitar kita? Bahkan, plastik juga ada di tubuh kita, loh! Daripada makin bingung sama dampak plastik yang tersebar di mana-mana, yuk, langsung aja kepoin faktanya di bawah ini!
Hal yang Perlu Diketahui Tentang Polusi Plastik
Plastik sudah menjadi bagian dari hidup manusia, di mana plastik digunakan hampir dalam segala hal, mulai dari menjadi pembungkus, wadah, bahkan menjadi dalam pakaian dan produk-produk kecantikan.

Tapi, plastik yang digunakan saat ini udah menjadi sumber limbah yang begitu besar setiap tahunnya. Dilansir dari dlhk.mamujukab, ada sekitar 280 juta ton sampah plastik sekali pakai menjadi limbah. Pengelolaan limbah plastik pun belum maksimal, dimana 46% sampah plastik yang dihasilkan dikelola dengan cara ditimbun, sedangkan 22% nggak dikelola atau dikelola dengan nggak baik, dan terbuang ke lingkungan.
Nah, pengelolaan limbah plastik yang masih buruk ini menimbulkan banyak dampak negatif. Misalnya, ada polusi yang akan merusak alam, mencemari tanah dan air, meracuni sumber air tanah, dan dapat menyebabkan dampak kesehatan serius terhadap manusia. Nah, salah satunya yang bisa mengancam kesehatan manusia adalah bisa menghadirkan remahan plastik yang dinamakan mikroplastik.
Mikroplastik: Wujudnya Nggak Nampak, Tapi Berbahaya

Apa sih, mikroplastik? Mikroplastik sendiri merupakan partikel plastik yang berukuran 100 nm sampai dengan 5 mm. Kontaminasi mikroplastik emang telah menjadi tantangan global, termasuk di Indonesia, akibat dari pengelolaan sampah plastik yang nggak tepat serta peningkatan jumlah sampah plastik yang terus meningkat.
Selama ini, para ilmuwan selalu menemukan mikroplastik baik pada makanan, hewan, air, maupun udara. Bahkan, hasil pemeriksaan dan laporan terbaru dari para peneliti menemukan adanya mikroplastik di organ terdalam manusia, yakni jaringan jantung. Kok bisa?
Menurut Aliansi Zero Waste Indonesia, sebenarnya manusia berpotensi menelan 5 gram mikroplastik setiap minggunya. Salah satu jalur masuk mikroplastik ke tubuh manusia adalah melalui udara. Daur hidup (Lifecycle) mikroplastik di udara yang berasal dari sumber-sumbernya akan masuk dan terus tetap dalam siklus hidrologi, bahkan bisa memindahkan mikroplastik melalui awan sehingga diturunkan lewat hujan.
Nah, mikroplastik ternyata nggak cuma ditemukan di udara luar, partikel ini juga dapat ditemukan di dalam gedung dan khususnya, di debu lantai. Mikroplastik yang tersebar di udara dapat terhirup dan masuk ke sistem pernafasan seperti yang telah dilaporkan baru –baru ini, dimana mikroplastik teridentifikasi di 11 paru-paru manusia sebanyak 39 partikel. Selain mikroplastik, zat-zat yang terkandung didalamnya akan terlepas ke lingkungan seperti:
BPA dan Phthalate berpotensi memicu kanker payudara, pubertas dini, diabetes, obesitas, dan gangguan autisme
Senyawa Pengganggu Hormon bisa memicu gangguan kehamilan, gangguan tiroid, berat lahir kurang, asma, dan kanker prostat
Senyawa Penghambat Nyala yang bisa memicu penurunan IQ, gangguan hormon dan penurunan kesuburan
Senyawa Perflourinasi memicu kanker ginjal dan testis, menaikkan kolesterol, penurunan respon imun pada anak
Wah, nggak bisa terlihat tapi bahayanya patut diwaspadai, ya!
Kurangi Pencemaran Plastik? Lindungi Hutan Aja
Buat mengurangi persebaran limbah plastik di sekitar kita, bisa mulai dari hal yang sederhana, loh. Salah satunya adalah dengan menanam pohon. Hah, gimana-gimana?

Dengan menanam, pohon bisa menyerap berbagai polutan udara, termasuk partikel kecil yang berasal dari degradasi plastik. Pohon juga menyaring udara, mengurangi jumlah mikroplastik di atmosfer yang dapat terbawa angin dan menumpuk di berbagai lingkungan. Nah, hutan dan pohon juga menahan air hujan dan mencegah limpasan yang bisa membawa plastik dari tanah ke sistem perairan. Ini membantu mengurangi aliran sampah plastik ke sungai, danau, dan laut.
Eits, selain itu, pohon juga dapat menjadi sumber bahan baku yang dapat menggantikan plastik. Misalnya, pohon menghasilkan selulosa yang bisa digunakan untuk membuat bioplastik atau kertas sebagai alternatif kemasan plastik. Nggak cuma itu, tanam tanaman di pekarangan atau kebun rumah juga tambah percantik pemandangan, kan?😻
Buat kamu yang mau ikutan berkontribusi dalam menjaga bumi dan masa depan kita, bisa banget buat cek flagship project dari Campaign dan LindungiHutan, #PilihLestari. LindungiHutan dan Campaign sedang berkolaborasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait konservasi lingkungan yang terancam akibat perubahan iklim. LindungiHutan melaksanakan program #PilihLestari yang nantinya meliputi serangkaian inisiatif, seperti: penanaman pohon, pemberdayaan petani lokal, keterlibatan organisasi lokal, hingga kesadaran lingkungan melalui media sosial.
Untuk mewujudkan inisiatif ini, LindungiHutan dan Campaign mengajak perusahaan/brand untuk berkolaborasi bareng melakukan penanaman lebih dari 20.000 pohon di Indonesia. Yuk, mari bersama-sama melestarikan pohon supaya bumi kita bisa bertahan lebih lama lagi. Langsung aja kunjungi link ini untuk lebih lanjut, yaa: bit.ly/partnershipwithcampaign atau hubungi Noriko Adhyanti (Kiko) di email: [email protected]/+62 813-2869-8995.
Referensi:
https://dlhk.mamujukab.go.id/berita-5199-hal-yang-perlu-diketahui-tentang-polusi-plastik.html