#ForABetterWorldID

Joki Oh Joki

profile

campaign

Update

​Hai, Changemakers!

Eh, katanya sekarang ada wabah baru yang nggak disadari sama kita malah wabahnya dianggap “baik”. Nama wabahnya “JOKI”! Dibilang wabah soalnya udah tersebar di mana-mana mungkin sudah ada di lingkaran terdekat kita.

Udah familiar pasti dong, dengan istilah joki? Joki kalau dilihat secara perkembangannya, sudah ada jauh sebelum tahun 2024. Bahkan,nggak tanggung-tanggung, keberadaan joki dilakukan secara terang-terangan, bahkan mudah ditemukan di media sosial. Sehingga masyarakat yang mau menggunakan jasa joki, nggak perlu sampai garuk-garuk kepala.

Ironisnya, meski joki mempunyai nilai yang buruk, masih ada masyarakat yang menganggapnya biasa-biasa aja. Bahkan, membuat Abigail Limuria, CO Founder What Is Up, Indonesia? mengunggah video kekesalannya terhadap joki di Instagram dan X (Twitter).

Abigail Limuria mengaku jika dirinya merasa syok karena banyak banget orang yang menggunakan jasa joki. Lebih banyak dibandingkan yang dia kira. Bahkan, joki dinormalisasi, seolah-olah joki bukan sebuah tindakan yang keliru.

Pandangan Netizen Terhadap Joki

Video yang diunggah Abigail Limuria, sontak mendapatkan banyak tanggapan dari netizen. Ada netizen yang juga merasa heran, mengapa orang yang memakai jasa joki nggak malu. Justru mencari pembenaran terhadap apa yang dilakukannya.


image

Sumber gambar: tangkapan layar Instagram

Ada juga netizen yang bercerita tentang budaya pendidikan di luar negeri. Bahwa di luar negeri lebih mengutamakan sebuah proses. Nggak mau menggunakan joki. Mereka lebih senang berusaha, seperti bimbingan dengan dosen, pergi ke perpustakaan, atau saling diskusi sesama teman. 



image

Sumber gambar: tangkapan layar Instagram

Bahkan ada juga yang mengomentari dengan nada pembelaan. Ia membela dengan membandingkan joki dengan makelar ikan, makelar beras, travel agent, dan afiiliator produk. Sontak saja komentarnya dibalas oleh Abigail Limuria, menurutnya argumen yang diajukan tentu berbeda. Balasan lain datang dari beberapa orang, menurutnya komentar tersebut adalah hal yang kocak.



image

Sumber gambar: tangkapan layar Instagram

Fakta Menggetirkan Perihal Joki

Menjauh sejenak dari diskursus yang ada di unggahan Abigail Limuria, ada fakta menggelitik tentang joki. Berdasarkan data dari akun Instagram unexplnd, ada perusahaan joki yang sudah ber-PT. Bukan hanya itu, CEO akun joki tugas mendapatkan ruang sebagai pemateri di salah satu kegiatan kemahasiswaan di UGM.

Syok? Tunggu dulu, yang lebih mengejutkan lagi, ternyata pengguna joki tugas penelitian, bukan hanya dilakukan oleh mahasiswa. Sekelas dosen, juga ada yang menggunakannya. Seperti yang dijabarkan oleh kontributor Mojok, ia mendapat pengakuan dari tukang jokinya, kalau kliennya juga datang dari seorang dosen. Alasan dosen menggunakan jasa joki biasanya ingin naik jabatan.

Kalian syok? Itu belum seberapa. Lebih mengejutkan lagi, ternyata juga ada dosen yang membuka jasa joki. Kalau sudah begini, apa kata dunia? Bagaimana nggak mau terjungkal mutu dan kualitas pendidikan kita?

Joki Selain di Ranah Pendidikan

Sebenarnya, jasa joki, bukan hanya bergerak di ranah pendidikan. Ada banyak joki lainnya.

1. Joki Prakerja

Tujuan adanya program Prakerja adalah untuk meningkatkan kompetensi. Tapi, apa jadinya kalau Prakerja ada skandal perjokian?

Jangan kira, Prakerja nggak ada skandal perjokiannya. Bahkan, ada mahasiswa di kampus Yogyakarta bisa lulus tanpa bantuan kiriman dari orang tuanya. Ia hanya mengandalkan sebagai joki Prakerja.

Biasanya, joki Prakerja akan meminta nomor KTP dan nomor KK kliennya untuk proses pendaftaran. Menggelitiknya lagi, menurut laporan yang dipublikasikan di Kumparan, ada ratusan orang yang tertarik untuk menggunakan jasa joki Prakerja. Nantinya, jika berhasil lolos, si joki mendapat imbalan sebesar Rp550 ribu.

2. Joki lamaran pekerjaan

Siapa yang nggak tergiur dengan tawaran akan mendapatkan pekerjaan di PT ternama? Hal itu yang dijadikan sebagai senjata utama bagi oknum joki lamaran pekerjaan. Joki lamaran pekerjaan memberikan iming-iming pada kliennya akan mendapat pekerjaan yang diinginkannya dalam waktu dua minggu.

Si tukang joki juga menawarkan fasilitas pembuatan CV dan surat lamaran pekerjaan. Tarif yang dipatok sebesar Rp200 ribu. Tarif yang terbilang mahal. Sebab, ujungnya janji manis yang ditawarkan hanya menjadi omong kosong. Salah satu korbannya adalah seorang fresh graduate asal Bogor. Karena ia sudah membayarkan uang, tapi nggak kunjung mendapatkan perusahaan yang diinginkannya.

3. Joki war tiket konser

Mendapatkan tiket konser yang diisi oleh penyanyi tersohor bukan perkara mudah. Karena harus bersaing dengan banyak orang. Dengan kondisi yang ada, akhirnya menjadikan joki war tiket sebagai ladang yang menjanjikan.

Bagaimana nggak menjanjikan, kalau dibayar ratusan ribu. Seperti pengakuan seseorang yang bercerita di Uzone.id. Untuk menjadi seorang joki war tiket konser, biasanya menjadikan warnet gaming sebagai tempat bekerjanya dan biasanya menggunakan ruang premium atau VIP. Sebab, ruang premium atau VIP punya kecepatan internet yang lebih.

4. Joki Strava

Gimana kalau kebaikan dari olahraga harus ditukar untuk sekadar ajang pamer di media sosial? Itu yang terjadi sekarang. Namanya jasa joki Strava.

Orang yang menggunakan jasa joki Strava bisa terbilang lumayan. Untuk harganya, menurut penuturan orang yang menjadi joki Strava yang bercerita di era.id, per 1 kilometer dihargai Rp5 ribu.

Sebenarnya masih banyak banget jasa joki yang ditawarkan pada masyarakat. Pertanyaan Champ, kok bisa ada masyarakat yang membuka jasa joki dan menggunakan jasanya? Padahal, kehadiran joki bisa “membunuh” kreativitas dan sikap kerja keras. Kalau kreativitas dan sikap kerja keras mengalami “kematian”, lalu bagaimana mau membangun dunia yang lebih baik? Menurut kamu gimana dengan fenomena joki ini? Tulis di kolom komentar, ya!

Daripada pakai jasa joki, mendingan ikutan Challenge Bantu BOPM Wacana Suarakan Agama Lokal di Sumatera Utara. Challenge yang diluncurkan oleh Badan Otonom Pers Mahasiswa Wacana ini berangkat dari adanya stigma terhadap Pamena, kepercayaan lokal masyarakat suku Karo. Yuk, ikutan dan selesaikan Challenge tersebut. Dengan menyelesaikan Challenge, kita bisa belajar arti keberagaman. Selain itu, juga bisa membuka donasi sebesar Rp40 ribu yang didanai oleh A Better World Foundation. Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk operasional peliputan, pengembangan media, dan pengembangan rumah ibadah.



Referensi:

https://mojok.co/liputan/ragam/gen-z-broken-home-asal-jakarta-sukses-jadi-joki-prakerja-hingga-lulus-ugm/

https://kumparan.com/pandangan-jogja/joki-kartu-prakerja-bawa-200-orang-lolos-87-biaya-per-lolos-rp-500-ribu-1vFhLguMi2g/3

https://mojok.co/terminal/sisi-lain-jasa-joki-skripsi-yang-nggak-banyak-orang-tahu/

https://mojok.co/liputan/ragam/joki-lamaran-pekerjaan-di-medsos/

https://uzone.id/cerita-joki-war-tiket-konser-warnet-gaming-jadi-jalan-ninja

https://era.id/EKSPLANASI/160604/kisah-lulusan-sma-jadi-joki-strava-cuan-bisnis-dari-modal-rasa-malas-orang-lain



heart

Hearts

heart

Komentar

Komentar

Done
Download aplikasi Campaign #ForABetterWorld untuk dunia yang lebih baik
Tingkatkan dampak sosialmu dan mari mengubah dunia bersama.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone