Hai, Changemakers!
Saranjana, menjadi kota yang lagi hangat diperdebatkan. Ini bermula dari unggahan foto seorang perempuan yang berfoto di Bukit Mamake, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Di belakang fotonya, terlihat kota yang diduga Saranjana. Tapi menurut pengakuan perempuan tadi, ia nggak melihat ada pemukiman saat di sana.
Lokasi Kota Saranjana sendiri belum pasti. Ada tiga versi tentang lokasi Kota Saranjana, yakni di Kotabaru, Teluk Tamiang di Pulau Laut, dan Desa Oka Oka, Kecamatan Pulau Laut. Konon, masyarakat percaya jika peradaban Kota Saranjana lebih modern dan maju daripada kota-kota yang ditinggali oleh manusia?
“Ditinggali oleh manusia? Maksudnya, Saranjana nggak ditinggali manusia?”
Bukti Adanya Kota Saranjana
Pertanyaan itu mungkin ada di bayang-bayang kepala kalian. Sebenarnya Kota Saranjana masih menjadi perdebatan, apakah kota tersebut memang benar-benar ada atau hanya sekadar mitos belaka.
Kalau menurut riset dari Mansyur, Saranjana menjadi negara etnis yang didalamnya didiami oleh suku Dayak Samihim pada tahun 1660-an. Saranjana dipimpin oleh Sambu Ranjana. Pada perjalanan waktunya, suku Dayak Samihim meninggalkan Saranjana karena adanya perang dengan kekuatan asing. Kekuatan asing itu berhasil menghancurkan wilayah Saranjana.
Sumber gambar: Disway
Ada fakta lain yang dituliskan oleh Salomon Muller, seorang kartografer yang menjadi anggota dewan Genootschaps en Natuurkundige Komissie di Nederlands Indie. Salomon Muller waktu itu melakukan penelitian tentang dunia hewan dan tumbuhan di Indonesia.
Salomon Muller mengambarkan peta berjudul Kaart van de Kust-en Binnenlanden van Banjermaing tot behoorende de zuidelijke Reize in het gedelte van Borneo atau peta wilayah pesisir pedalaman Kalimantan. Di dalam peta itu tertulis nama Tandjong Serandjana, letaknya di sebelah selatan Pulau Laut, tepatnya di Pulau Kerumputan.
Bukti empiris lainnya, tercantum dalam karya yang dituliskan oleh Pieter Johannes Veth tahun 1869. Di dalamnya menyebutkan, “Sarandjana, aan de kaap Oostzijde van Zuid-Poeloe sea, welk eiland aan tendangan Zuid-Oost Kalimantan adalah gelegen". Jika diterjemahkan memiliki arti, Sarandjana, sisi selatan Poeloe Laut, yang merupakan sebuah pulau yang terletak di bagian tenggara Kalimantan.
Anehnya, meski di zaman dahulu ada dua sumber yang menuliskan tentang posisi Saranjana, tapi di peta Indonesia yang ada saat ini, tak ada yang namanya Saranjana.
Saranjana, Kota yang Tak Pasti
Dengan fakta yang ada sekarang, membuat Mansyur, dalam penelitiannya menganalisis jika Kota Saranjana hanya sebuah imajinasi kolektif yang diciptakan zaman dahulu dan dipercaya sampai sekarang. Imajinasi kolektif ini bertujuan untuk membangun mimpi masyarakat tentang peradaban yang maju.
Kalau mengacu ke analisis Mansyur, sebenarnya nggak berlebihan. Masyarakat Kalimantan percaya jika ada orang yang berusaha mencari Kota Saranjana, ia nggak akan bisa menemukannya dan Kota Saranjana hanya bisa dilihat oleh orang-orang terpilih.
Masyarakat juga mempercayai kalau Kota Saranjana ditinggali oleh jin atau manusia yang udah tiada. Konon, masyarakat yang terjebak di Kota Saranjana, nggak bisa keluar.
Secara legenda, Kota Saranjana memiliki kaitan dengan legenda Kerajaan Pulau Halimun. Di mana terdapat seorang Raja Pakurindang. Raja Pakurindang memiliki dua anak bernama Sambu Batung dan Sambu Ranjana.
Dikisahkan, Sambut Batung dan Sambu Ranjana saling berkelahi. Agar perkelahian itu segera berakhir, Raja Pakurindang memberikan kekuasaan pada kedua anaknya. Sambu Batung diberi kekuasaan menguasai alam manusia dengan menjadi Gunung Sebatung. Lalu, Sambu Renjana diberi kekuasaan kota gaib di Saranjana.
Mitos atau Fakta?
Meski keberadaan Kota Saranjana masih menjadi tanda tanya besar, antara ada dan tiada, tapi ada pelajaran penting yang bisa diambil. Bahwa sebuah tempat, memiliki nilai sejarah di dalamnya. Tempat nggak bimsalabim begitu aja, di setiap tempatnya ada sejarah. Itu sebabnya, kita harus bisa menghargai tempat dengan berbagai cara. Contoh kecilnya, belajar tentang kearifan lokalnya atau nggak merusak lingkungan.
Merusak lingkungan di sebuah tempat, sama aja merusak segala isi dari semesta. Yuk, ikut Challengge PilahSampahDamai Ciptakan Lingkungan Hidup yang Merangkul Semua Agama dan Keyakinan. Kamu bisa belajar cara mencintai lingkungan dan bisa saling mengenal menjaga lingkungan dari tiap agama atau kepercayaan.
Referensi
https://kumparan.com/jendela-dunia/sejarah-kota-saranjana-dan-fakta-menariknya-22M0XVojW0o/1
https://nasional.okezone.com/read/2023/12/12/337/2937437/sejarah-dan-asal-usul-saranjana-kota-mistis-di-kalimantan-yang-diyakini-ada?page=all
Mansyur. 2018. “Saranjana in Historical Record: The City's Invisibility in Pulau Laut, South Kalimantan”. Yupa: Historical Studies Journal. Volume 2, Nomor 1. 13-25