#Friendship4Peace

Peran Pemuda Dalam Menumbuhkan Semangat Toleransi di Era Digital

profile

peacegenid

Update

​Ditulis oleh: Charity Maintance Reality


Di era digital yang semakin terhubung, di mana informasi menyebar dengan begitu cepat, peran pemuda menjadi semakin krusial dalam membentuk opini publik. Pemuda, sebagai generasi yang tumbuh dengan teknologi, memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dan menyebarkan nilai-nilai positif, terutama dalam toleransi.


image

Meski teknologi mempermudah manusia untuk saling terhubung dengan orang-orang dari berbagai latar belakang, namun pada faktanya, teknologi juga dapat menjadi alat untuk menyebarkan ujaran kebencian, diskriminasi, dan intoleransi. Berita bohong (hoax), hate speech, dan polarisasi opini seringkali terjadi di ruang digital. Lantas apa yang harus dilakukan?

Mengenal Toleransi

Tapi sebelumnya Sobat CAMAR, sudah tahu gak apa itu toleransi? Voltaire dikutip dari Philosophical Dictionary pernah bilang toleransi Itu adalah konsekuensi kemanusiaan, Voltaire juga bilang nih, kita semua itu terbentuk dari kelemahan dan kesalahan; oleh karenanya menurut Voltaire manusia harus saling menerima satu sama lain (pardon reciprocally) - itulah hukum alam yang pertama.  

Byron R. Pulsifer seorang penulis  buku “Beyond Saving” pernah bilang juga nih, dengan toleransi orang-orang akan sadar untuk saling mencintai, menghormati, menerima perbedaan bukan suatu kebencian namun sebagai keunikan antar sesama manusia. Menurut Willi Mernyi, seorang politisi dari Austria dengan toleransi maka akan menjaga tegaknya pilar dasar demokrasi dan menjauhkan kita dari tindakan dan rezim totaliter.

Nah guys, dari pendapat para tokoh diatas kalian sudah pahamkan makna dari toleransi itu. Ya, ya, ya intinya toleransi merupakan sikap kita dalam menerima perbedaan sebagai bagian dari kehidupan kita sebagai manusia, sehingga dengan begitu kita tidak mudah terpolarisasi terhadap orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang mencoba untuk mengadu domba kita dengan sikap intoleran.

Tantangan Nyata Toleransi di Era Digital

Tantangan toleransi di era digital saat ini dapat dikatakan cukup variatif dan beragam. Alasannya, algoritma media sosial cenderung menyajikan konten yang sesuai dengan preferensi penggunanya, misalnya seseorang yang suka menonton video lucu akan disajikan tentang video lucu, begitu juga sebaliknya orang yang suka melihat video ujaran kebencian akan disuguhkan video tentang ujaran kebencian.


image

Efek dari algoritma ini menciptakan "bubble/gelembung" informasi yang menguatkan pandangan yang sudah ada bagi pengguna. Hal ini menyulitkan individu untuk terpapar pandangan yang berbeda dan berpotensi memicu polarisasi. Polarisasi opini dan echo chambers membuat dialog antar kelompok yang berbeda kian hari menjadi semakin sulit.

Dengan adanya ujaran kebencian yang mudah menyebar di platform digital, telah mengikis semangat toleransi, sehingga menciptakan suasana yang tidak kondusif untuk dialog. Informasi yang salah atau disengaja ini, dapat memicu perpecahan dan menghambat upaya membangun toleransi sobat. 

Nyatanya saat ini konten yang diedit atau diputarbalikkan dapat digunakan untuk menjatuhkan reputasi individu atau kelompok tertentu. Efeknya dapat bermacam-macam, namun yang paling berbahaya adalah rasa saling tidak percaya antar sesama.


image

Ada juga temuan dalam beberapa komunitas online yang diisi oleh pemuda misalnya, dimana sikap intoleran dan diskriminatif justru dianggap sebagai hal yang biasa, bahkan terkadang mereka memaksa anggota kelompoknya untuk menganggap sikap intoleran sebagai bagian dari candaan, sehingga pemuda merasa tertekan untuk ikut-ikutan agar diterima dalam komunitas.

Akibatnya, fenomena perundungan di dunia maya acap kali terjadi, khususnya di kolom komentar dan banyak menyasar teman-teman dari kalangan minoritas. Bahkan saat ini banyak pemuda yang kesulitan membedakan informasi yang benar dan hoaks, sehingga mudah terpengaruh oleh propaganda.

Apa Yang Kamu Sebagai Pemuda Harus Lakukan?

Nah, sekarang kamu udah pahamkan tantangan toleransi di era digital? Kalau udah paham, lantas apa peran yang kamu sebagai pemuda harus lakukan? Yuks kita bahas!

Ada banyak nih guys, hal-hal yang kamu dapat lakukan untuk mengatasi tantangan intoleransi di era digital.

Pertama, kamu bisa banget loh, baca-baca info dari komunitas yang aktif dalam mengkampanyekan isu toleransi guys di sosial media kamu. Atau kalau kamu mau kamu juga bisa membentuk komunitas online yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan saling menghormati guys. Dengan komunitas akan menguatkan dan menopang kamu untuk memperjuangkan toleransi. 

Mimin punya contoh nih seperti peacegen organisasi ini aktif bergerak di bidang pendidikan perdamaian, dengan fokus pada pengembangan pelatihan perdamaian, media pembelajaran perdamaian, dan kegiatan kampanye serta aktivasi konten perdamaian. Kamu boleh banget loh kepoin media sosial mereka.

Kedua, kalau kamu suka membaca kamu juga bisa kunjungi khub.id guys dengan link dibawah ini https://outlook.khub.id/id/ensiklopediamodulpve. Disitu lengkap banget dijelaskan makna toleransi, fungsi hingga bagaimana sikap kamu dalam memaknai toleransi itu sendiri dilingkungan sekitarmu.

Ketiga melalui aksi, nah guys pemuda seperti kamu nih, perlu banget membekali diri dengan keterampilan untuk mengkritisi informasi, mengenali hoaks, dan mencari sumber yang kredibel. Agar kamu tidak salah dalam memaknai toleransi. Saat ini, CAMAR sedang mengadakan aksi untuk menyebarkan semangat toleransi dikalangan pemuda guys.  

Caranya gampang banget, kamu hanya perlu mengikuti tiga aksi aja melalui Challenge:


heart

Hearts

heart

Komentar

Komentar

Done
Download aplikasi Campaign #ForABetterWorld untuk dunia yang lebih baik
Tingkatkan dampak sosialmu dan mari mengubah dunia bersama.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone