Hai, Changemakers!
Menjelang tutup tahun, dunia seni Indonesia sedang berguncang! Semua bermula saat Yos Suprapto, pelukis senior yang mengadakan pameran, berangkat ke Gedung A Galeri Nasional di tanggal 19 Desember 2024. Sesampainya di lokasi, gedung dikunci. Semua orang tak boleh masuk, termasuk Yos Suprapto.
Rencana pameran lukisam Yos Suprapto yang akan dibuka untuk umum pada 20 Desember 2024-19 Januari 2025, kini menjadi kenangan. Padahal, pameran yang mengangkat tema “Kebangkitan: Tanah untuk Kedaula”, punya tujuan luar bisa. Dia ingin menyoroti krisis tanah pertanian yang kian memprihatinkan.
Tapi, Yos Suprapto memilih untuk mengundurkan diri 3 jam sebelum pameran dibuka. Keputusan dilakukan sebagai ekspresi kekesalan dengan apa yang terjadi.
Sumber gambar: Kompas
Kronologi Runyam di Balik Mundurnya Yos Suprapto
Di balik pembatalannya ada sekelumit peristiwa runyam. Sebenarnya, pameran lukisan Yos Suprapto udah diundur sebanyak tiga kali. Berdasarkan sumber BBC News Indonesia, awalnya pameran akan dilaksanakan pada Maret 2024. Lalu diundur ke Agustus 2024. Kemudian kembali diundur pada 3 Desember 2024. Hingga akhirnya kembali diundur ke 19 Desember 2024.
Benang kusut kembali berlanjut ketika Suwarno, kurator pameran meminta untuk menurunkan dua lukisan. Suwarno mengatakan jika dua lukisan yang dipajang, nggak sesuai dengan tema. Dua lukisan yang diminta turun adalah Konoha I dan Konoha II.
Mendapat penilaian Suwarno, Yos Suprapto menerangkan jika apa yang digambarkan merupakan narasi seni. Hingga kemudian ada kompromi dengan kesepakatan ditutup kain hitam.
Tapi, teman Yos Suprapto membuka kain hitam tersebut karena ingin tau. Sayangnya Suwarno menilai Yos Suprapto nggak menjalankan kesepakatan.
Sumber gambar: CNN Indonesia
Puncak konflik terjadi pada 19 Desember ketika ada rapat bersama. Saat rapat bersama, Yos Suprapto diminta menurunkan tiga lukisan lainnya. Ia bernegosiasi, tapi Suwarno memilih mengundurkan diri sebagai kurator.
Konflik semakin runyam ketika Giring Ganesha sebagai Wakil Menteri Kebudayaan, nggak jadi datang untuk membuka pameran Yos Suprapto. Giring Ganesha mengatakan jika ia nggak datang karena lukisannya bernilai kemesuman.
Sebuah Pembatasan Berekspresi?
Kegaduhan yang terjadi, tercium ke publik. Di postingan X Mahfud MD yang menarasikan gagalnya pameran Yos Suprapto, netizen mengkritik kalau penguasa takut pada karyanya.
Dari pihak penguasa, Fadli Zon selaku Menteri Kebudayaan menilai jika kurator memiliki kuasa.
Beda dengan anggota DPR RI Komisi X, Bonnie Triyana, mengatakan kalau negara seharusnya menjamin kebebasan berekspresi seniman.
Pembredelan pameran Yos Suprapto dinilai Amnesty sebagai gambaran Indonesia yang kian dekat dengan negara otoriter. Soalnya seni dianggap mengganggu stabilitas politik dan norma sosial ekonomi.
LBH ikut menanggapi dengan menilai, apa yang terjadi pada pamera lukis Yos Suprapto sebagai bentuk pelanggaran demokrasi. Seharusnya negara demokrasi menerima kritik dengan berbagai bentuk. Apa lagi karya Yos Suprapto menjadi kritik dengan nilai ilmiah. LBH juga menilai telah terjadi perenggutan nilai hak asasi manusia.
Apabila seni dibatasi, tentu akan membawa dampak buruk. Ruang bagi masyarakat untuk mengkritik dan merefleksikan diri kian menyempit.
Menurut Amnesty, Indonesia melindungi kebebasan berekspresi masyarakatnya. Sebagaimana tercantum dalam UUD Pasal 28 E ayat 3 dan Pasal 28 F.
Dampak terburuk ketika kebebasan berekspresi direpresi, masyarakat hanya akan mengonsumsi kebenaran tunggal penguasa. Jika kebenaran tunggal penguasa dibiarkan begitu aja, moncong kekuasaan semakin semena-mena. Saat kekuasaan semena-mena terjadi, hidup kebahagian masyarakat, hanya utopia. Kalau kebahagiaan masyarakat menjadi utopia, kekacauan negara akan jadi buah yang harus dipetik.
Apakah benar pembatalan pameran lukisan Yos Suprapto bagian dari pembatasan kebebasan berekspresi? Jika, iya, apakah demokrasi di Bumi Pertiwi sekadar menjadi narasi?
Biar kita bisa mendorong kebebasan berekspresi, kamu bisa melatih dirimu untuk menghargai hak beragama atau berkeyakinan setiap orang. Kamu bisa belajar dengan mengikuti Challenge dari kampanye #ProjectSHIFT.
Referensi:
https://www.tempo.co/hukum/lima-temuan-lbh-jakarta-terhadap-pembredelan-pameran-tunggal-yos-suprapto-1184798
https://www.bbc.com/indonesia/articles/ckgxk52krxvo
https://www.liputan6.com/news/read/5845580/komisi-x-dpr-sensor-karya-yos-suprapto-bisa-jadi-preseden-buruk-pemerintah
https://www.tempo.co/teroka/pameran-lukisan-yos-suprapto-dibatalkan-menteri-fadli-zon-kurator-berkuasa-1184307