Hallo sweet reader.
18 April kemarin kita sudah menyelenggarakan sharing online tentang Pentingnya Mental Health di tengah Pandemi. Beruntung sekali karena sharing kemarin kita ditemani oleh pemateri kece, Kak Muslimah A. Salam seorang Psikolog Klinis yang sudah sangat berpengalaman.
.
Kalian mungkin akan penasaran kita ngebahas apa aja kemarin, tapi tenang aja, just keep read this page and you'll get the information.
.
Mental Health atau kesehatan mental, hal ini itu berkaitan erat dengan emosi yang kita miliki. Nah, disini kak Mus menjelaskan 4 indikator yang menunjukkan kalau mental kita sehat atau baik-baik aja nih guys.
1. Bila potensi diri dapat direalisasikan
2. Bila mampu bekerja secara produktif atau fruitfully.
3. Tangguh terhadap tekanan
3. Mampu berkontribusi untuk sekitar.
nah kira-kira kalian mentalnya masih sehat atau nga? haha let's connect.
Disini juga dijelaskan juga contoh sederhana perbedaan seseorang yang normal dengan yang mentalnya tidak sehat:
pertama, orang yang tidak sehat mental akan melihat masalah sebagai sesuatu yang terus menerus dikeluhkan. Nah sedangkan yang mentalnya baik-baik aja nih, mereka akan mengganti kata masalah ini menjadi sebuah tantangan yang harus dihadapi (Asep H.G, Ismarli M).
.
Hal lain yang perlu juga teman-teman ketahui ialah, pentingnya kesehatan mental di masa Pandemi ini. Jadi, faktanya menghadapi pandemi dengan mental yang sehat dapat membantu tubuh kita melawan virus. Hal ini karena jika sistem imun kita bagus dan emosi positif dapat meningkatkan atau menjaga sistem imun tetap bagus.
.
Okay, lalu gimana caranya membangun emosi positif? hemm kita akan kasih juga tips itu untuk kalian.
Lakukan hal yang menurut kalian menyenangkan saat ini. Termasuk jatuh cinta lagi yang dapat meregenerasi tubuh kita sendiri (Yuliard A).
.
Wah hahaha hayyoo siap gak nih jatuh cinta? biar dijawab masing-masing dalam hati yah.
.
Okay terakhir, beberapa hal lain yang dapat kita lakukan untuk membangun emosi positif ialah:
1. Be Mindful, Mindfulness, Mindful Living
2. PERLAMBAT RITME HIDUP
3 Selama ini kita sering auto pilot, pikiran kita tidak bersama kita. ketika melakukan aktivitas, seperti sedang menyetir, ikut seminar, berkumpul, jalan, tapi pikiran kita tidak hadir sesuai aktifitas kita. Otak kita travelling memikirkan yang lain, termasuk waktu ibadah bukan? Hal ini dapat dapat muncul kecemasan. stres karena banyak analisis dan lain-lain.
Sekarang coba aktivitas tersebut diperlambat, rasakan sepenuhnya ketka melakukan, menikmati.
(Laila E).
.
Baiklah teman-teman, mungkin itu aja dulu yah! selamat menjalan hari-hari dengan baik.