Siapa di sini yang emosi rasanya tapi ingin banget balas komentar buruk yang ada di postingan kalian?
Atau, mau menyampaikan kebutuhannya ke atasan atau koleganya tapi bingung cara memulainya?
It’s okay, It’s normal. Semua orang pernah ada dalam posisi itu kok. Kita bisa belajar pelan-pelan untuk mengatasi emosi yang kita rasakan dengan belajar menyampaikan secara asertif. Tapi, apa sih itu asertif?
Sebuah studi menjelaskan asertif sebagai ungkapan atau ekspresi yang jujur dan membenarkan diri pribadi seseorang nih teman-teman. Termasuk perasaan, kepercayaan, hak, tanpa menyangkal hak orang lain loh.
Tenang, asertif merupakan suatu kemampuan yang bisa kita latih terus-menerus. Yuk belajar bareng mengenai komunikasi asertif!
2. Mengerti bahwa kamu tidak dapat mengendalikan perilaku orang lain.
Apapun tanggapan yang diberikan oleh lawan bicara, bukanlah menjadi tanggung jawab kita. Tanggung jawab kita adalah berusaha menyampaikan dengan tidak menyakiti perasaan siapapun. Jika usaha baik kita dibalas dengan hal yang kita tidak inginkan, biarkan saja. It’s not our business anymore.
Sebaliknya, jika kita mendapatkan masukan atau kritik, sebaiknya kita berusaha menerimanya dengan rendah hati. Tetapi, jika kita tidak menerima kritik tersebut, kita bisa berusaha menyampaikan lagi pendapat kita, tanpa terpengaruh emosi.
Foto : Anastasiya Gepp dari Pexels
1. Pahami nilai dan hak diri sendiri.
Kita bisa belajar untuk memahami diri sendiri. Dengan begitu, kita dapat mengenal dan memahami seberapa pentingkah perasaan, pikiran dan kebutuhan yang kita perlu ungkapkan. Dari sini, kita juga belajar untuk menghargai orang lain pula dengan menyadari bahwa apa yang kita rasakan sama pentingnya dengan perasaan orang lain. Pahami kebutuhan kita dan juga keinginan diri sendiri, dengan begitu kita akan semakin yakin dengan apa yang ingin diutarakan.
Foto : Andrea Piacquadio dari Pexels



3. Belajar berkata “tidak”.
Hayoo siapa yang sering “mengiyakan” sesuatu karena nggak enak? Wajar loh untuk menolak sesuatu yang nggak kita mau. Jadi, sebelum berkata “tidak”, kita perlu memahami kemampuan atau batasan yang kita miliki. Hal ini penting agar kita tidak mudah dimanfaatkan oleh orang lain untuk hal yang bukan merupakan tanggung jawab kita. Ingat bahwa kita tidak dapat menyenangkan semua pihak. Setelah menolak sesuatu, berusahalah untuk membantu mencari solusi lain agar menjadi win-win solution untuk kedua pihak.
Selain itu, kita bisa belajar teknik komunikasi asertif, kita bisa memulainya dengan “sepertinya, aku butuh”, “aku merasa bahwa..”. Selain itu, kita bisa melatih rasa empati kita agar ketika menyampaikan sesuatu, kita tetap memikirkan apa yang dirasakan oleh lawan bicara kita. Kalau pendapat orang lain itu membuat kita sangat emosi, kita bisa menenangkan diri terlebih dahulu agar apa yang kita sampaikan bisa lebih tenang dan tidak emosional.
Dengan belajar untuk lebih asertif, kita bisa semakin pede deh untuk mengutarakan sesuatu atau membalas komentar-komentar yang tidak enak, tanpa harus membalasnya dengan suatu hal yang buruk juga.
Yuk kita coba #BalasYangBaik dengan menyampaikan sesuatu dengan cara yang asertif! Biar makin seru, ikut challenge #JagaSosmedBareng yaa supaya kita bisa mengajak teman-teman kita bikin medsos yang aman untuk semua orang!