#ForABetterWorldID

Yuk, Belajar Jadi Deaf Ally Untuk Teman Tuli

profile

campaign

Update

​Hai, Changemakers!


Kalian sudah tahu berita yang trending akhir-akhir ini? Champ punya satu berita yang cukup penting nih, untuk kalian! 


1 Desember 2021 lalu, dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional 2021 yang jatuh setiap 3 Desember, Kementerian Sosial RI mengadakan berbagai acara di Gedung Aneka Bhakti Kementerian Sosial RI. Acara tersebut berupa Peresmian Pameran Lukisan oleh Menteri Sosial RI, Penyaluran Bantuan ATENSI Disabilitas dan Anak Yatim Piatu, Lelang Lukisan dan Handycraft Karya Penyandang Disabilitas, Disabilities Performance, dan acara lainnya. 


Terus, apa yang penting nih, Champ? Nah, kebetulan pada acara tersebut, Menteri Sosial kita, Ibu Tri Rismaharini dikritik karena memaksa teman Tuli untuk berbicara di depan banyak orang. 

image

Lho lho, kok bisa? Jadi, ada seorang teman Tuli bernama Anfil yang memiliki hobi melukis, berkesempatan untuk kolaborasi melukis bersama Bu Risma lalu diundang untuk naik ke panggung dan memamerkan hasil lukisannya ke hadirin. Nah, selain memperlihatkan hasil lukisannya, Anfil juga diminta untuk menjelaskan lukisannya. 


Kemudian, Bu Risma juga mengundang Aldi ke atas panggung, tapi sayangnya teman Tuli terkesan ‘dipaksa’ oleh beliau untuk bisa berbicara di depan hadirin. Bu Risma berharap Aldi dapat menyampaikan isi pikirannya kepada beliau dengan berbicara. Setelah momen itu, ada seorang hadirin yang meminta kesempatan untuk berbicara langsung kepada Bu Risma, di mana beliau mengkritik hal yang telah dilakukan Bu Risma terhadap Anfil dan Aldi, yaitu memaksa mereka untuk berbicara. 


Seperti yang kita ketahui, teman-teman Tuli memang menggunakan alat bantu dengar, namun bukan berarti kita dapat memaksa mereka untuk berbicara. Teman Tuli memiliki cara sendiri untuk berkomunikasi, yaitu dengan bahasa isyarat. Di Indonesia, teman-teman Tuli berkomunikasi dengan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) sejak dulu.


Jika kita memaksa teman-teman Tuli untuk berbicara, enggak menutup kemungkinan bisa bikin mereka tersinggung dan sakit hati. Lalu, bagaimana caranya berkomunikasi dengan teman Tuli yang benar?


Nah, kali ini Champ berkesempatan ngobrol-ngobrol dengan Kak Nissi Taruli Felicia, nih, seorang teman Tuli dan aktivis di Feminis Themis. Yuk, simak pendapat Kak Nissi terkait kejadian tersebut!


Ternyata, Kak Nissi sebagai teman Tuli merasa sedih banget karena Bu Risma terkesan enggak menghargai perjuangan para aktivis Tuli yang memperjuangkan pengakuan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) sejak dulu. Padahal, banyak kepala daerah di Indonesia lagi berlomba-lomba untuk belajar bahasa isyarat.


Bu Risma menganggap pemaksaan berbicara pada teman Tuli adalah cara yang tepat untuk memaksimalkan anugerah Tuhan. Padahal, menurut Kak Nissi, teman Tuli juga memiliki indra lain, seperti tangan dan mata. Kehilangan satu indra enggak serta merta membuat hidup menjadi penuh tuntutan. Kak Nissi juga berpendapat bahwa teman Tuli sudah menjadi disabilitas dan minoritas dari linguistik dan budaya, kemudian dapat menjadi semakin terdiskriminasi, akibat adanya tindakan audisme dari masyarakat dan orang-orang berpengaruh.


Apa itu audisme? Audisme adalah bentuk pemikiran seseorang yang menganggap orang yang dapat mendengar lebih superior dibanding teman Tuli. Contoh tindakan audisme dapat berupa pemikiran, seperti teman Tuli enggak mampu mencapai level teman dengar dalam berintelektual, berbahasa, berkarier, berkomunikasi, dan lain-lain. 


Champ setuju banget, nih, sama pendapat Kak Nissi. Meskipun kehilangan satu indra, teman Tuli masih bisa memaksimalkan anugerah Tuhan melalui indra lainnya. Jangan sampai kita menerapkan audisme dengan mendiskriminasi teman Tuli karena perbedaan cara berkomunikasi.


Terus, apa yang bisa kita lakukan untuk bisa berkomunikasi dan mendukung teman-teman Tuli?


Caranya adalah dengan menjadi deaf ally! Deaf ally berarti mendukung teman Tuli dengan mengikuti komunitas teman Tuli, mendengar, dan mempromosikan kesetaraan untuk mereka. Berikut cara belajar menjadi deaf ally dari Kak Nissi:


1. Belajarlah tentang Bahasa Isyarat dan Dunia Tuli

Kamu dapat memperluas perspektif dan menambah empatimu dalam mendukung komunitas teman Tuli dengan mempelajari dan berusaha memahami dunia mereka.


2. Jangan Melakukan Pemaksaan Komunikasi Berdasarkan Asumsi

Pastikan kamu selalu bertanya kepada teman Tuli terkait hal yang dikomunikasikan dan media yang nyaman untuk digunakan.


3. Jangan Memberi Label Seenaknya

Banyak yang beranggapan bahwa teman Tuli itu bisu. Padahal, ini adalah kesalahan besar. Pastikan kamu enggak memberi label seenaknya ke teman Tuli, ya!


Setelah menyimak tips-tips di atas, Champ jadi pengen jadi deaf ally nih, untuk teman-teman Tuli. Bagaimana dengan kamu? Kamu juga bisa, nih, jadi deaf ally dimulai dengan mengikuti Challenge Tingkatkan Hubungan Interaksi Disabilitas di Indonesia dengan #KawanDisabilitas Bersama Caree Global! Dengan menyelesaikan 7 aksi, kamu dapat membuka donasi sebesar 20 ribu rupiah yang disponsori oleh Paxel. Enggak hanya membantu teman Tuli, kamu juga membantu Komunitas Disabilitas Kota Metro. Yuk, bantu perjuangan teman Tuli dan teman disabilitas dengan ambil aksinya sekarang!


Referensi:

https://www.liputan6.com/disabilitas/read/4726324/mengenal-audism-sikap-dan-anggapan-keliru-terkait-penyandang-tuli


heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone