Hai, Changemaker!
Pasti kalian udah nggak asing kan, dengan kasus persidangan Johnny Depp dan Amber Heard? Nah, per-1 Juni 2022 udah keluar hasilnya, nih!
Keputusan akhir Persidangan Johnny Depp & Amber Heard
Setelah 6 minggu lamanya sidang berjalan alot, dengan bukti dari Johnny Depp dan juga Amber Heard. Akhirnya hari Rabu, 1 Juni 2022, juri memutuskan bahwa Johnny Depp memenangkan kasus persidangan tersebut, dengan total ganti rugi yang harus dibayarkan Amber Heard sebesar $10,35 juta atau setara Rp150,6 miliar. Eittss, tapi nggak hanya Amber Heard yang bayar ganti rugi loh. Juri juga memutuskan, Johnny Depp harus membayar sebesar $2 juta atau Rp29 miliar kepada Amber Heard.

Sumber: kompas.tv
“Awal mula kasusnya gimana sih, Champ?”
Kasus persidangan ini diajukan oleh Johnny Depp, yang mana ia menggugat mantan istrinya, Amber Heard, atas pencemaran nama baik melalui artikel yang ditulisnya di the Washington Post. Artikel yang berjudul “I spoke up against sexual violence — and faced our culture’s wrath” berisikan sejumlah klaim dari Heard, bahwa Johnny Depp telah melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Meskipun pada artikel tersebut nggak tertulis nama Johnny Depp, tapi orang udah terlanjur banyak mengira kalau pelakunya adalah Johnny Depp dan memberikan dampak yang signifikan terhadap karir Depp, loh! Salah satunya adalah Johnny Depp kehilangan kontraknya di franchise Film Pirates of the Caribbean dan Fantastic Beast.


Sumber: tribunnews.com
“Wahh, padahal Johnny Depp pemain utama-nya Champ!”
Yaps, karena itu Depp ingin membersihkan nama baiknya dan membawa kasus ini ke meja hijau.
Masih berhubungan dengan klaim Amber Heard, banyak netizen yang curiga bahwa Heard telah memalsukan ceritanya dan bohong di persidangan. Spekulasi ini akhirnya didukung oleh Dr Shannon Curry, psikolog klinik dan forensik, yang memeriksa Amber Heard pada masa persidangan. Setelah menginterview Heard selama 12 jam, Dr Curry menemukan bahwa Heard mengalami borderline personality disorder dan histrionic personality disorder.
A-Z tentang Gangguan Kepribadian yang diderita Amber Heard
Jadi apa sih, yang dimaksud dengan Borderline personality disorder dan Histrionic personality disorder? Simak terus, ya!
Histrionic personality disorder merupakan kondisi di mana seseorang memiliki rasa emosi yang berlebihan dan suka menjadi pusat perhatian. Seseorang yang mengidap gangguan kepribadian ini setidaknya mengalami 5 dari 8 gejala di bawah ini:
1. Gelisah kalau nggak jadi pusat perhatian.
2. Memiliki perilaku seduktif atau provokatif.
3. Emosi yang dangkal dan mudah berubah.
4. Memanfaatkan penampilan untuk mendapatkan perhatian.
5. Cara bicara yang impresionis dan bermakna samar.
6. Emosi berlebihan atau dramatis.
7. Mudah dipengaruhi.
8. Menganggap sebuah hubungan lebih intim dibandingkan kenyataan.
Dr Curry juga mengatakan, karena memiliki histrionic personality disorder, Heard lebih mudah menyalahkan orang lain dan nggak bisa mengakui kesalahan.
Sumber: news.sky.com
Sedangkan, borderline personality disorder adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan untuk mengatur emosinya dan berujung pada mood yang nggak stabil.
Korelasi dengan kasus persidangan Johnny Depp VS Amber Heard
“Jadi, Amber Heard kalah karena punya gangguan kepribadian, Champ?”
Mmmm..mungkin kurang tepat kalau kita menyalahkan penyakitnya, ya. Tapi, ahli mengatakan, bahwa Amber Heard kalah di persidangan karena dia dianggap nggak kredibel. Neama Rahmani, Presiden dari West Coast Trial Lawyers, menjelaskan Heard kalah karena ia berbohong dan bersikap hiperbola. Pada kasus ini, banyak dari testimony Heard yang nggak selaras dengan bukti yang ada. Contohnya seperti bukti cedera yang dialami Heard dan deskripsi kekerasan yang diajukannya. Akibatnya, Heard terkesan nggak kredibel dengan gugatannya.
Sumber: buzzfeednews.com
Di sini, Champ bisa menyimpulkan kalau gangguan kepribadian yang dialami Heard kemungkinan besar mempengaruhi sikap dan perilaku Heard saat di persidangan.
Hmmm, menurut kalian gimana nih, Changemaker?
Terlepas dari itu, kita sebagai Changemaker yang budiman harus menghargai seluruh perbedaan yang ada. Isu kesehatan mental seperti gangguan kepribadian nggak bisa dianggap remeh. Kita justru seharusnya saling merangkul untuk membuat dunia ini jadi tempat yang lebih baik. Nah, kamu bisa ikuti Challenge “Yuk Bantu Orang di Sekitarmu Bahagia dengan #PsychologicalFirstAid” untuk menyebarkan emosi positif terhadap orang-orang di sekitarmu! Melalui challenge ini kamu juga akan membuka donasi sebesar Rp5 Ribu yang akan digunakan untuk memberikan layanan konseling gratis kepada mereka yang membutuhkan.