#ForABetterWorldID

Belajar Ageisme Dari Pengalaman Kak Gustika Hatta, Yuk!

profile

campaign

Update

Hai, Changemakers! 


Kamu pernah nggak sih, dikatain atau denger kalimat kayak gini: 


Anak kecil tau apa?” 

“Emang anak seumuran kamu bisa apa?” 

“Ih dia udah tua, pasti udah nggak produktif!” 


Kalau iya, itu adalah bentuk dari ageisme atau diskriminasi berdasarkan umur. Tanpa disadari, tindakan ageisme udah diwajarkan banget di lingkungan kita, sampai kita sendiri nggak nyadar kalau itu adalah bentuk diskriminasi. Nggak cuma itu, ageisme bisa terjadi ke segala usia! Mau muda, tua, semua bisa kena.

image

Sumber: herzing.edu


Kak Gustika Hatta, Peneliti Hak Asasi Manusia, juga pernah mengalaminya ketika menjadi narasumber di sebuah acara TV nasional. Di awal acara, sang host menanyakan umur dari Kak Gustika, dan kemudian melabelinya sebagai “millennial”. Sepanjang acara pun, sang host berulang kali memanggil Kak Gustika dengan panggilan “sayang” seakan-akan ia adalah anak kecil. Parahnya lagi, adalah ketika sang host mempertanyakan opini dari Kak Gustika: “Itu murni buah pikirmu sendiri? Udah dimarahin mama belum?”.  Di sini kita bisa menilai kalau sang host meragukan opini dan pemikiran-pemikiran Kak Gustika, karena berangkat dari asumsi kalau dia adalah millennial, sehingga segala stereotip buruk tentang millennial juga ikut melekat di Kak Gustika.
image

Sumber: kumparan.com


Kita bisa belajar dari pengalaman Kak Gustika, kalau ageisme ini memang subur di lingkungan kita dan bisa terjadi ke siapa dan di mana aja! Masalahnya, dampaknya nggak main-main loh, Changemakers! Salah satunya bikin nggak percaya diri dan ngehambat kita dalam meraih potensi penuh. Bayangin kalau ini terjadi ke ratusan individu di setiap generasi, pastinya akan berpengaruh ke kualitas masyarakatnya dan pencapaian negara itu! 


Hari ini, bertepatan dengan Hari Remaja Internasional 2022, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyerukan tema Solidaritas Antar Generasi: Menciptakan Dunia untuk Segala Usia. PBB percaya bahwa untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), dunia perlu memanfaatkan potensi penuh dari semua generasi, yang mana bisa kita dapatkan dengan menghapuskan ageisme tadi. Ketika stereotip dan diskriminasi berdasarkan umur hilang, maka segala usia dapat berkontribusi secara nyaman, tanpa harus takut di-judge menurut umur. Akhirnya, terbentuklah solidaritas dan kolaborasi yang baik antar generasi!
image

Sumber: hijauku.com


Sebagai Changemakers, ayo kita sama-sama hapuskan ageisme agar solidaritas antar generasi bisa terbentuk dan SDGs bisa tercapai! Karena pada akhirnya umur nggak selalu menentukan kecakapan maupun kredibilitas dari seseorang. Langkah tergampang yang bisa kita mulai adalah dengan bersikap lebih objektif, tanpa mempermasalahkan usia seseorang. Jika bukan kita yang memulainya, lalu siapa? Selamat Hari Remaja Internasional, Changemakers!


heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone