#ForABetterWorldID

Banyak Kasus, Kepercayaan Masyarakat terhadap Polri Menurun

profile

campaign

Update

Hai, Changemakers!


Kamu masih ingat sama kasus penembakan antara polisi dengan polisi di Duren Tiga yang ternyata adalah kasus pembunuhan berencana? Terus, kasus penembakan gas air mata di Stadion Kanjuruhan yang menyebabkan chaos, hingga banyak memakan korban jiwa? Ada juga yang terbaru, calon Kapolda Jatim yang tertangkap karena menjual narkoba jenis sabu-sabu? 


Waduh, kasus-kasus yang melibatkan beberapa anggota Polri (Kepolisian Negara Republik Indonesia) sebagai pihak tersangka memang lagi banyak terjadi akhir-akhir ini dan cukup memprihatinkan. Champ jadi berasa kayak lagi nonton Drama Korea, soalnya kasusnya panjang dan pasti cukup rumit! Coba kita cek, apa aja sih, emang kasus dari polisi yang akhir-akhir ini viral?


Kasus Pembunuhan Brigadir J oleh mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Ferdy Sambo

image

Foto: detik.com

Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan, kasus ini berawal dari kemarahan Ferdy Sambo (Mantan Kadiv Propam Polri) setelah mendengar kabar istrinya dilecehkan di Magelang oleh Brigadir J yang merupakan ajudannya saat itu. Penuh dengan emosi Ferdy Sambo memanggil Bharada E dan Brigadir Ricky Rizal untuk menembak Brigadir J di rumah dinas di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan. Setelah penembakan terjadi, Ferdy Sambo menyusun skenario, bahwa peristiwa tersebut merupakan baku tembak antara Eliezer dengan Brigadir J. Kasus ini pun terbongkar dan Ferdy Sambo diadili dengan Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP dengan pertimbangan hukuman mati, penjara seumur hidup hingga minimal 20 tahun penjara.


Pada Senin (17/10) dilakukan sidang perdana dan pembacaan dakwaan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Ferdy Sambo didakwa bersalah karena melakukan, memerintahkan, dan turut serta melawan hukum melakukan tindakan obstruction of justice atau menghalangi penyidikan dengan merusak bukti CCTV hingga skenario lainnya.


Kasus Penembakan Gas Air Mata Kadaluarsa di Stadion Kanjuruhan oleh Beberapa Anggota Polri


image

Foto: liputan6.com

Pertandingan sepak bola yang seharusnya berlangsung seru, justru berubah jadi tragedi paling kelam di sejarah persepakbolaan Indonesia, setelah oknum anggota Polri menembakkan gas air mata di dalam stadion. Meskipun udah ada peraturan yang melarang penggunaan gas air mata di dalam stadion, pihak Polri masih menyangkal, bahwa gas air mata bukan penyebab kematian ratusan korban jiwa. Polri juga mengatakan bahwa hanya 11 proyektil yang ditembakkan oleh oknum.


Menindaklanjuti pernyataan Polri, beberapa media seperti The Washington Post dan Narasi TV melakukan investigasi dan menemukan setidaknya 80 selongsong gas air mata yang ditembakkan aparat kepolisian. Selain itu, mereka juga menemukan proyektil lain seperti flashbang dan flare yang juga ditembakkan ke area stadion. Berdasarkan wawancara beberapa saksi dan analisis visual rekaman ditemukan juga video saat oknum aparat keamanan sedang menembaki gas air mata secara membabi buta. Waduh, jadi yang benar yang mana, nih?


Kasus Irjen Teddy Minahasa yang Jual Narkoba dari Barang Bukti Sitaan


image

Foto: cnnindonesia.com

Baru ingin diangkat menjadi Kapolda Jawa Timur menggantikan Irjen Nico Afinta yang dimutasi akibat tragedi Kanjuruhan, Irjen Teddy Minahasa justru ditangkap karena kasus narkoba. Bukan sebagai pengguna tetapi malah terlibat dalam jaringan peredaran narkoba.


Keterlibatan Teddy berawal saat menjabat sebagai Kapolda Sumatera Barat yang berhasil mengungkap kasus narkoba sebanyak 41,4 kilogram sabu pada Mei 2022. Saat pengungkapan kasus narkoba tersebut, Teddy diduga meminta ‘jatah’ barang bukti sebanyak 5 kilogram. Sabu sebanyak 5 kilogram tersebut yang kemudian dijual oleh Teddy. Saat penangkapan, Polda Metro Jaya menyita total 3,3 kilogram sabu. Sementara 1,7 kilogram sisanya udah diedarkan di Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Atas perbuatannya ini, Irjen Teddy Minahasa ditetapkan sebagai tersangka dengan ancaman hukuman maksimal hukuman mati dan hukuman minimal 20 tahun penjara.


Kepercayaan Masyarakat terhadap Polri Menurun, Jokowi Panggil Jajaran Polri ke Istana


Dari banyaknya kasus yang akhir-akhir ini terjadi, secara nggak langsung seperti memperlihatkan bagaimana kinerja Polri selama ini. Masyarakat pun mulai memberikan komentar mereka terhadap kasus-kasus tersebut. Beberapa diantaranya mulai menunjukkan ketidakpercayaan mereka, tetapi masih ada juga yang mendukung polisi-polisi baik dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah ini.



image

image

image

Menyadari kalau tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri menurun drastis setelah banyaknya kasus, pada Jumat (14/10) Presiden Joko Widodo langsung memanggil 559 anggota Polri ke Istana Negara untuk diberikan pengarahan.


Berikut beberapa arahan yang diberikan Presiden Joko Widodo ke jajaran Polri:

  1. Reformasi Polri

  2. Jaga Solidaritas

  3. Bantu Pemerintah Daerah

  4. Jaga Tahun Politik

  5. Berantas Judi Online dan Narkoba


Meskipun keadaan Indonesia lagi kurang kondusif seperti ini, Champ harap masalah ini bisa segera terselesaikan dengan baik. Jangan ada lagi deh, polisi nggak bertanggung jawab yang ada di dalam Polri. Semoga kedepannya Polri bisa menjalankan tugasnya sebagai pelindung dan pelayan masyarakat.


heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone