Hai Changemakers! ❤️🔥
Ketemu lagi bareng Champ di Issue Talk. 👋
Siapa nih, Changemakers yang sudah nonton film Dear David yang baru tayang di Netflix pekan lalu? Yap, film Dear David merupakan film garapan sutradara Lucky Kuswandi, nggak hanya menyuguhkan kisah romantis dan fantasi remaja, tapi juga mengangkat isu sensitif yang bagaimana seorang remaja mengeksplorasi hasrat seksual, pentingnya komunikasi dalam persahabatan hingga upaya menerima diri sendiri atau self-love dan self-compassion.
Ok, Champ mau kasih sedikit bocoran film Dear David.
Film Dear David menceritakan kisah seorang remaja, Laras, yang merupakan ketua OSIS SMA dan penerima beasiswa, yang memiliki hobi unik, yaitu menulis Fan Fiction. Tapi, di balik kehidupan dan prestasinya, ternyata dia memiliki blog pribadi rahasia yang isinya berbagai cerita fantasi liar dan vulgar tentang dirinya dengan David, teman yang dia sukai dan juga salah satu pemain sepak bola di sekolahnya.
Akibat terlalu sibuk dan terjebak dalam angan fantasi lewat blog pribadinya, reputasi dan masa depan Laras menjadi taruhan, saat blog fantasi itu akhirnya nggak sengaja bocor dan mulai dibaca satu sekolah.
Nah, buat kamu yang sudah nonton film Dear David, ada beberapa fakta menarik. Penasaran? Yuk simak!
1. Karakter Tiga Pemain Utama
- Karakter Laras (Shenina Cinnamon)
Karakter Laras digambarkan sebagai siswa teladan berprestasi, pintar dan juga merupakan ketua OSIS. Si ambisius Laras yang paling sayang sama ibunya semenjak ditinggal oleh ayahnya sewaktu kecil dan harus tinggal berdua dengan ibu dalam usaha toko bangunan. Sambil berjuang mengejar impiannya, dia dipandang sebagai siswa paling ‘tajir’ di antara teman- temannya.
- Karakter David (Emir Mahira)
David adalah seorang remaja yang taat ibadah, sensitif terhadap perempuan remaja, salah satu pemain sepak bola, orang biasa yang nggak suka jadi pusat perhatian, dan mau mencari jati diri. Dia tinggal berdua dengan ayahnya. Nggak hanya itu, dia pernah memiliki trauma di masa lalu yang di mana ibunya punya masalah kehidupan.
- Karakter Dilla (Caitlin North Lewis)
Karakter Dilla adalah siswa pendiam, nggak suka bergosip, penyayang dan juga mencari jati diri hingga punya banyak privilege. Selain itu, dia juga menggait dua karakter sekaligus, loh. Meskipun begitu, Dilla sulit diterima dipergaulan karena secara looking-nya memang berbeda, bahkan dikatakan pecun satu sekolah karena hobi selfie vulgar. Tapi, hanya satu sahabat yang mau menerima Dilla adalah Laras, walaupun karakter mereka berlawanan.
2. Kisah yang dibuat merupakan kisah romantis remaja coming of age
Film Dear David termasuk dalam drama coming of age yang banyak membahas tentang hal berbau tabu dan sensual di kalangan remaja. Jadi, dalam tiap sekali cerita ada kaitan antara karakter dengan segala permasalahan di sekitarnya. Hal ini menjadi sebuah proses bagaimana mereka tumbuh berkembang tentu membuat penonton merasa dekat dengan konflik yang dihadapi.
3. Masuk Dalam Film Kelima dari Palari Films
Menurut Produser Muhammad Zaidy, film Dear David menjadi film sukses kelima yang diproduksi oleh Palari Films setelah menyaingi dengan film remaja lainnya. Walaupun filmnya bukan termasuk film remaja pertama yang dibuatnya. Hanya saja ada cerita yang menarik, unik dan relevan tetap melekat di Dear David dibandingkan dengan cerita remaja yang pernah rilis sebelumnya. Sehingga penonton nggak akan bosan dengan kisah romantis yang monoton. Selain itu, film ini hanya boleh ditonton oleh usia 18 tahun ke atas.
4. Banjir Pujian Positif dari Sutradara Joko Anwar Hingga Netizen
Sejak film Dear David dirilis di Netflix, film Garapan sutradara Lucky Kuswandi mendapat sorotan positif oleh publik. Berkat film ini, dia mendapat banjir pujian dari insan perfilman hingga Netizen.
Salah satu penilaian positif dari sutradara Joko Anwar terhadap film Dear David yang dikemas apik dan sangat relevan dengan kondisi dunia saat ini, bahkan nggak hanya dunia remaja.
Selain itu, pujian positif juga datang dari salah satu influencer, Stephany Josephine. Dia menganggap filmnya yang sarat akan makna.
Walaupun Netizen menganggap filmnya aneh, nggak pas dengan penonton Indonesia dan termasuk kategori pelecehan seksual, malah mendapat pujian positif yang membangun oleh Netizen ‘Dear David’ melalui cuitan di Twitter, Changemakers.
Gimana nih, Changemakers? Kamu termasuk yang udah nonton belum?
Nah, sebagai penutup kisah film Dear David, sutradara Lucky Kuswandi menganggap film ini nggak bertujuan untuk semata-mata membahas vulgar saja, melainkan mempunyai pesan mendalam terkait privasi, birahi seks perempuan, objektivitas pria, parenting dan juga manajemen konflik remaja di sekolah. Selain itu, pesan dia kepada Netizen untuk berani menjadi diri sendiri dan menentang sesuatu yang salah.
Sambil menonton film Dear David, kamu juga bisa ikut ambil aksi dalam Challenge Semangat Berwirausaha dengan Menjadi #PeduliPerempuanWirausaha supaya perempuan Indonesia makin semangat berkarya. Partisipasi kamu dalam Challenge ini bisa dikonversi menjadi donasi sebesar Rp15 ribu yang disponsori oleh Yayasan Dunia Lebih Baik untuk meningkatkan pengetahuan perempuan Indonesia khususnya para single mom.
Buat kamu yang sudah nonton filmnya, gimana perasaanmu? Share yuk di kolom komentar!