#ForABetterWorldID

Satukan Perbedaan Bersama Search for Common Ground Dalam Membawa Perdamaian di Indonesia!

profile

campaign

Update

Halo, Changemakers!

Apakah kamu pernah membayangkan Indonesia yang damai, tentram, dan nggak ada konflik agama? Wah, pasti rasanya sangat luar biasa tentram, ya! Namun, sebetulnya bagaimana ya, kondisi kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia saat ini?  Yuk, kita bahas sambil tengok pendapat-pendapat dari Search for Common Ground (SFCG)! Buat yang belum tau, SFCG itu apa, mereka adalah NGO yang mempunyai fokus pada bidang manajemen konflik dan membangun perdamaian. SFCG berada di 34 negara, salah satunya Indonesia! 


Kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB) di Indonesia, masih banyak yang perlu diperbaiki


Indonesia menjadi negara yang secara resmi mengakui enam agama di dalamnya, yaitu Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Khonghucu. Tentunya dari keberagaman ini, semua orang mengharapkan adanya toleransi satu dengan yang lain agar hidup bisa lebih aman, damai, dan tentram. 


Saat ini Indonesia memiliki perkembangan kebebasan beragama dan berkeyakinan ke arah yang positif. Hal ini dijelaskan oleh Gracia Respati selaku Program Coordinator dan Farra Arrasya selaku Design, Monitoring and Evaluation dari Search for Common, bahwa adanya keputusan MK untuk menyertakan penghayat kepercayaan di kolom agama pada KTP di tahun 2017. Meskipun begitu, masih banyak sekali tugas lainnya untuk memastikan kalau hak-hak beragama dan berkeyakinan benar-benar terpenuhi. 


Namun, di sisi lain masih terdapat hambatan-hambatan yang terjadi dan dialami oleh agama-agama minoritas. Menurut Freedom House, pemerintah pusat dan daerah dianggap masih seringkali gagal saat melindungi kelompok agama minoritas dan terkadang menjadi bias saat melakukan penyelidikan dan penuntutan. Bahkan, konflik pembangunan rumah ibadah menjadi permasalahan yang nggak kunjung selesai. Padahal secara prinsip, kebebasan beragama dan berkeyakinan juga mencakup hak untuk beribadah, loh! Hmm, tapi kenyataan berkata sebaliknya, sepanjang tahun 2022, pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan menjadi meningkat, seperti izin pembangunan yang dipersulit, penghancuran rumah ibadah, penutupan rumah ibadah secara paksa oleh oknum-oknum yang nggak bertanggung jawab. 

image

(Sumber: VOA Indonesia)


Selain itu, ada juga tantangan yang terjadi di Indonesia untuk mewujudkan perdamaian, khususnya di ranah KBB. Gracia Respati dan Farra Arrasya juga menjelaskan ternyata masih banyak orang yang belum aware dengan tantangan beragama dan berkeyakinan di Indonesia, di luar dari enam agama yang “diakui” oleh negara. Nggak hanya itu aja, mereka juga menyebutkan kalau di Asia, termasuk Indonesia, masih mengutamakan untuk menjaga harmoni, walaupun akibatnya ada hak-hak masyarakat yang nggak dipenuhi. 


“Perdamaian yang seperti ini sifatnya masih pasif, bertahan karena tidak ada yang ‘menggoyang’. Peace is not the absence of conflict”, ucapnya. 


Hmm, terus apa langkah-langkah selanjutnya yang bisa kita lakukan sebagai anak muda dalam mendukung aksi perdamaian dari kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia?


image

Kita sebagai anak muda, generasi penerus bangsa Indonesia harus bisa membangun kembali budaya toleransi, yang menerima dan menghargai perbedaan di lingkungan kita. Ingat! Toleransi bukan sekedar sopan santun aja, tapi juga menjalin persahabatan, keharmonisan berdasarkan kasih dan kebenaran. Selain itu, menurut Gracia Respati dan Farra Arrasya dari Search for Common Ground, perbedaan itu pasti ada dan perlu ada. Kalau semua orang punya pandangan yang sama, nggak akan ada yang menentang atau menantang status quo dan nggak akan ada inovasi. 


Oleh karena itu, Search for Common Ground, Campaign, dan Indika Foundation saat ini sedang berkolaborasi untuk mengadakan serangkaian kegiatan Creator Space: This Youth Can, di mana acara ini melibatkan content creator muda untuk menyuarakan keberagaman, toleransi, dan kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB). Udah ada 84 creator yang mengikuti kegiatan ini di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Dengan merekrut generasi muda harapannya setiap isu KBB dan toleransi bisa dibicarakan oleh masyarakat umum, khususnya anak muda. Teman-teman yang sebelumnya nggak banyak bersinggungan dengan isu toleransi/KBB bisa menjadi tahu mengenai keberagaman agama di Indonesia dan tantangannya, serta apa yang bisa dilakukan sebagai content creator! 


Terakhir, ada pesan dari Gracia Respati dan Farra Arrasya selaku tim Search for Common Ground untuk Changemakers! 


“Terus semangat dalam membuat perbedaan, karena setiap langkah kecil itu berarti”


Kamu bisa memulai langkah kecil dengan cara mengikuti Challenge Perempuan Harus Bersatu Untuk Tetap Berilmu bersama Mother University. Kamu cukup mengikuti empat aksi dan aksi tersebut akan dikonversi menjadi donasi sebesar Rp20 ribu yang disponsori oleh Yayasan Dunia Lebih Baik! Seluruh donasi yang terkumpul akan diberikan kepada 60 perempuan terpilih untuk belajar di Mother University. 


Yuk, mulai ambil aksi untuk membuat dunia yang lebih baik! 


heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone