Hai, Changemakers!

Kalian mungkin udah nggak asing lagi sama program satu ini: Doing Good #ForABetterWorld alias DGFW. Program kolaborasi antara Campaign dengan berbagai organisasi di perguruan tinggi seluruh negeri ini udah menghasilkan banyak banget dampak, di antaranya mengajak ratusan orang buat kompak menyelesaikan Challenge yang ada di Campaign dan membuka donasi.

 Sama nih, kayak yang dilakukan temen-temen BEM Faperta IPB beberapa waktu lalu. Penasaran sama cerita dan strategi mereka dalam mengajak mahasiswa IPB buat menyelesaikan 3 Challenge di Campaign? Kalo gitu, yuk langsung aja simak cerita dari ketiga tamu spesial kita: ini dia Kak Nisa, Kak Rosyid, dan Kak Salma.

Q: Hello! Sebelumnya boleh perkenalkan diri kamu dan ceritakan kesibukanmu akhir-akhir ini?

Kak Salma: Halo! Kenalin, aku Salma Firyal, perwakilan dari BEM Faperta IPB 2023! Selain kuliah dan mengerjakan tugas akademik, aku juga memiliki kesibukan di BEM Faperta Divisi Sosial dan Lingkungan dan saat ini sedang menjalankan program ovoc development. 

Kak Nisa: Hai, namaku Khoirunnisa Putri Rifiana, dan sekarang aku lagi sibuk berkuliah dan berorganisasi salah satunya di BEM Faperta IPB!

Kak Rosyid: Perkenalkan, aku Muhammad Rosyid Anwar, anggota BEM FAPERTA periode 2022/2023 yang sekarang menjabat sebagai Kepala Departemen Sosial dan Lingkungan. Kesibukanku saat ini yang pasti menjadi anggota BEM FAPERTA dan sedang mempersiapkan untuk tugas akhir.

Q: Pada program Doing Good For #ABetterWorld (DGFW) BEM Faperta IPB ini, kalian berhasil mengajak banyak peserta buat menyelesaikan 3 Challenge di aplikasi Campaign. Gimana sih, strateginya?

Kak Salma: Untuk strategi yang kami lakukan yaitu, kami mengunggah poster di berbagai media sosial dan juga mengajak secara langsung kepada orang orang di lingkungan Faperta. Untuk menarik perhatian delegasi, kami memberikan reward bagi teman-teman yang menyelesaikan Challenge dari Campaign. Reward yang kami berikan berupa barang barang eco friendly seperti tumbler maupun box makan.

Kak Nisa: Kami mayoritas mengajak teman dekat. Misal dalam satu departemen, di satu angkatan ada 80 orang, nah kita akan mengajak sebanyak 10%. Di Fakultas Pertanian sendiri kan ada 4 departemen dan itu terdiri atas beberapa angkatan, jadi kami mengajak semua teman dekat kami untuk ikut Challenge ini.

Kak Rosyid: Salah satu strategi untuk menarik minat peserta yaitu dimulai dengan mengajak orang-orang terdekat kita, seperti sahabat, teman kos, teman sekelas, dan orang di sekitar kami. Selain itu, kami juga mengajak orang-orang melalui media sosial

Q: Dari 3 Challenge yang udah kamu selesaikan, mana yang paling kamu suka? Alasannya apa?

Kak Salma: Aku nggak bisa memilih salah satunya aja, karena aku suka semua Challenge tersebut dan masing-masing Challenge memiliki manfaat. Ada yang mengangkat isu tentang hutan, sungai, maupun mengenai kebiasaan sehari-hari. Bagiku, itu merupakan satu kesatuan lingkungan.

Kak Nisa: Aku paling suka Challenge Alam Kini Untuk Nanti karena kita disuruh menunjukkan kegiatan sehari-hari dalam menerapkan zero waste lifestyle, seperti memakai tumbler dan totebag.

Kak Rosyid: Dari 3 Challenge yang telah dilakukan, yang paling aku suka yaitu Alam Kini Untuk Nanti karena menurutku dengan melakukan Challange ini kita turut berkontribusi untuk menjaga dan melestarikan alam kedepannya

Q: Apa sih, yang membuat kalian memutuskan buat berkolaborasi dengan Campaign dalam program ini? Ceritain, dong!

Kak Salma: Hal yang membuat BEM Faperta memutuskan untuk berkolaborasi adalah karena kami memiliki sebuah proyek kerja bernama Battle Bottle, di mana sistemnya adalah mahasiswa menukarkan sampah plastik seperti botol bekas yang nantinya akan ditukar menjadi botol tumbler atau barang eco friendly lainnya. Namun, berkaca dari Battle Bottle sebelumnya, apabila konsepnya masih sama maka nggak akan ada inovasi yang dilakukan, dan sampah yang telah kami kumpulkan juga nggak bisa kami kelola secara berkelanjutan. Maka dari itu, kami memutuskan untuk bekerja sama dengan Campaign agar aksi yang kami lakukan memiliki inovasi dan juga dapat berdampak lebih luas bagi lingkungan.

Kak Nisa: Pada awalnya, kita punya proker bernama Battle Bottle, yaitu program penukaran botol sampah plastik dengan tumbler atau barang eco friendly lain. Nah, untuk tahun ini, kita ingin mengemasnya dalam bentuk Campaign, dan kebetulan pihak Campaign juga menawarkan kerja sama ini. Jadi, kita tertarik dan memutuskan untuk berkolaborasi.

Kak Rosyid: Alasan kami memutuskan untuk berkolaborasi dengan Campaign yaitu karena menurut kami, dengan mengikuti Challenge-Challenge yang ada, kita bisa berkontribusi dalam bidang sosial maupun lingkungan. Dalam bidang sosial, kita bisa berdonasi kepada mereka yang membutuhkan, dan dengan menyelesaikan Challenge di bidang lingkungan, kita bisa melakukan hal-hal yang dapat menjaga lingkungan.

Q: Program dari BEM Faperta IPB yang saat ini sedang digarap? Siapa tahu Changemakers yang lain bisa ikut?

Kak Salma: Proyek yang terakhir digarap oleh BEM Faperta IPB adalah Battle Bottle x Campaign.

Kak Nisa: Untuk program kerja kami yang berkolaborasi dengan Campaign, salah satunya ada Battle Bottle.

Kak Rosyid: Untuk program BEM Faperta yang sedang digarap ada Battle Bottle, yaitu salah satu program untuk mengurangi penggunaan botol plastik melalui penyebaran poster, penukaran sampah, dan lain-lain. Selain itu ada juga program Desa Kita, yaitu salah satu program untuk belajar mengajar di taman bacaan masyarakat untuk berbagi ilmu yang kita dapat di perkuliahan dan memotivasi mereka agar terus melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya. Ada pula program SEHATI untuk merayakan Hari Tani dan program IED (International Environment Day) untuk merayakan Hari Lingkungan Hidup internasional melalui kegiatan-kegiatan seperti aksi lapang dan seminar/webinar.

Q: Dari kegiatan DGFW ini, apa aja manfaat yang udah kalian peroleh dan rasakan?

Kak Salma: Manfaat yang kurasakan adalah munculnya kesadaran bahwa hal-hal yang kita lakukan, meskipun itu hal yang kecil, dapat berdampak pada lingkungan. Misalnya mengurangi kantong plastik dan menggantikannya dengan totebag. Meskipun itu hal yang kecil, namun aksi yang telah kita lakukan memiliki dampak positif bagi lingkungan.

Kak Nisa: Kita bisa mengajak orang-orang buat berkampanye dan membiasakan diri untuk menerapkan zero waste lifestyle.

Kak Rosyid: Dari kegiatan DGFW ini, manfaat yang dirasakan adalah, aku tahu bahwa untuk berdonasi itu nggak hanya melalui pemberian uang atau barang, namun juga bisa melalui kegiatan lain. Selain itu, aku juga sadar bahwa di luar sana masih banyak permasalahan sosial dan lingkungan yang perlu kita ketahui dan bantu.

Q:  Menurut kamu, definisi ‘Dunia yang Lebih Baik’ itu gimana?

Kak Salma: Dunia yang lebih baik itu menurut saya adalah dunia di mana manusia mulai mencintai dan menjaga lingkungan. Manusia nggak bisa hidup tanpa lingkungan. Semakin bersih dan terjaganya lingkungan, maka semakin sehat dan baik juga kehidupan manusia.

Kak Nisa: Dunia di mana terhadap timbal balik antara alam dengan manusia, jadi sebagai manusia kita juga bisa memberikan impact kepada lingkungan.

Kak Rosyid: Menurutku, dunia yang lebih baik itu adalah terbentuknya ekosistem yang sehat dan saling berkesinambungan atau bersinergi antar berbagai sektor kehidupan sehingga membentuk hubungan yang saling menguntungkan

Q: Pesan-pesan untuk Changemakers di luar sana?

Kak Salma: Sedikit pesanku untuk Changemakers di luar sana adalah: jangan pernah berhenti untuk membuat perubahan baik!

Kak Nisa: Tetap semangat terus, ya! Perubahan kecil bisa membawa perubahan yang besar!

Kak Rosyid: Untuk Changemakers di luar sana, masih banyak hal-hal yang harus kita tau dan harus kita bantu. Maka, jangan lelah-lelah untuk saling membantu kepada orang lain!

Wah, keren banget ya tamu-tamu kita hari ini! Nah, biar kita juga bisa ngerasain dampak baik seperti cerita mereka, yuk langsung aja selesaikan Challenge di bawah ini, biar kamu juga bisa jadi bagian dari perubahan!