#ForABetterWorldID

Pinjol Menganga, Mahasiswa ITB Merana

profile

campaign

Update

​Hai, Changemakers

Kita pasti udah familiar dengan Pinjaman Online (Pinjol), beragam pinjol kini bisa didapatkan dengan mudah. Tapi gimana ya, ceritanya kalau Pinjol hadir di ranah pendidikan terlebih untuk pembayaran UKT (Uang Kuliah Tunggal). Lagi dan lagi, masalahnya ada pada persoalan UKT (Uang Kuliah Tunggal). Kok rasa-rasanya, UKT jadi momok menyeramkan di pendidikan tinggi Indonesia. Di pertengahan 2023, mahalnya UKT UI menjadi kasus yang mengguncang jagat maya. Menurut ketua BEM UI, UKT yang mahal membuat orang tua dan mahasiswa baru menjadi gundah.

Nggak sampai di pertengahan tahun nih, awal tahun 2024 pendidikan Indonesia kembali diwarnai masalah UKT. Kali ini persoalan hadir di kampus ternama juga, yakni ITB. ITB jadi perbincangan hangat karena menawarkan mahasiswanya yang nggak mampu bayar UKT untuk melakukan peminjaman online.

Kok ngeri kali ya, Changemakers. Jadi teringat sama judul buku: Orang Miskin Dilarang Sekolah karya Eko Prasetyo. Ngomong-ngomong, Changemakers sudah tau kronologinya?

Kronologi Pinjol di ITB 

Jadi begini. Dari berita BBC yang Champ baca, kabar masalah pinjol di ITB mencuat setelah akun @ITBfess melakukan cuitan di medsos X. Isi cuitannya: “Anjaaaay, disuruh pinjol sama itb! Kami segenap civitas akademik ITB mengucapkan "SELAMAT MEMBAYAR CICILAN BESERTA BUNGANYA

Dari sana, penawaran kampus berupa penggunaan pinjol pada mahasiswa yang nggak bisa bayar UKT menggelinding bak bola api.

Lebih lanjut, pihak BBC melakukan wawancara dengan salah satu mahasiswa ITB. Dia bercerita kalau awalnya ITB memberikan penangguhan padanya yang nggak bisa bayar UKT. Meski dalam masa penangguhan, dirinya masih bisa berkuliah. Tapi, semuanya berubah saat ada kebijakan yang baru, di mana mahasiswa minimal harus bayar 40 persen UKT agar bisa ikut kuliah.

Besarnya biaya minimal yang harus dibayarkan, membuat dirinya merasa kebingungan mencari dana. Di saat itu, pihak ITB menawarkan untuk melakukan pinjol melalui platform pinjol online. Mau nggak mau karena sudah buntu, akhirnya dia melakukannya.

Kekesalan dan Kesedihan dari Netizen

Waktu baca beritanya, Champ jadi sedih. Bukan apa-apa, nih. Pinjol kan, punya bunga yang tinggi. Artinya, bukan membantu meringankan beban mahasiswa, justru memberatkannya. Sudah selayaknya pihak kampus memberi jalan keluar yang lebih arif.

Nggak cuma Champ aja yang sedih nih, netizen juga mempermasalahkan sikap ITB. Ada cuitan yang menilai solusi yang ditawarkan, nggak solutif. Yang ada, lulus kuliah dibebani bunga pinjol. Salah satu cuitan yang Champ baca di X. Di cuitan yang lain, menilai kalau bunganya terlalu besar.

Netizen Juga ada yang memberikan penilaian kalau solusi dari ITB, seakan-akan mendidik untuk berhutang sejak dini.


image

image

Sumber gambar: Tangkapan layar X

Respon dari Berbagai Pihak

Dengan ramainya isu penawaran kampus untuk menggunakan pinjol pada mahasiswanya, membuat pihak ITB buka suara.

Dihimpun dari harian Jawa Pos edisi Sabtu, Naomi Haswanto selaku Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB, mengatakan jika kerja sama antara ITB dengan platform pinjol bertujuan untuk memudahkan mahasiswa membayar UKT. Lagi pula, yang bekerja sama dengan platform pinjol ini bukan hanya ITB, banyak perguruan tinggi lainnya yang juga melakukan kerja sama.

Beda halnya dengan pihak Kemendikbudristek, Nizam, menilai sudah seharusnya ITB melindungi mahasiswa dari jeratan hutang. "Tidak boleh ada anak yang tidak dapat melanjutkan kuliahnya karena alasan ekonomi. Kami meminta agar kampus mencari solusi skema pendanaan yang baik, aman, dan tidak menambah masalah ekonomi mahasiswa, serta untuk melindungi mahasiswa dari jeratan hutang," kata Nizam dikutip dari Detik Jabar.



image

Kritik tajam juga datang dari Ubaid selaku Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia. Ubaid menilai apa yang dilakukan oleh ITB sebagai bentuk pemerasan

"Orang yang jelas-jelas tidak mampu punya hak dibantu, tapi ini tidak. Dibikin celah pinjol supaya mereka secara sistemik terbelit utang dan tidak bisa bayar, apalagi ada intimidasi. Itu seni pemerasan,” pungkas Ubaid dikutip dari BBC.

Semoga kasus ini segera terselesaikan. Dan harapan Champ, nggak ada lagi kasus serupa. Agar minat masyarakat untuk berkuliah, semakin tinggi. Karena nggak bisa dipungkiri, salah satu faktor masyarakat enggan berkuliah juga disebabkan oleh masalah ekonomi.

Seperti yang terjadi di Kabupaten Barito Kuala. Masyarakat punya minat rendah untuk kuliah akibat keterbatasan ekonomi dan sumber informasi. Jadi, Champ mau ajak para Changemakers untuk selesaikan Challenge YuKuliah dari We Us Youth Community.

Setiap menyelesaikan Challenge akan membuka donasi Rp12.500 yang disponsori Yayasan Dunia Lebih Baik. Donasi digunakan untuk kebutuhan sosialisasi , kebutuhan tutoring dan mentoring. Kemudian biaya cetak banner dan sertifikat untuk peserta didik dan narasumber. Mari selesaikan Challenge YuKuliah!



Referensi:

https://finansial.bisnis.com/read/20240129/563/1736538/bos-danacita-akhirnya-buka-suara-soal-kerja-sama-dengan-itb

https://www.detik.com/jabar/berita/d-7166453/kemendikbud-buka-suara-soal-bayar-kuliah-di-itb-pakai-pinjol

https://www.bbc.com/indonesia/articles/cqedln6qr0mo

Jawa Pos, Sabtu 27 Januari 2024. Mahasiswa ITB Tolak Kerja Sama dengan Pinjol



heart

Hearts

heart

Komentar

Komentar

Done
Download aplikasi Campaign #ForABetterWorld untuk dunia yang lebih baik
Tingkatkan dampak sosialmu dan mari mengubah dunia bersama.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone