βHai, Changemakers!
Coba lihat deh, foto di bawah ini π
Sumber: Jpnn.com
Kamu tau nggak? foto itu diambil di Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Air Dingin, Kota Padang, loh. Baru di satu TPA aja, sampahnya udah menggunung kayak gitu, ya. Apalagi kalau semua TPA di Indonesia digabungin sampahnya jadi satu. Hmm, pasti bakal ngalahin tingginya Gunung Everest, sih! π€
Ngelihat sampah yang super duper banyak kayak gitu, Champ jadi kepikiran, sebenarnya penduduk bumi itu manusia atau sampah, sih? Kok, kayaknya lebih banyak jumlah sampah dibanding jumlah manusia. π£ Kalau dibiarin gitu aja, bisa-bisa bumi makin sempit dan penuh sama sampah!
Untungnya, temen Champ yang satu ini mau bergerak untuk lingkungan yang lebih baik. Kira-kira apa ya, yang dilakukan temen Champ untuk meminimalisir sampah yang terus menumpuk? Yuk, kepoin obrolan kita di bawah ini π
Champ: Halo, kak! Biar Changemakers kenal, boleh perkenalkan diri dan ceritain kesibukannya belakangan ini ngapain aja?
Kak Agung: Halo Champ dan Changemakers! π Perkenalkan, saya A Agung Saputra atau biasa dipanggil Agung. Saya sebagai Founder sekaligus saat ini juga menjadi Ketua di Paguyuban Wisata Budaya Gerbangsari Trajumas. Nah, kesibukannya sekarang ini lagi aktif dalam beberapa kegiatan seperti manajemen penanganan sampah tuntas yang terintegrasi dengan pengembangan pertanian lestari berkelanjutan.Β
Champ: Salam kenal ya, kak! Kalau boleh tau, di Paguyuban Wisata Budaya Gerbangsari Trajumas ini, lagi ada program apa aja? π€
Kak Agung: Kami lagi melakukan kegiatan untuk pengorganisasian kelompok, campaign ke kelompok, sekolah, dan masyarakat. Kami juga sedang bekerjasama dengan beberapa stakeholder, yaitu pemerintah daerah, NGO, dan BUMN. Selain itu, kami juga sedang melakukan pengembangan PDU dan Demplot Pertanian Lestari.
Champ: Waw, banyak banget programnya ya, kak! Semoga semuanya bisa berjalan dengan lancar! π€© Oh iya kak, Champ pengen tau pandangan Kak Agung melihat anak muda Indonesia saat ini itu kayak gimana, sih?
Kak Agung: Menurut saya, anak muda Indonesia saat ini memiliki peran penting. Bahkan, di Paguyuban Gerbangsari Trajumas sendiri, anak muda menjadi motor penggerak kegiatan ter-update, terutama terkait perkembangan zaman, teknologi, media sosial, dan lain sebagainya.Β
Anak muda sebagai peran sebagai penerus masa depan bangsa yang hendaknya memiliki perhatian terhadap isu-isu global, terutama yang berkaitan dengan lingkungan dan ketahanan pangan. Bentuk dan peran anak muda ini bisa dimulai dengan kesadaran dari diri sendiri untuk menjaga lingkungan melalui Challenge Pilah Sampahmu, Olah Sampahmu Sampai Tuntas.
Champ: Yap, bener banget, kita bisa mulai dari hal kecil salah satunya dengan ikutan Challenge Pilah Sampahmu, Olah Sampahmu Sampai Tuntas. π Tapi, ngomongin soal lingkungan ini juga nggak akan lepas dari kerjasama antar pemerintah dan masyarakat. Nah, berhubung kita baru aja Pemilu, gimana menurut Kak Agung melihat proses Pemilu 2024?
Kak Agung: Kami melihat proses Pemilu 2024Β ini, visi misi capres dan cawapres masih belum banyak yang memfokuskan pada antisipasi dan penyelesaian isu-isu lingkungan dan ketahanan pangan dengan melihat potensi lokal dan kearifan lokal masyarakat Indonesia.Β
Menurut kami, belum banyak hal teknis yang akan dilakukan para capres dan cawapres dalam menyelesaikan persoalan lingkungan dan ketahanan pangan yang saya sebutkan sebelumnya. Maka dari itu, kita sebagai generasi muda dan generasi penerus bangsa, perlu menyuarakan dan bergerak agar isu-isu tersebut menjadi perhatian dan fokus kerja bagi para pemimpin bangsa agar Indonesia kedepannya menjadi lebih baik.Β
Champ: Isu lingkungan emang penting banget diperhatikan, ya. Salah satu caranya dengan kolaborasi Paguyuban Wisata Budaya Gerbangsari Trajumas dan Campaign dalam Challenge Pilah Sampahmu, Olah Sampahmu Sampai Tuntas! π€© Nah, kalau boleh tau, goals apa yang ingin kalian capai dari kampanye tersebut?
Kak Agung: Goals yang ingin kami capai dari Challenge ini adalah agar kegiatan yang dilakukan oleh Paguyuban Gerbangsari Trajumas ini didukung oleh masyarakat luas, pemerintah, dan para aktivis lingkungan dan pangan untuk saling bersinergi dan berkolaborasi dalam menyukseskan program ini. Kami juga berharap, di kampanye ini bisa mendapatkan donasi untuk mendukung kegiatan awal yang udah kami susun untuk segera kami lakukan.
Champ: Kalau Challenge udah dikonversi menjadi sejumlah donasi, akan digunakan untuk apa aja?
Kak Agung: Hasil konversi Challenge yang udah menjadi donasi akan kami gunakan untuk mendukung kegiatan, mulai dari membuat roll banner untuk Campaign, membuat dan mencetak brosur maupun stiker untuk Campaign, membeli tempat sampah 3in1 untuk Campaign pemilahan sampah, dan membuat modul digital βPilah Sampahmu Olah Sampahmu Sampah Tuntasβ.
Champ: Champ lihat pendukung Challenge-nya juga udah banyak nih, Kak. Kira-kira apa harapan yang ingin Kak Agung lihat dari para pendukung yang udah mendukung Challenge Pilah Sampahmu, Olah Sampahmu Sampai Tuntas?Β
Kak Agung: Harapannya, para pendukung Challenge bisa mempraktekan kegiatan pilah dan olah sampah sampai tuntas dalam kesehariannya dan menyebarkan serta mengajarkan kegiatan ini kepada masyarakat sekitar. Sehingga, kami berharap Indonesia bebas sampah bisa segera terwujud.Β
Champ: Wah, kalau Indonesia bisa bebas sampah pasti jadi makin indah banget, ya. π Pertanyaan terakhir dari Champ, menurut Kak Agung dunia yang lebih baik kayak gimana?
Kak Agung: Dunia yang lebih baik menurut kami adalah ketika manusia semakin sadar untuk menjaga diri dan lingkungannya, adanya keseimbangan antara kebutuhan dan kewajiban bagi manusia. Dengan begitu, maka dunia akan semakin baik dan terhindar dari persoalan-persoalan yang timbul sebagai ulah dari manusia yang nggak baik. Gitu, Champ!Β
Itu dia cara dan harapan Kak Agung dan Paguyuban Wisata Budaya Gerbangsari Trajumas untuk menjadikan lingkungan lebih baik. Kamu juga jangan diem aja, yuk ikutan ambil aksi di Challenge Pilah dan Olah Sampahmu sampai Tuntas Jagawana untuk Lingkungan Bersih Indonesia Maju! π