#ForABetterWorldID

Yuk, Sama-sama Terlibat dalam Penghapusan Kekerasan Seksual!

profile

campaign

Update

Hai, Changemakers!


Kamu tahu nggak, sih? Kasus kekerasan seksual di Indonesia setiap tahunnya selalu mengalami kenaikan. Berdasarkan data komnas perempuan tahun 2023, terdapat 339.782 kasus kekerasan berbasis gender yang dilaporkan. Itu artinya, dalam satu hari, kurang lebih ada 10 kekerasan berbasis gender yang terjadi.๐Ÿ˜”


Duh, ngeri banget, ya. Apa sih, yang bisa kita lakukan untuk mengurangi kasus kekerasan berbasis gender? Banyak hal yang bsia kita lakukan termasuk mulai dengan menyuarakan pentingnya pencegahan kekerasan seksual dan dampak yang diterima oleh korban. Eits, bukan cuma itu aja! Ternyata masih banyak loh, hal yang bisa kamu lakukan untuk memutus rantai kekerasan seksual. Terkait hal tersebut, Champ udah ngobrol-ngobrol, nih sama Kak Firda dari Rifka Annisa Womenโ€™s Crisis Center. Yuk, simak obrolannya di bawah ini!๐Ÿ˜†


Champ: Halo, boleh perkenalkan diri dan ceritain kesibukan Kak Firda saat ini ngapain aja?

image

Kak Firda: Halo, Champ! Nama aku Firda Ainun Ula. Saat ini kesibukan aku sehari-harinya beraktivitas di Rifka Annisa Womenโ€™s Crisis Center sebagai staf Knowledge Management, Pendampingan, dan Monitoring and Evaluation Learning. Aku juga sebentar lagi akan studi di Hubungan Internasional. Secara pribadi, aku udah tertarik dengan isu gender sejak 2018 sehingga aku konsisten belajar, diskusi, dan melakukan kerja-kerja sosial berdasarkan isu-isu ini.ย 


Champ: Wah keren-keren. Kak Firda kan punya konsen terhadap isu-isu gender sejak tahun 2018. Champ mau nanya, menurut Kak Firda mengapa isu kekerasan seksual di Indonesia membutuhkan perhatian yang serius dan harus terus diupayakan?ย 


image

Kak Firda: Setelah aku melalui pengalaman dari 2018 sampai hari ini, aku merasa bahwa memang perempuan itu nggak ada yang nggak korban. Menurutku, semuanya serba menjadi korban yang tersistem, sistem yang sangat patrialkal dan nggak punya keberpihakan kepada perempuan. Jadi, kekerasan yang kita alami itu sistematik gitu. Selain itu, menurutku sih karena meskipun UU PKDRT sudah disahkan hingga hampir 20 tahun, tapi nyatanya kekerasan dalam rumah tangga itu menduduki nomor satu terus. Artinya, kekerasan itu nggak semua orang mau inginkan, tapi kok selalu terjadi, sehingga isu ini pun sangat penting untuk terus disuarakan dan diupayakan.


Champ: Iya ya, isu ini bener-bener penting untuk disuarakan oleh kita. Kalau dari pandangan Kak Firda, apa sih faktor utama yang menyebabkan seseorang rentan mengalami kekerasan seksual?ย 


Kak Firda: Sebenarnya yang jadi akar persoalannya menurut aku karena adanya sistem patriarki, di mana sistem ini menempatkan perempuan itu nomor dua sehingga perempuan dilihat sebagai objek dari segala hal. Mulai dari pemuas seksual dan hal-hal lain juga yang kemudian menurutku mempertegas di mana perempuan itu selalu menjadi bagian subordinat di masyarakat. Nah, bermula dari pandangan tersebut, perempuan nggak lagi dianggap sebagai bagian terpenting dari suatu peradaban dan dari proses pengetahuan sehingga wacana-wacana yang terbentuk ya, wacana-wacana yang mempunyai kecenderungan toxic masculinity.ย 


Kemudian, hal-hal seperti faktor ekonomi, faktor budaya, sosial, bahkan nilai dan dogma agama yang seringkali masih membenarkan kekerasan juga pemahaman-pemahaman agama yang seringkali dijadikan alat untuk memvalidasi kekerasan, khususnya kekerasan dalam rumah tangga.ย 


Champ: Lalu, apa dampak yang diterima korban ketika mengalami kekerasan seksual?ย ย 


Kak Firda: Berdasarkan cerita dari pendamping korban kekerasan, dampak yang diterima oleh korban itu paling fatal bisa sampai kematian. Selain itu, dampaknya juga bisa terlihat dari beban psikologis yang terus menyiksa seseorang sehingga ia nggak bisa mengakses hak-hak atas dirinya dan membatasi keberadaannya di ruang-ruang yang lain.ย 


image

Jadi, dampaknya itu berlapis bagi korban, baik itu dari fisik, psikologis, ekonomi, hingga sosial. Nah, isu ini bagi aku pribadi merupakan isu yang sangat penting untuk kita suarakan bersama, cegah bersama, dan disebarkan virusnya agar dapat melakukan pencegahan dan penghapusan kekerasan.ย 

Champ: Wah, ternyata dampaknya nggak main-main, ya. ๐Ÿ˜” Kemudian, apa saja sih, bentuk dukungan yang paling penting bagi korban kekerasan seksual?


image

Kak Firda: Sebenarnya bentuk dukungan untuk korban itu sangat banyak. Bahkan ketika kita nggak menormalisasi tanda-tanda atau candaan yang sexist saat nongkrong bersama teman, kita turut menyumbang untuk mencegah kekerasan. Karena menurutku sikap menormalisasi kekerasan sekecil apa pun bahkan tanda sexist atau cat calling, akan turut memperpanjang rantai kekerasan. Jadi, sangat mungkin untuk kita mulai dari diri sendiri agar bisa berubah, misal mulai setara berbagi peran dengan adik, dengan orang tua, dan siapa pun anggota keluarga.ย 


Lebih jauh, sebenarnya paling mungkin kita sebagai masyarakat sipil dapat bersinergi, bersolidaritas, dan memberikan wadah yang sangat baik untuk mendukung korban kekerasan agar bersama-sama mencegah kekerasan. Jadi, bentuk dukungannya bisa dilakukan dari level terkecil sampai level negara yang sifatnya lebih besar.ย 


Champ: Wah, Champ setuju. Kita bisa mendukung korban kekerasan seksual dari level terkecil, seperti orang-orang terdekat kita. Nah, seperti yang kita ketahui juga bahwa 10 perempuan setiap harinya mengalami kekerasan. Menurut Kak Firda, apa sih tantangan utama dalam upaya pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di Indonesia? Dan bagaimana seharusnya mengatasi tantangan tersebut?ย 


Kak Firda: Menurut aku tantangannya, yaitu ekosistem yang nggak punya perspektif gender atau nggak punya perspektif korban. Misal nih ada UU KDRT, tapi ternyata di tengah jalan, aparat penegak hukum dan penyidiknya malah turut memperparah kondisi korban sehingga pendamping ini harus bekerja lebih ekstra untuk mendampingi. Jadi, selain melakukan pendampingan, harus ada upaya pencegahan juga. Nah, yang pengen aku lakukan itu sebenarnya agar teman-teman mulai dari dirinya sendiri dulu dengan nggak mentolerir atau menormalisasi bentuk kekerasan apa pun.ย 


Champ: Sekarang, Kak Firda berkolaborasi dengan Campaign meluncurkan Challenge Urun Daya Dukung Korban Kekerasan Seksual. Kalau boleh tahu, apa yang melatarbelakangi Kak Firda meluncurkan Challenge tersebut? ย 


image

Kak Firda: Yang melatarbelakangi itu karena sebetulnya aku sendiri menjadi bagian dari korban kekerasan, sehingga aku merasa aku tuh pernah berada di situasi yang sulit, pernah di situasi aku kehilangan diriku. Nah, dari situasi-situasi sulit tersebut kemudian aku ingin berbagi sedikit dengan teman-teman. Selain itu, aku juga pengen menebarkan kebaikan, biar orang tahu kalau yang terpapar dengan kondisi ini tuh banyak, mungkin juga banyak orang yang melakukan kekerasan karena dia nggak terpapar informasi yang seterbuka dan seinformatif temen-temen dari organisasi NGO dan lain-lain. Nah, itu juga jadi semangat aku yang kemudian aku pengen semua orang itu punya pengetahuan, punya informasi terkait dengan kekerasan berbasis gender ini.ย 

Champ: Lalu, apa goals yang ingin dicapai dan apa harapan yang ingin Kak Firda lihat dari para pendukung Challenge Urun Daya Dukung Korban Kekerasan Seksual?ย 

Kak Firda: Aku pengen banget ngeliat temen-temen yang ikut Challenge ini dapat memaparkan dan menularkan informasi ini kepada orang terdekatnya. Misalnya pacar, orang tua, pasangannya. Minimal mereka jadi aware โ€œoh ternyata gini ya, ternyata situasi korban tuh nggak mudah, dia bisa mengalami dampak kekerasan itu berlapis nggak hanya fisik dan psikologis aja.โ€ Jadi, selain menumbuhkan empati, aku juga pengen banget mereka juga terpapar informasi dengan baik.ย 


Champ: Nah, nanti Challenge ini akan dikonversi menjadi sejumlah donasi. Kira-kira donasinya akan digunakan untuk apa aja? Bisa tolong jelaskan penggunaannya.ย 


image

Kak Firda: Donasi yang diterima tentunya akan disalurkan kepada lembaga penyedia layanan yaitu Rifka Annisa Womenโ€™ s Crisis Center yang merupakan lembaga layanan yang berfokus pada kekerasan di Yogyakarta. Nah, aku ingin mendukung kerja-kerjanya melalui donasi ini. Selain itu, aku juga pengen menyumbangkan dana ini untuk pendampingan korban kekerasan seksual dan pencegahannya. Jadi, pencegahannya bisa digunakan dengan seminar, pembuatan konten media sosial, diskusi publik, dll.ย 


Champ: Wah, semoga banyak orang yang terbantu lewat Challenge-nya ya, Kak! Nggak terasa ngobrol-ngobrol bareng Kak Firda udah mau selesai. Sebelum mengakhiri obrolannya, Champ mau tau dong, menurut Kak Firda, dunia yang lebih baik itu seperti apa?


Kak Firda: Dunia yang lebih baik menurutku dunia tanpa kekerasan, tanpa diskriminasi, tanpa stereotipe. Jadi dunia yang nggak mentolerir segala bentuk kekerasan dan nggak turut serta memperpanjang rantai kekerasan.ย 


Nah, setelah menyimak obrolan Champ dan Kak Firda di atas, kamu jadi tahu kan mengapa kita harus menyuarakan pentingnya pencegahan dan penghapusan kekerasan seksual yang bisa kita lakukan dengan orang-orang terdekat kita. Agar kamu lebih aware terkait pentingnya memutus rantai kekerasan seksual, Champ mau ajak kamu buat ikut Challenge Urun Daya Dukung Korban Kekerasan Seksual dari Firda Ainun. Nantinya, aksi yang kamu lakukan akan dikonversi menjadi donasi Rp20 ribu yang disponsori oleh Search for Common Ground, Indika Foundation, dan Yayasan Dunia Lebih Baik untuk membantu korban pulih dan berdaya kembali. Tunggu apa lagi? Yuk, ambil aksinya dan selesaikan sekarang juga!ย 


heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone