Hai, Changemakers!
Hayo, ngaku siapa yang masih main hp tapi sambil tiduran? Atau yang screentime gadget-nya lebih dari 8 jam? Yang suka ngejer deadline tugas sampai malam dan dengan pencahayaan minim? Sini-sini merapat, Champ baru saja dapet pengetahuan baru mengenai kesehatan mata dari Ibu Novita Windasari, loh. Daripada makin kepo sama kondisi netra Indonesia, yuk langsung simak informasi di bawah ini:
Champ: Halo Bu, boleh perkenalkan diri dan ceritain kesibukannya saat ini ngapain aja?

Ibu Novita : Halo Champ! Kenalin saya Novita Windasari. Saat ini aktif menjadi bagian dari Social Club Yayasan Senior Madani Indonesia. Akhir-akhir ini, kegiatan kami masih berfokus untuk aktif di lansia dengan segmen lansia potensial. Di sini, kami menggabungkan kegiatan fisik, spiritual, dan edukasi buat lansia. Nah, setiap tahunnya memang ada kegiatan lansia dan baru-baru ini, kami juga mulai fokus pada isu kesehatan!
Champ: Sekarang, Ibu Novita bersama Social Club berkolaborasi dengan Campaign meluncurkan Challenge Berbagi untuk Mata Indonesia. Kalau boleh tahu, apa yang melatarbelakangi Ibu Novita dan Social Club meluncurkan Challenge tersebut?
Ibu Novita: Fokus komunitas kami yang menjajal isu kesehatan baru-baru ini tidak terlepas dari masih memprihatinkannya masalah kesehatan di Indonesia. Salah satunya adalah gangguan penglihatan. Indonesia berada di urutan ke-2 di dunia dengan riwayat penyakit gangguan penglihatan, ini juga termasuk prevalensi katarak yang mencapai angka 81%. Nah, dari hal ini, Social Club ingin meningkatkan awareness masyarakat terhadap kesehatan mata.
Champ: Seberapa umum gangguan penglihatan dan penyakit katarak di Indonesia, siapa yang paling rentan terkena penyakit ini?

Ibu Novita: Sudah pasti lansia. Tapi, ada satu aspek yang disorot dari Social Club, yaitu bagaimana gangguan penglihatan ini berakar dari anak-anak muda yang dari balita atau mayoritas pekerja yang terbiasa dengan paparan gadget. Maka dari itu, Social Club melihat bahwa gangguan penglihatan juga penyakit katarak ini bisa dicegah mulai dari pra lansia. “Bagaimanapun, mata lansia ini kan juga pernah muda”.
Champ: Bagaimana gangguan penglihatan berdampak pada kualitas hidup individu di Indonesia?
Ibu Novita: Dampak paling parah dari gangguan penglihatan adalah kebutaan. Kebutaan ini bisa mengakibatkan apa? Bukan hanya kebutaan secara fisik (mata) saja, tetapi juga bisa berpengaruh pada kesehatan mental, fisik, dan psikologis. Lebih jauh lagi, kebutaan ini juga akan memperburuk keadaan seseorang yang memiliki riwayat penyakit kronis. Dari hal-hal inilah, gangguan penglihatan bisa berdampak pada kualitas hidup individu yang tidak produktif.
Champ: Sejauh ini, menurut Ibu Novita dan Social Club, sudah seberapa efektif kampanye kesadaran kesehatan mata dalam mengurangi prevalensi gangguan penglihatan dan penyakit katarak? Kalau belum efektif, apa yang sebenarnya menjadi tantangan utama dalam upaya pengentasan gangguan penglihatan di Indonesia?

Ibu Novita: Sudah ada beberapa kampanye kesehatan mata pada tahap edukasi, tapi memang belum terlalu efektif. “Kenapa saya bilang belum efektif? Ya coba liat aja kesadaran masyarakat masih minim, angka prevalensi gangguan penglihatan juga masih tinggi”. Nah, Social Club melihat bahwa kolaborasi semua pihak itu penting. Mulai dari pemerintah, institusi pendidikan dan kesehatan, NGO, sampai masyarakat. Tantangan paling sulit itu adalah bagaimana menyadarkan masyarakat. Kalau dari masyarakat masih banyak yang nggak sadar, akan banyak juga yang menganggap masalah ini nggak begitu penting.
Champ: Bagaimana peningkatan kesehatan mata dapat berkontribusi pada pembangunan sosial dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia?
Ibu Novita: Simpelnya, dengan punya mata yang sehat, kita bisa beraktivitas dengan nyaman, kita bisa mengerjakan sesuatu dengan baik, dan kita juga bisa membantu orang lain. Jadi, mata sehat bisa berkontribusi pada hidup yang produktif. Karena ketika individu menjadi pribadi yang tidak produktif, kesejahteraannya juga terdampak. Nggak cuma bagi kesejahteraan individu aja, tapi juga bagi kesejahteraan lingkungan maupun masyarakat di sekitarnya!
Champ: Lalu, apa yang ingin dicapai dan apa harapan yang ingin Ibu Novita lihat dari para pendukung yang mengikuti Challenge Berbagi untuk Mata Indonesia?

Ibu Novita: Harapannya adalah para pendukung dari Challenge ini bisa punya bekal pengetahuan akan gangguan penglihatan, terutama bagi generasi muda. Dengan mempunyai pengetahuan akan urgensi gangguan penglihatan di Indonesia, kami juga berharap informasi terkait isu ini bisa menyebar ke lingkup dan ruang masyarakat yang lainnya. Jadi, dari diri kita sendiri, baru bisa kontribusi ke orang lain.
Champ: Nah, nanti Challenge ini akan dikonversi menjadi sejumlah donasi. Kira-kira donasinya akan digunakan untuk apa aja? Bisa tolong dijelaskan penggunaannya.
Ibu Novita: Donasi yang diharapkan terkumpul akan sebesar Rp5 juta. Rencananya, dana ini akan difokuskan untuk mempersiapkan sebuah forum, yaitu pembuatan kelas edukasi kesehatan mata lansia secara luring dengan target 50 peserta.
Champ: Wah, semoga sukses ya acaranya nanti, Bu! Terakhir, menurut Ibu, dunia yang lebih baik itu seperti apa?
Ibu Novita: Kalau menurut saya, dunia yang lebih baik adalah dunia dengan ekosistem yang seimbang dan saling mendukung. Di dunia ini, ekosistem ada 3 makhluk hidup, yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan. Sebagai satu-satunya makhluk hidup yang mempunyai akal dan budi pekerti, tugas manusia-lah untuk mengoptimalkan kesehatan mata kita untuk menjaga lingkungan yang lebih baik. Dengan kesehatan mata yang baik untuk menjaga ekosistem ini, kita tentunya bisa membuat bumi menjadi lebih baik.
Satu kalimat yang menggambarkan perasaan Champ setelah ngobrol-ngobrol bareng Ibu Novita, “Kalau bukan kita, siapa lagi yang peduli sama mata sendiri?”. Gimana, Changemakers? Jadi makin mau merawat kesehatan mata kita lebih baik lagi, kan? Jangan lupa istirahat dari layar HP, karena mata juga butuh “me time”, loh!
Nah, buat kamu biar makin aware dengan kesehatan mata, jangan lupa ikutan Challenge Berbagi untuk Mata Indonesia. Nantinya, 3 aksi yang kamu lakukan juga akan dikonversi senilai Rp25.000. Selalu sayangi mata supaya kita tetap bisa lihat dunia yang indah ini, ya!💙