Hai, Changemakers!
Kini, katarak masih menjadi penyebab utama dari kebutaan di Indonesia dan seluruh dunia. Berdasarkan data nasional Survei Kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) tahun 2014-2016 Kemenkes dengan sasaran populasi usia 50 tahun ke atas diketahui bahwa angka kebutaan mencapai 1,6 juta jiwa (3%) dan katarak sebagai penyebab kebutaan tertinggi (81%).
Tapi nih, ya sebenernya kebutaan karena katarak dapat disembuhkan jika diketahui lebih awal dan dilakukan operasi katarak segera. Maka dari itu, edukasi pencegahan dan deteksi dini katarak harus dilaksanakan secara masif di masyarakat.
Nah, berangkat dari gagasan untuk mengutamakan edukasi pencegahan dan deteksi dini katarak ini, Yayasan Melihat Terang/Sejuta Kacamata untuk Indonesia dan Campaign pun berkolaborasi dalam peluncuran Challenge Deteksi dan Operasi Katarak Segera. Penasaran sama cerita dari teman-teman Yayasan Melihat Terang/Sejuta Kacamata untuk Indonesia? Yuk, langsung aja simak hasil obrolan Champ dengan Bu Enny yang merupakan perwakilan dari yayasan tersebut!
Champ: Halo Bu Enny! Bisa perkenalkan diri secara singkat dan ceritakan kesibukan ibu akhir-akhir ini?
Bu Enny: Nama saya Enny Listiawati, saya dokter. Saya alumni Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip). Kemudian, melanjutkan studi lanjut di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM. Saya aktif di komunitas, awalnya komunitas ya, komunitas Sejuta Kacamata untuk Indonesia yang berkembang menjadi Yayasan Melihat Terang sejak tahun 2017 atau 2018.
Terus, saya tertarik dengan gerakan Sejuta Kacamata untuk Indonesia karena gerakan ini sangat-sangat dibutuhkan oleh Indonesia supaya kita bisa mencegah dan mengurangi angka kebutaan.
Champ: Saat ini, Yayasan Melihat Terang/Sejuta Kacamata untuk Indonesia sedang berkolaborasi dengan Campaign meluncurkan Challenge Deteksi dan Operasi Katarak Segera. Kalau boleh tahu, apa yang melatarbelakangi Yayasan Melihat Terang/Sejuta Kacamata untuk Indonesia meluncurkan Challenge tersebut?
Bu Enny: Jadi, kami mengambil Challenge Deteksi dan Operasi Katarak Segera. Kenapa kok, kita ngambilnya lugas gitu ya, nggak obati, kami langsung ke aksi karena satu-satunya obat katarak adalah operasi. Sayangnya, hal ini masih belum bisa diterima oleh sebagain masyarakat. Biasanya kan cenderung putar-putar dulu nih, mencari alternatif. Padahal, operasi sedini mungkin itu akan memberikan hasil yang lebih baik.
Kita juga sering melihat pada saat melakukan bakti sosial membagikan kacamata baca untuk orang tua, katarak yang tidak terdeteksi. Jadi, pasien-pasien ini datang dalam kondisi yang sudah sangat jelek. Rata-rata bahkan sudah tidak bisa melihat atau bisa melihat saat terang aja. Nah, kami berharap bahwa gerakan untuk mendeteksi katarak ini bisa dilakukan lebih masif lagi dan lagi.
Champ: Apakah ada program lain yang dirancang oleh Yayasan Melihat Terang/Sejuta Kacamata untuk Indonesia terkait isu kesehatan mata selain Challenge Deteksi dan Operasi Katarak Segera di Campaign?
Bu Enny: Oke, banyak ya. Jadi Sejuta Kacamata juga sudah membagikan mungkin malah lebih dari sejuta kacamata baca untuk lansia dan juga membagikan kacamata koreksi untuk anak-anak. Nah, sekarang kita juga punya program baru namanya ViTA Indonesia, Visi Terang Anak Indonesia. Yang isinya itu kita ingin mengajak para guru dan orang tua untuk melakukan deteksi gangguan visus sejak awal karena seperti yang kita ketahui bahwa selain katarak, penyebab kebutaan yang kedua adalah gangguan refraksi. Jadi, kalau katarak harusnya bisa dengan operasi dan operasinya sekarang itu mudah banget, bisa pakai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), gratis. Nah, penyebab kebutaan yang kedua adalah gangguan refraksi yang obatnya itu juga gampang banget sebenarnya, pakai kacamata.
Champ: Berdasarkan data nasional Survei Kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) tahun 2014-2016 Kemenkes dengan sasaran populasi usia 50 tahun ke atas diketahui bahwa angka kebutaan mencapai 1,6 juta jiwa (3%) dan katarak sebagai penyebab kebutaan tertinggi (81%). Bagaimana tanggapan Bu Enny soal data tersebut?
Bu Enny: Jadi, kita tuh kadang-kadang seringkali kan nyangkut-nyangkutin kesehatan mata dengan gadget. Kalau katarak pun justru paling banyak terjadi di daerah perkotaan. Tapi, itu salah. Faktanya ternyata katarak justru tinggi pada masyarakat pedesaan, nelayan, masyarakat kurang mampu.
Hal ini jadi pekerjaan rumah kita semua bahwa kita perlu menggalakkan upaya untuk menanggulangi katarak, menemukan katarak, dan juga mengoperasi katarak lebih cepat pada masyarakat desa. Sebab, biasanya pada pekerja yang mereka tidak terlalu banyak menggunakan ketelitian mata atau ketajaman mata gitu ya, pekerja-pekerja yang di luar gedung, itu biasanya gangguan kataraknya sering tidak dirasakan. Nah, makanya kita perlu terus berjuang mengampanyekan upaya untuk deteksi dan operasi katarak segera.
Champ: Adakah cara sederhana untuk mencegah penyakit mata katarak? Kalau ada minta tolong untuk dijelaskan.
Bu Enny: Jadi, penyakit katarak itu kan kuncinya kita menunda terjadinya katarak. Katarak itu adalah penyakit degeneratif. Artinya, penyakit yang akan muncul pada usia tua. Jadi, kemungkinan besar kalau kita menua nanti juga akan mengalami yang namanya katarak. Tapi kan kita berupaya untuk menunda supaya ya kalau bisa kita tua meninggal duluan sebelum kataraknya muncul gitu lah ya haha.
Nah, cara menunda katarak berarti kita harus memperhatikan faktor-faktor risiko yang bisa mempercepat timbulnya katarak. Salah satunya tadi, paparan sinar matahari, makanya sebetulnya kalau kita pakai kacamata hitam di luar ruangan sebenarnya bukan untuk gaya. Terus yang kedua ada beberapa penyakit yang akan mempercepat timbulnya katarak, salah satunya adalah penyakit diabetes melitus.
Jadi, kita juga mengupayakan supaya tidak terkena diabetes, menjalani pola hidup sehat, karena itu juga akan menunda terjadinya katarak. Lalu, yang ketiga katarak itu kalau dioperasi bisa sembuh dengan sempurna. Maka dari itu, upaya kita adalah menemukan katarak sedini mungkin. Jadi, kita perlu melakukan deteksi dini terhadap katarak. Minimal sebenarnya enam bulan sekali.
Champ: Apa langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk menangani mata katarak secara tepat? Sebab, seringkali katarak tidak menunjukkan gejala dan keluhan apapun di tahap awal.
Bu Enny: Jadi, kita harus menemukan dulu ya. Makanya kita melakukan deteksi kepada orang-orang yang berusia sekitar 40an lah. Soalnya usia 40 biasanya matanya mulai bermasalah. Intinya, matanya mulai tidak nyaman. Terus, mungkin bisa jadi pengingat bagi kita untuk rutin memeriksakan mata, salah satunya mendeteksi kita mulai ada katarak atau tidak.
Terus kalau memang kita sudah mulai merasakan gejala katarak, kan gejalanya kayak penglihatan kita berkabut. Nah, itu biasanya ciri-ciri katarak. Kalau sudah begitu, kita harus segera memeriksakan dan sesegera mungkin melakukan operasi. Itu yang bisa kita lakukan.
Champ: Lalu, apa goals yang ingin dicapai dan apa harapan Bu Enny kepada para pendukung Challenge Deteksi dan Operasi Katarak Segera?
Bu Enny: Jadi, awalnya Challenge ini, kayaknya generasi kita agak terlalu tua, ya haha. Jadi lumayan sulit untuk kita belajar apa itu Campaign dan Challenge-nya. Tapi, kita melihat ini adalah kesempatan yang baik. Terus, sebenarnya melalui Challenge ini kita tidak hanya ingin mengajak orang-orang untuk tahu lebih jauh soal katarak, tapi kita juga punya tujuan bahwa para anak muda yang mengikuti Challenge kita ini bisa tergerak menjadi detektor dini untuk orang-orang di sekitarnya. Minimal keluarga atau saudara-saudaranya sendiri yang berusia lebih tua. Jadi, bisa membantu sesama. Soalnya kami lihat peserta Challenge-nya kebanyakan anak muda.
Champ: Challenge ini nantinya akan dikonversi menjadi sejumlah donasi. Kira-kira donasinya akan digunakan untuk apa aja? Bisa tolong dijelaskan penggunaanya.
Bu Enny: Rencananya, donasi tersebut akan dialokasikan untuk pembagian kacamata baca khususnya pada lansia. Kemudian, kita juga melakukan kampanye deteksi katarak sejak dini umpamanya nanti di masyarakat lansia dan juga melalui pendekatan posyandu. Posyandu sekarang juga mulai berubah mindset ya, kan akan menjadi posyandu Integrasi Layanan Primer (ILP). Nah, di dalam posyandu ILP sendiri, salah satu item yang harus diperiksa untuk para orang dewasa dan lansia itu adalah deteksi dini penglihatan. Jadi, kami melihat kayaknya bisa juga insersi program posyandu untuk membawa pesan dari Campaign ini kita bisa lanjutkan di sana. Itu terkait deteksi dan operasi katarak sejak dini.
Champ: Menurut Bu Enny, dunia yang lebih baik itu seperti apa?
Bu Enny: Dunia yang lebih baik adalah dunia yang orang-orangnya melihat lebih terang, baik secara fisik ataupun mindset, ya. Jadi, secara fisik bisa melihat dengan lebih terang karena saya merasakan pakai kacamata gini pasti berandai-andai, “Wah, seandainya aja tidak pakai kacamata.” Betapa bahagianya kalau bisa melihat lebih terang.
Tapi, kita juga berharap dengan mata yang lebih terang, masa depan kita akan lebih terang, pikiran kita lebih terang, perasaannya juga lebih terang. Kita berharap bahwa dengan mata yang lebih terang, masa depan anak-anak dan bangsa kita juga lebih terang.
Gimana, Changemakers? Kamu pasti makin aware kan, kalau mengenali dan mendeteksi dini katarak memang sepenting itu? Soalnya, deteksi dini katarak sangat penting untuk mencegah penurunan penglihatan yang lebih serius.
Nah, bagi kamu yang ingin berkontribusi pada isu kesehatan mata, cobain deh ikutan Challenge Deteksi dan Operasi Katarak Segera. Jumlah donasi yang akan disalurkan oleh Yayasan Dunia Lebih Baik (YDLB), Ishk Tolaram, dan A New Vision setelah kamu menyelesaikan Challenge ini adalah sebesar Rp25 ribu. Nantinya, donasi ini akan digunakan untuk kegiatan deteksi dini katarak dan pembagian kacamata baca untuk lansia di wilayah Jawa Tengah/ Jawa Timur. Yuk, selesaikan Challenge-nya!