β
Hai, Changemakers!
Program Doing Good #ForABetterWorld alias DGFW yang udah ditunggu-tunggu akhirnya kembali lagi, nih! Hayoo...ada yang tahu nggak Champ berkolaborasi sama siapa kali ini? Jadi, di DGFW kemarin Champ berkolaborasi dengan Epicentrum Universitas Padjadjaran (Unpad). Asal kamu tahu, mereka itu peduli banget sama isu sosial dan lingkungan, loh.
Nggak cuma itu, mereka juga peduli dengan isu kesehatan mata dan menyelesaikan enam Challenge yang berkaitan dengan isu kesehatan mata. π€© Penasaran sama kesan dan pesan mereka setelah bergabung dalam program DGFW? Yuk, langsung aja kepoin cerita dari Kak Sonya, Kak Pece, dan Kak Alif di bawah ini!
Champ: Hai, teman-teman Epicentrum Unpad! Champ senang sekali bisa ngobrol sama kalian! Sebelumnya boleh perkenalkan diri dan ceritakan kesibukan kalian akhir-akhir ini?
Kak Sonya: Nama saya Pesona Febri Avanty (Sonya), mahasiswa S-1 Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad. Kesibukan saya akhir-akhir ini adalah mempersiapkan Ujian Akhir Semester (UAS) dan tergabung dalam beberapa organisasi di kampus baik itu tingkat jurusan, fakultas, dan juga universitas.
Kak Pece: Nama aku Salsabilla Putri Cantika atau biasa dipanggil pece dari program studi Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad. Untuk kesibukan akhir-akhir ini karena Epicentrum udah selesai jadi mungkin cuman lagi fokus di kuliah sama di Himpunan Mahasiswa (Hima) dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (BEM Fikom).
Kak Alif: Saya Muhammad Alif Arifin. Saya lahir di Cimahi tanggal 7 Agustus 2005. Untuk kesibukan, saya akhir-akhir ini sedang mengikuti dua organisasi, yaitu BEM Fikom Unpad dan Himpunan Mahasiswa Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Hima Mankom Fikom Unpad). Nah, baru aja kemarin itu beres satu kepanitiaan, yaitu Epicentrum 2024.
Champ: Wah, kalian produktif banget, ya. Epicentrum Unpad itu kan, acara festival komunikasi yang diinisiasi oleh BEM Kema Fikom Unpad. Kalau boleh tahu, apa aja momen-momen yang nggak terlupakan dari Epicentrum 2024? Mungkin bisa diceritain juga suka dukanya saat merancang acara ini sampai bisa terlaksana.
Kak Sonya: Setiap momen menurut saya sangat berkesan. Dari awal bergabung, mulai-mulai demotivasi bekerja, sampai akhirnya acara terlaksana dengan baik. Kebetulan teman-teman sedivisi saya sangat menyenangkan jadi kita banyak mengobrol. Waktu itu sempat juga kita jalan-jalan ke Garut untuk bonding. Juga karena timeline acaranya kurang lebih enam bulanan, saya merasa sangat attach dengan kepanitiaan ini. Walaupun banyak ups and downs, overall seru!!!
Kak Pece: Momen yang nggak bisa terlupakan bagi aku itu saat main event khususnya di-awarding night-nya, sih. Selama merancang acara Epicentrum sampai bisa terlaksana kayaknya lebih banyak suka daripada dukanya, soalnya kita bisa kerja bareng dan ketemu sama orang-orang baru juga. Karena aku di divisi sponsorship, mungkin dukanya sih pas di-ghosting sama sponsor.
Kak Alif: Kalau menurut saya, momen-momen nggak terlupakan itu ketika rapat divisi ya, kak. Soalnya divisi kita tuh menurut saya salah satu yang bonding gitu dan asik anak-anaknya. Kalau nggak enaknya itu saya kaget aja sih sama jobdesk-nya karena ngejar-ngejar sponsor atau media partner gitu.
Champ: Apa yang membuat kalian tertarik dengan ilmu komunikasi?
Kak Sonya: Berangkat dari kekurangan saya dalam berkomunikasi, saya kemudian memutuskan untuk memilih ilmu komunikasi. Sepengetahuan saya saat itu, ilmu komunikasi itu luas dan belajarnya cukup santai.Β
Kak Pece: Alasan aku tertarik dengan ilmu komunikasi yaitu karena menurut aku komunikasi itu mencakup aspek yang penting banget buat kehidupan sehari hari jadi akan sangat bermanfaat juga untuk melatih berkomunikasi di hadapan publik lalu cakupan prospek kerjanya juga cukup luas.
Kak Alif: Kenapa saya pengen masuk Manajemen Komunikasi Unpad dikarenakan saya lebih suka cari jurusan yang berkaitan dengan sosial dan humaniora (soshum), contohnya Manajemen Komunikasi. Selain itu, saya nggak mau lagi ketemu dengan itung-itungan, kak.
Champ: Isu sosial atau lingkungan apa yang sedang kalian khawatirkan akhir-akhir ini?
Kak Sonya: Gelombang panas yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia pada pertengahan tahun 2024, yang menyebabkan krisis air di beberapa daerah dan kerugian ekonomi bagi petani.
Kak Pece: Isu sosial atau lingkungan yang sedang dikhawatirkan mungkin selain dari perubahan iklim yang tidak menentu dan kesadaran masyarakat akan sampah yang cukup memprihatinkan, aku juga khawatir dengan ketidakmerataan pendidikan di Indonesia.
Kak Alif: Kalau isu sosial saya lebih mengkhawatirkan serangan Israel ke Palestina, soalnya dari kemarin itu masih banyak serangan-serangan yang membabi buta dari tentara Israel.
Champ: Champ setuju banget sih sama pendapat kalian. Lalu, apa yang ingin kalian lakukan untuk terlibat dalam isu tersebut?
Kak Sonya: Melakukan kampanye kesadaran dan edukasi. Contoh kampanyenya bisa yang sederhana saja berupa pemberian edukasi ke sekolah-sekolah atau kampanye di media sosial.
Kak Pece: Mencoba untuk melakukan perubahan terhadap diri sendiri dulu dengan mengurangi penggunaan sampah dan selalu mengingatkan serta menyadarkan sekitar akan pentingnya kebersihan lingkungan.
Kak Alif: Mungkin kalau dari saya lebih ngeboikot produk-produk yang membantu Israel. Contohnya kayak coca-cola, sprite, terus MCD, KFC, dan sebagainya.
Champ: Beberapa waktu lalu, Campaign dan Epicentrum Unpad udah berkolaborasi di Doing Good Foor A Better World dan mengikuti Challenge sosial di aplikasi Campaign #ForABetterWorld. Apa Challenge yang paling berkesan bagi kalian?Β
Kak Sonya: Saya menyukai Challenge Peduli Kesehatan Mata Indonesia. Challenge tersebut menyadarkan saya akan pentingnya menjaga kesehatan mata dan mengingatkan saya untuk tetap bersyukur atas karunia yang diberikan Tuhan berupa mata.
Kak Pece: Ayo Jaga Kesehatan Mata Anak kak, menurut aku sejak kecil kita harus sudah menjaga kesehatan mata karena masa anak-anak itu sedang masa tumbuh kembangnya, sehingga itu akan mempengaruhi bagaimana kedepannya. Dengan Challenge ini kita sudah berusaha berkontribusi untuk menciptakan generasi yang menjaga kesehatan mata sejak dini terlebih pada misi foto aktivitas di luar ruangan itu secara tidak langsung memperlihatkan bahwa ada banyak kegiatan yang bisa dimanfaatkan oleh anak-anak selain menggunakan gadget.
Kak Alif: Deteksi dan Operasi Katarak Segera! Yang saya berkesan mengikuti Challenge kemarin itu saya lebih tahu tentang informasi-informasi katarak yang sebelumnya saya nggak tahu katarak itu penyebabnya kayak gimana, saya juga jadi tahu dan lebih membuat saya itu ingin mencegah penyakit katarak ini.
Champ: Menurut kalian, dunia yang lebih baik itu seperti apa?
Kak Sonya: Menurut saya, dunia yang lebih baik adalah dunia di mana kesejahteraan dan keadilan sosial merata, lingkungan alam dilestarikan, hak asasi manusia dihormati, teknologi dimanfaatkan untuk kebaikan bersama, pendidikan dan kesehatan dapat diakses oleh semua, dan masyarakat hidup dalam harmoni dengan saling menghormati dan empati.
Kak Pece: Menurut aku dunia yang lebih baik yaitu ketika dunia ini memiliki lingkungan yang bersih, semua orang mendapatkan kehidupan yang layak, mendapatkan keadilan, dan kesejahteraan.
Kak Alif: Menurut saya, dunia yang lebih baik adalah yang saling menghargai satu sama lain dan cinta lingkungan.Β
Nah, itu tadi cerita dari teman-teman Epicentrum Unpad soal kolaborasi mereka dengan Campaign di Doing Good #ForABetterWorld. Gimana, Changemakers? Mereka menginspirasi banget, kan? Soalnya mereka mengajarkan kita kalau setiap orang itu bisa berdampak ke lingkungan sekitar bahkan dengan perbuatan yang sederhana. Kamu juga bisa mengambil kesempatan tersebut! Caranya dengan menyelesaikan Challenge di atas yang udah Champ spill. Yuk, sama-sama menjadi bagian dari perubahan untuk dunia yang lebih baik.