Hai, Changemakers!
Selamat merayakan Hari Mangrove Sedunia! Mangrove emang banyak manfaatnya tapi kalian harus tahu, kalau keberadaan mangrove kian mengkhawatirkan. Menurut KTT AIS Forum, mangrove yang ada di dunia berada di kondisi yang kritis. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan mangrove terbesar di dunia, jumlah mangrovenya terus mengalami penyusutan.
Mangrove, Nasibmu Kini…
Contoh kecilnya saja keberadaan mangrove di Jawa Timur. Menurut artikel dari Walhi Jatim, ada 57.500 hektare lahan mangrove di Jawa Timur pada tahun 1985. Tapi, pada tahun 2022 menyisakan 27.221 hektare.
Mirisnya lagi ketika kita mengetahui jumlah mangrove di Indonesia berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Menurut data yang ada, sejak 2010 sampai 2020, Indonesia kehilangan tutupan mangrove seluas 200 ribu hektare. Kehilangan paling tertinggi terjadi pada tahun 2016, seluas 60 ribu hektare.
Sebab utama penyusutan mangrove akibat adanya aktivitas pengalihan fungsi lahan. Seperti digantikan dengan pembangunan pelabuhan, tambak ikan, perumahan. Sungguh bikin hati teriris.
Mangrove yang Punya Banyak Manfaat
Gimana nggak mau teriris, jika melihat dari besarnya manfaat mangrove. Jangan mengira, mangrove hanya punya manfaat untuk menahan terjadinya erosi dan abrasi. Salah besar! Karena mangrove masih punya banyak manfaat untuk kehidupan.
1. Mangrove dapat mempercepat penguraian bahan kimia yang tercemar di perairan.
2. Mencegah terjadinya intrusi air laut ke daratan. Jika daratan mengalami intrusi air laut, membuat air menjadi payau sehingga nggak layak dikonsumsi.
3. Menyerap emisi karbondioksida. Menurut penelitian dari CIFOR, hutan mangrove di Indonesia dapat menyerap lima kali karbon dibandingkan hutan tropis di dataran tinggi.
4. Menjadi sumber makanan. Mungkin kalian baru tau kalau buah pohon mangrove bisa diolah menjadi kue dan juga sayuran.
5. Menjadi sumber tanaman obat. Meski belum ada studi yang membuktikannya, tapi masyarakat uda mulai menggunakan mangrove sebagai bahan obat. Seperti masyarakat Maluku Utara yang menggunakan Rhizophora apiculata untuk obat muntah, rematik, dan nyeri otot.
Selain bermanfaat untuk manusia, mangrove juga penting untuk kehidupan flora dan fauna. Karena mangrove menjadi habitat bagi flora dan fauna. Jika keberadaan mangrove terus dibabat, maka flora dan fauna juga terancam.
Kegiatan Tim Campaign Menanam Mangrove
Dengan melihat besarnya manfaat mangrove bagi kehidupan manusia, flora, dan fauna, tapi di satu sisi keberadaannya mulai menyusut, membuat Campaign ikut berpartisipasi menanam mangrove bersama teman-teman dari Mangrove Jakarta, Bayu Buana, dan Yayasan Dunia Lebih Baik. Penanaman mangrove dilakukan di Desa Pantai Bahagia, Muaragembong. Selain menanam mangrove, kegiatan lainnya juga meresmikan pendirian toilet bersama.
FYI, masyarakat di Desa Pantai Bahagia, kesulitan mendapatkan air bersih. Kesulitan air bersih di Desa Pantai Bahagia disebabkan oleh abrasi dan banjir rob. Kalau mau mendapatkan air bersih mereka harus mengebor air dengan kedalaman 100 meter.
Itu sebabnya, menanam mangrove menjadi kampanye sosial untuk memberikan dampak yang bermanfaat untuk masyarakat Desa Pantai Bahagia. Perjalanan ke Desa Pantai Bahagia harus ditempuh menggunakan perahu menyusuri anak Sungai Citarum dengan waktu tempuh sekitar 45 menit.
Sesampainya di Desa Pantai Bahagia, teman-teman dari Campaign, Mangrove Jakarta, Bayu Buana, dan Yayasan Dunia Lebih Baik disambut oleh warga. Ketika berada di rumah salah satu warga, mereka menyambutnya dengan aneka makanan yang terbuat dari mangrove.
Setelah ramah tamah dengan warga, kegiatan dilanjutkan dengan peresmian toilet bersama. Lalu, dilanjutkan pada acara menanam mangrove bersama. Ternyata eh ternyata, untuk menanam mangrove bukan perkara mudah. Soalnya, ketinggian air di sana waktu itu hampir seperut orang dewasa. Penanaman mangrove dilakukan sampai pukul 16.00 karena jika malam, air akan tinggi akibat pasang laut.
Beneran deh, seru banget! Soalnya bisa memberikan dampak untuk memperbaiki lingkungan. Udah seharusnya, kita nggak boleh merusak dan menghancurkan lingkungan. Sebab, sebagai manusia, kita juga bergantung pada lingkungan. Jika lingkungannya rusak, maka berdampak buruk bagi manusia.
Sebenarnya salah satu penyebab mengapa manusia merusak lingkungan akibat menganggap dirinya superior. Padahal, harmoni kehidupan bisa terjadi kalau kita bisa saling menghargai. Poin intinya, kita harus belajar menghargai. Buat kalian yang mau belajar melatih sikap saling menghargai, bisa ikut Challenge Bantu Pemeluk Agama Minoritas di Kota Pariaman Dirikan Rumah Ibadah dari Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) Sumbar.
Challenge ini berangkat dari fenomena masih rendahnya toleransi di Kota Pariaman. Dengan menyelesaikan Challenge, akan membuka donasi sebesar Rp40 ribu yang didanai oleh A Better World Foundation. Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk biaya operasional penyelenggaraan diskusi publik, seperti,perlengkapan, pemantik dan honorarium fasilitator. Yuk, jadi bagian dari agen toleransi sekarang juga!
Referensi:
https://bisnis.tempo.co/read/1524422/setiap-tahun-ri-kehilangan-52-ribu-hektare-lahan-mangrove-setara-luas-new-york
https://lindungihutan.com/blog/manfaat-hutan-mangrove/
https://dislutkan.kalteng.go.id/berita-detail/ragam-fungsi-dan-manfaat-mangrove#:~:text=Selain%20pengurai%20limbah%20organik%2C%20hutan,yang%20kencang%20pada%20musim%20tertentu.
https://internationalanimalrescue.or.id/hutan-mangrove/
https://www.ekuatorial.com/2021/06/hutan-mangrove-telanjur-dibabat-namun-tambak-tak-menghasilkan/
https://news.republika.co.id/berita/rpg9xe463/indonesia-kehilangan-200-ribu-hektare-tutupan-mangrove-hingga-2020
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-66269380
https://walhijatim.org/2023/07/26/hutan-mangrove-di-jawa-timur-dalam-ancaman/
Lokasi
