Hai, Changemakers!
Menurut kamu positive relationships itu yang seperti apa, sih? Yang punya pasangan saling mendukung? Komunikasi berjalan 2 arah? Atau lainnya? “Hemm, kanapa nih, kok mendadak Champ ngomongin positive relationships, ya”.
Jadi gini, hari ini bukan sembarang hari Rabu seperti biasanya loh, Changemakers. Soalnya hari ini kita merayakan World Sexual Health Day atau Hari Kesehatan Seksual yang jatuh setiap tanggal 4 September. Nah, kebetulan tema Hari Kesehatan Seksual kali ini adalah positive relationships! Di tambah Champ suka aja gitu mendengar cerita-cerita teman Champ yang berada dalam hubungan yang kurang baik, tapi kira-kira orang yang pernah berada dalam toxic relationship punya pandangan positive relationships yang seperti apa, ya? Coba kita gali.
“Hubungan yang tidak mengekang dan membiarkan satu sama lain bertumbuh🥰 Dulu pernah ada di hubungan itu soalnya. Hubungan yang mengekang untuk mengenal dunia lebih luas. Dan mulai sadar hubungan gitu gak baik, setelah baca buku-buku dari Erich Fromm.😄” - Changemaker, Anonim 1.
“Positive Relationship kayaknya gak yang terlalu mengekang. Dulu, waktu SMA, pernah putusin cewek karena dia agak ngekang. Meskipun dulu masih cinta monyet, tapi agak keganggu aja sampe mau temenan pun susah jadinya.
Terus, Positive Relationship itu sebenernya gak harus 24/7 harus ngabarin, tapi ada waktu meluangkan buat berkabar. Karena kalo 24/7 samsek gak mau inisiatif ngabarin, pasti ujungnya ada cekcok karena prasangka. Menurut gw, berkabar itu kayak minimum banget sih.
Terus kalo Toxic Relationship pernahnya sama temen — ini konteks circle sih, jadi sering ada orang yang left tiba-tiba terus ngeblock. Pas gw tanya, dia gak mau jawab dan ngindar. Kitanya capek kan dan draining juga, jadi kayak ini juga satu pemikiran yang harus diterapin sih.
Kalo ada masalah, ngobrol, kecuali emang mau take our time dulu, tapi better kasih tau, “Aku butuh waktu semdiri dulu ya”, bukan ngilang maen block padahal gak tau spesifik salahnya apa.” -Changemaker, Anonim 2.
“Bulan lalu aku ketemu buku "The Mastery of Love" oleh Don Miguel Ruiz di gramedia. Buku ini relate banget dan ada beberapa chapter mengenai hubungan sehat bersama pasangan, keluarga, kerabat dan lain-lain. Soal Positive Relationship yang aku belajar dari buku ini dan termasuk kunci longlast hubungan pribadi aku sama pasangan😂
Kamu sama pasangan harus bisa saling sayang tanpa ada drama, tuntutan, atau takut ditinggalin. Intinya, biarin dia jadi dirinya sendiri, dan kamu juga harus jadi diri kamu sendiri. Jangan bawa luka lama ke hubungan baru, terus komunikasiin aja semua secara jujur tanpa takut dihakimi. Kalau udah gini, kalian berdua bakal bisa saling support buat tumbuh bareng, tanpa ngerasa terikat sama harapan yang nggak realistis. Pokoknya, keep it chill and full of love” -Changemaker, Anonim 3.
Wah, menarik banget, ya cerita-cerita dari Changemakers yang tengah memperjuangkan positive relationships. Kamu ada yang relate sama cerita-cerita di atas? Sebelum itu sebenernya apa sih, positive relationships itu?
Dilansir dari Psychlogy Today, penulis dan wellness expert Michelle Gielan menjelaskan positive relationships adalah sebuah kolaborasi untuk membuat kita menjadi versi terbaik masing-masing. Hal ini nggak cuma diperlukan di pernikahan dan pasangan tapi juga berlaku di hubungan pertemanan, anak dan kakek-nenek. Hubungan yang positif memberikan kita kesempatan untuk menginvestasikan energi kita untuk menjadi lebih baik begitupun sebaliknya. Kita dan pasangan harus hadir, mendengarkan, mengekspresikan diri dan peduli satu sama lain di waktu dan perhatian tertentu. Ketika itu semua berjalan dengan baik, kita akan bisa melihat kebahagiaan dan kepuasan di diri sendiri juga pasangan.
Positive relationships dan Hari Kesehatan Seksual
“Hemmm, emang apa nyambungnya Hari Kesehatan Seksual dengan positive relationships?” eitsss, tunggu-tunggu. Emang sekilas terlihat ada celah, tapi ternyata dua isu ini saling berkaitan, loh. Dilansir dari World Association for Sexual Health (WAS) Kesehatan seksual memerlukan pendekatan yang positif dan penuh hormat terhadap seksualitas dan hubungan seksual agar mendapatkan pengalaman seksual yang aman, bebas dari paksaan, diskriminasi dan kekerasan.
Faktanya, Berdasarkan Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan tahun 2023, kekerasan seksual di Indonesia tercatat sebanyak 2.078 kasus, atau 24,69% dari total kasus kekerasan terhadap perempuan. Rincian jenis kekerasan terhadap perempuan berdasarkan CATAHU 2023 sebagai berikut:
Kekerasan psikis: 3.498 kasus, atau 41,55%
Kekerasan fisik: 2.081 kasus, atau 24,71%
Jadi, dari permasalahan di atas positive relationships merupakan salah satu solusi untuk mencegah terjadinya hubungan yang kurang baik hingga menjurus ke arah kekerasan seksual yang nggak diinginkan. Tapi bagaimana caranya untuk membangun hubungan yang positif?
Membangun hubungan yang positif
Ada banyak cara untuk membangun hubungan yang positif salah satunya yaitu seperti yang dilansir dari Clarity Clinic:
Terbuka dan membangun komunikasi yang jujur
Mendukung, baik dari segi emosi dan fisik
Cinta tanpa syarat
Menunjukan minat dan ketertarikannya di kebahagiaan atau hobi satu sama lain
Saling memahami
Nggak memelihara sifat menghakimi satu sama lain
Membangun kemandiriaan di dalam hubungan
Mengurangi sifat cemburu
Nggak cuma poin-poin di atas masih banyak cara lainnya untuk mulai membangun hubungan yang positif bersama orang tersayang.
Langkah PT Danpac Pharma dan Campaign untuk kesehatan seksual
Untuk membangun kesadaran terkait kesehatan seksual Campaign percaya dibutuhkan kolaborasi antar pihak agar gerakan ini bisa tersampaikan ke masyarakat yang lebih luas dan tentunya bisa sampai di kamu. Oleh karena itu pada 18 Juni 2022 lalu di Puskesmas Kalideres PT Danpac Pharma, Asian Medical Students Association (AMSA) Indonesia dan juga Campaign berkolaborasi melalui kampanye #CareForHer.
Kampanye #CareForHer terdiri atas beberapa program dengan tujuan yang sama, meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang kanker serviks salah satu programnya yaitu Challenge di aplikasi Campaign #ForABetterWorld dan juga kegiatan turun langsung ke lapangan untuk cek kesehatan, tes IVA, dan pap smear yaitu prosedur pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi kanker serviks pada perempuan, semua dilakukan secara gratis.
Kabar baiknya melalui kampanye #CareforHer kita berhasil mengumpulkan 1485 pendukung dengan total 1794 aksi dan total donasi tanpa uang sebesar Rp13.35 juta yang didanai oleh PT Danpac Pharma dan Yayasan Dunia Lebih Baik. Donasi ini akan digunakan oleh AMSA Indonesia untuk menjalankan kegiatan sosialisasi mengenai kanker serviks dan cara mencegahnya.
Perusahaan Anda juga bisa memberikan dampak
Perusahaan atau bisnis Anda juga bisa jadi bagian perubahan! Seperti yang sudah dijelaskan di awal, Campaign percaya untuk menghasilkan dampak yang besar juga perlu upaya yang panjang dan peran kolektif yang masif. Oleh karena itu, kami mengundang Anda untuk turut berkontribusi dalam aksi baik yang bisa kita lakukan bersama.
Bagi perusahaan yang ingin mewujudkan komitmen sosialnya dapat mengisi formulir di https://bit.ly/FormSponsorFlagship
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi [email protected]. Mari berkolaborasi untuk dunia yang lebih baik!