#ForABetterWorldID

Acara Screening Film Futurizzteam Bikin Nambah Wawasan Stunting

profile

campaign

Update

​Hai, Changemakers!

Kalau datang ke acara seminar, diskusi atau screening film, tentu kita punya harapan buat nambah pengetahuan. Meskipun nggak ada jaminan bakal tercapai.

Loh, maksudnya gimana?

Begini, pengetahuan di acara seminar, diskusi, dan screening film bakal terbentuk kalau pesertanya aktif bertanya dan pematerinya berkualitas.

Nah, waktu datang di acara screening film Futurizzteam, Champ dapat pengetahuan stunting yang wow banget! Soalnya bukan cuman nonton film Indonesia’s Silent Emergency: Stunting in Rural Population produksi MD Entertainment, tapi semakin “daging” karena pematerinya punya kedalaman ilmu mengenai stunting.

Acara yang digelar pada 16 Desember 2024 di Ruang Sidang Lantai 3 Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ menghadirkan Dr. Elsa Fitri Ana, S. Keb seorang Dosen Pendidikan Masyarakat FIP UNJ, Amrita dan Najmi dari Generasi Bebas Stunting.

Ketiganya memaparkan materi yang berbeda, tapi saling melengkapi. Ibu Elsa Fitri Ana menjelaskan, kenapa stunting lebih banyak terjadi di desa daripada kota? Menurutnya, akses kesehatan di kota lebih mudah daripada di desa. Ditambah lagi kehadiran tenaga kesehatan yang belum merata.

Selain dari sisi kesehatan,tingginya stunting di desa akibat kurang baiknya tingkat pendidikan masyarakatnya.

Ibu Elsa Fitri Ana juga menjelaskan mengenai alasan stunting sulit diatasi. Soalnya setiap desa punya karakter persoalan yang berbeda-beda. Misalnya NTT, permasalahannya ada pada air bersih. Faktor lainnya adalah budaya. Jika sebuah wilayah punya budaya yang nggak mendukung ASI eksklusif, maka mempersulit penyelesaian stunting.


image

Untuk Kak Amirta membahas tentang esensi stunting dan dampaknya. Kak Amirta mengatakan kalau kondisi tubuh anak pendek, belum pasti stunting. Jika anak terkena stunting, membuatnya mudah terkena penyakit. Dampak buruk lainnya, bisa mengganggu pencapaian ekonomi negara kalau generasi ke depan banyak yang terkena stunting.

Nggak kalah kerennya sama yang disampaikan Kak Najmi. Kak Najmi menjabarkan tentang cara mengukur kekurangan gizi kronis melalui metode pengukuran berat badan per tinggi badan. Hal lain yang disampaikan, mengenai dampak negatif dari kekurangan gizi dalam aspek kognitif di bidang pendidikan.

Tiga pemateri yang memberikan efek baik untuk 50 lebih peserta yang hadir. Terbukti dari feedback peserta melalui form. Rata-rata peserta menyampaikan kalau semakin tau tentang persoalan tentang stunting.

Biar kamu ikutan makin paham sama stunting, bisa banget ambil Challenge Ayo bergerak Anak Indonesia Darurat Stunting DarTing. Tiga aksinya bisa mendorong kamu makin paham dengan stunting. Yuk, jadi generasi cerdas tentang stunting!



heart

Hearts

heart

Komentar

Komentar

Done
Download aplikasi Campaign #ForABetterWorld untuk dunia yang lebih baik
Tingkatkan dampak sosialmu dan mari mengubah dunia bersama.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone